Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
19
budayanya. Artinya, konteks sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan perkembangan sastra su-
atu bangsa.
D. Asal-usul Genetik Karya Sastra: Hippolyte
Taine dan Lucien Goldmann
Taine, seorang filsuf, sejarawan, politisi, dan kritikus sastra Perancis dianggap sebagai peletak
dasar mazhab genetik dalam kritik sastra Laurenson Swingewood,1972:31; Damono, 1979:21. Menurut
Taine sastra bukanlah sekedar permainan imajinasi yang pribadi sifatnya, tetapi merupakan rekaman
tata cara zamannya, suatu perwujudan macam pikiran tertentu. Apa yang dikemukakan oleh Taine
menunjukkan adanya hubungan antara sastra yang diciptakan pengarang melalui imajinasi dan pema-
hamannya terhadap apa yang terjadi dalam ma- syarakatnya dengan norma-norma dan nalar kolek-
tif masyarakat tempat pengarang dan pembaca hidup. Melalui sastra, seorang pengarang dapat me-
ngungkapkan kembali norma-norma dan nalar kolek- tif masyarakat yang melahirkan karya tersebut.
Namun, dalam hubungannya dengan fungsi do- kumen tersebut, Taine membedakan antara karya
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
20
sastra besar yang monumental dan karya sastra biasa. Sastra hanya dapat dianggap sebagai doku-
men, apabila ia merupakan monumen. Hanya pu- jangga yang sungguh-sunguh besar saja, yang mam-
pu menggambarkan zamannya sepenuh-penuhnya. Menurut Taine via Damono, 1979:22 sebab-sebab
yang melatarbelakangi timbulnya sastra besar antara lain adanya hubungan timbal balik antara ras, saat,
dan lingkungan. Hubungan timbal balik antara ras, saat, dan lingkungan tersebut menghasilkan suatu
struktur mental yang praktis dan spekulatif, yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya gagasan-
gagasan yang selanjutnya akan diwujudkan dalam sastra dan seni. Ras menurut Taine mengacu pada
ciri turun-temurun seperti perangai, bentuk tubuh, juga sifat-sifat suatu bangsa, sementara saat dapat
berarti periode yang memiliki gambaran khusus tentang manusia, jiwa zaman, atau tradisi sastra.
Kajian sastra yang menekankan pada aspek ge- netik asal-usul sastra selanjutnya dikembangkan
oleh kritikus Lucien Goldmann dari Perancis, yang dikenal dengan pendekatan strukturalisme genetik.
Goldmann memahami asal-usul karya sastra dalam hubungannya dengan pandangan dunia kelompok
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
21
sosial pengarang dan kondisi sosial masyarakat yang melahirkan karya sastra Goldmann, 1981:74. Da-
lam hal ini struktur karya sastra dianggap sebagai ekspresi pandangan dunia kelompok sosial penga-
rang. Yang dimaksud dengan pandangan dunia me- nurut Goldmann 1981:112 adalah rumusan dari
gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan- perasaan yang menghubungkan secara bersama-sa-
ma anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang membedakannya
mempertentangkannya dengan
kelompok sosial lain. Pengarang dalam pandangan Goldmann dianggap sebagai wakil dari sebuah ke-
lompok sosial tertentu dalam masyarakatnya yang menyuarakan pandangan dunia masyarakatnya ke
dalam karya sastra yang ditulisnya. Berdasarkan pandangan tersebut, maka menu-
rut Goldmann, memahami karya sastra pada da- sarnya adalah memahami asal-usulnya dalam hu-
bungannya dengan pandangan dunia masyarakat yang melahirkannya, seperti yang disuarakan oleh
pengarang sebagai wakil masyarakatnya.
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
22
E. Sastra dan Marxisme: Karl Marx, Frederick