Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
72
berapa kegiatan, mulai dari memilih naskah, disusul dengan mencetak dan menerbitkannya.
Menurut  Junus  1988:11  penerbit  telah  meng- gantikan  fungsi  patron  pelindung  atau  induk  se-
mang,  tetapi  dengan  tujuan  yang  berbeda  dengan patron, yaitu untuk mencari keuntungan. Hubungan
antara  penerbit  dengan  penulis  tetap  terjalin  selama mereka  masih  terikat  oleh  kontrak.  Apabila  sistem
royalti  yang  dipilih,  dan  bukan  sistem  beli  putus, maka secara berkala penerbit akan melaporkan hasil
penjualan  buku  kepada  penulis  dan  membagi  ro- yaltinya.
C. Seleksi Naskah
Dalam  kegiatan  seleksi,  penerbit  atau  orang yang  ditugasi  telah  membayangkan  calon  publiknya.
Dari  berbagai  naskah  yang  ada  ia  akan  memilih mana  yang  paling  cocok  untuk  konsumsi  publik
tersebut Escarpit,  2005:74.  Bayangan  atau  perkira- an  itu  memiliki  dua  sifat  yang  saling  bertentangan:
antara  penilaian  tentang  apa  yang  diinginkan  calon publik dan penetapan nilai karya, tetapi juga tentang
selera bagaimana yang harus dimiliki publik tersebut mengingat  sistem etis moral masyarakat di mana ke-
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
73
giatan  penerbitan  itu  dilakukan.  Pertanyaan  sema- cam: Apakah buku itu akan laku? Atau Apakah buku
itu  baik?  Escarpit,  2005:75  juga  menjadi  pertim- bangan  dalam  pemilihan  naskah  yang  akan  diter-
bitkan. Ketika memilih untuk menerbitkan novel Saman
karya  Ayu  Utami,  atau  kumpulan  cerita  pendek Mereka Bilang, Saya Monyet karya Djenar Maesa Ayu,
misalnya penerbit Gramedia tentunya sudah memba- yangkan  siapakah  calon  komsumen  kedua  karya
tersebut. Dalam kasus tertentu, sebuah buku ditolak oleh  sebuah  penerbit,  sering  kali  bukan  karena
alasan  kurangnya  kualitas  isi  buku,  tetapi  penerbit tidak mampu membayangkan siapa calon konsumen-
nya,  sehingga  tidak  dapat  memperkirakan  apakah setelah  dicetak  dan  diterbitkan  sebuah  buku  dapat
laku  si  pasaran.  Novel  Merahnya  Merah  karya  Iwan Simatupang  ditolak  oleh  sejumlah  penerbit  akhir
tahun 1960-an, karena gaya penulisan dan ceritanya yang inkonvensional. Demikian pula, novel Cantik Itu
Luka karya Eka Kurniawan, juga pernah ditolak oleh penerbit  Gramedia,  untuk  kemudian  diterima  pener-
bit  Jendela,  Yogyakarta.  Setelah  mendapatkan  pem-
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
74
baca  yang  cukup  banyak,  novel  tersebut  kemudian diminta oleh penerbit Gramedia.
Menurut  Escarpit  2006  yang  terpenting  harus diperhatikan  dalam  proses  seleksi  buku  adalah
adanya  publik  dalam  teori  atau  publik  yang  diper- kirakan. Pilihan harus dibuat  atas nama publik dan
untuk  memenuhi  kebutuhannya.  Artinya,  sebuah buku diterbitkan oleh penerbit tertentu atau sebalik-
nya  ditolak    karena  adanya  calon  publik  yang  me- nunggunya,  bukan  semata-mata  buku  tersebut
“bernilai tinggi” secara ilmiah intelektual.
D. Pembuatan Buku