KapasitasKetahanan Sekolah Rendah Terhadap Risiko Erupsi Merapi

Ahmad Badawi | Peta Risiko Bencana Erupsi Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 29 alat-alat keselamatan dasar dan produk-produk kebijakan manajemen sekolah bagi pengurangan risiko bencana erupsi belum tersedia. Dukungan sumber daya manusia sebagai pemangku utama kapasitas dan ketahanan sekolah menunjukkan pemahaman manajemen sekolah bagi pengurangan risiko bencana masih rendah. Kepala Sekolah, guru, siswa dan wali murid belum terlatih manajemen bencana erupsi Merapi seperti protap evakuasi dan pengungsian dan standar keselamatan dasar di sekolah. Meskidemikian guru, siswa dan wali murid terbukti memiliki komitmen tinggi mendukung kebijakan sekolah dalam menghadapi situasi bencana erupsi Merapi tahun 2010. Sementara pengetahuan lokal yang dimiliki oleh sekolah adalah sekolah memiiki pengalaman mengelola respon darurat dan evakuasi siswa, guru dan wali murid di saat erupsi Merapi. Sekolah juga memiliki pengalaman menyelenggarakan sekolah darurat bagi siswa di pos-pos pengungsian. Tabel 4.6. Peta KapasitasKetahanan Sekolah SD Negeri Keningar 1 dan Keningar 2 Kepemili kan Ketersediaan Alat Kapasitas SDM Pengetahuan Lokal Dukungan Masyarakat Tanggung Jawab Pemerintah Lahan dan banguna n sekolah permane n milik Negara Alat-alat keselamatan dasar risiko bencana erupsi bagi guru dan siswa belum tersedia Kebijakan manajemen sekolah bagi pengurangan risiko bencana belum memadai Sekolah belum memiliki protap emergency respon Pemahaman manajemen sekolah bagi pengurangan risiko bencana rendah. Guru, siswa dan wali murid belum terlatih menajemen bencana evakuasi Guru berkomitmen tinggi mendukung kebijakan sekolah dalam situasi bencana. Sekolah memiliki pengalaman mengelola bencana erupsi. Sekolah memiliki pengalaman menyelenggar akan sekolah darurat. Komite sekolah berjalan dengan baik Masyaraka t dan wali murid mendukun g semua kebijakan sekolah Sekolah gratis, dana program emergency, rekonstruksi, rehabilitasi sekolah. Dukungan teknis alat- tools, kebijakan operasional diknas kurang Respon pemerintah lambat. Belum ada pendidikan kebencanaan bagi kepala sekolah guru. Pada aspek dukungan masyarakat, Komite Sekolah di SD Negeri Keningar 1 dan 2 berjalan dengan baik serta masyarakat dan wali murid mendukung semua kebijakan sekolah. Peran komite sekolah atau setidaknya secara personal, dalam penanganan pengungsian dan sekolah darurat cukup tinggi komitmennya. Pada aspek dukungan pemerintah, sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 didukung oleh penetapan kebijakan sekolah gratis pada tingkat dasar sesuai dengan amanat Ahmad Badawi | Peta Risiko Bencana Erupsi Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 30 Undang-Undang Sisdiknas Nomor 23 Tahun 2003. Tersedia juga lokasi dana dari pemerintah pusat dan daerah bagi program emergency respons, rekonstruksi, rehabilitasi pembangunan sekolah. Meskipun demikian, civitas sekolah di SD Negeri Keningar 1 dan 2 menyatakan bahwa dukungan pendanaan dari pemerintah bagi rekonstruksi dan rehabilitasi sekolah paska bencana sangat minim. Demikian juga pada dukungan teknis alat-tools dan kebijakan operasional bagi sekolah terkait pengurangan risiko bencana juga tidak memadai. Dukungan dari dinas pendidikan setempat maupun pada tingkat nasional dirasakan oleh civitas sekolah dan masyarakat masih kurang. Pada saat bencana erupsi Merapi terjadi civitas sekolah juga menilai bahwa respon pemerintah lambat. Bahkan pendidikan kebencanaan bagi kepala sekolah dan guru-guru di sekolah-sekolah di wilayah KRB III khususnya di SD Negeri Keningar 1 dan 2 belum pernah dilakukan. Deskripsi kapasitas dan ketahanan sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 diatas menghadapi kelemahan dan kekuatan yang mendasar. Kekuatan dan kapasitas civitas sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 dapat diuraikan sesuai tabel 4.7 di bawah. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diuraikan pertama, Bentuk Ancaman Pra Erupsi. Semburan abu vulkanik yang terjadi sewaktu-waktu. Bentuk ancaman ini sekolah memiliki kekuatan bahwa sekolah sudah terbiasa dengan aktifitas Merapi baik dalam kondisi tenang pra erupsi maupun dalam kondisi erupsi. Dibuktikan sekolah mampu menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar standar sesuai dengan amanat undang-undang 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tanda-tanda akan bahaya erupsi Merapi juga difahami oleh civitas sekolah meskipun satu sisi belum tersedia respon standar yang tentukan oleh sekolah bagi civitas sekolah. Pada sisi lain, kelemahan SD Negeri Keningar 1 dan 2 adalah sampai saat ini belum tersedia alat-alat standar keselamatan bagi siswa dan guru pada saat terjadi erupsi Merapi. Alat-alat standar keselamatan yang dibutuhkan adalah masker, tabung oksigen, kacamata, penutup kepala dan obat-obatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan P3K. Termasuk penting juga adalah tersedianya tenaga terlatih yang bisa menjalankan fungsi pertolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan. Tenaga terlatih ini dapat dilekatkan pada fungsi salah satu guru yang dilatih khusus untuk menjalankan fungsi tersebut. Menghidupkan kembali program dokter kecil yang pernah dijalankan oleh siswa sekolah dasar di tahun 80 dan 90 an dengan melatih siswa menghindari kecelakaan dan melakukan pertolongan pertama pada saat erupsi. Kelemahan mendasar pada pra erupsi adalah semua pengalaman dan kekuatan sekolah belum dirumuskan dalam peta risiko bencana yang bisa dijadikan rujukan kebijakan manajemen dan pengajaran sekolah. Bentuk secara operasional adalah pengalaman penanganan risiko bencana erupsi Merapi belum Ahmad Badawi | Peta Risiko Bencana Erupsi Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 31 secara khusus dimasukan dalam materi ajar bagi siswa dan peningkatan kapasitas gurukepala sekolah. Tabel 4.7 Peta Kekuatan dan Kelemahan Kapasitas SD Negeri Keningar Bentuk Ancaman Kekuatan Sekolah Kelemahan Sekolah Pra Erupsi Semburan abu vulkanik yang terjadi sewaktu- waktu Sekolah sudah terbiasa dengan aktifitas Merapi. Mampu menyelenggarakan sekolah standar. Tanda-tanda bahaya erupsi Merapi di fahami sekolah. Belum tersedia alat-alat standar keselamatan bagi siwa dan guru seperti masker, kacamata, penutup kepala, oksigen, dan P3K lainnya. Belum ada peta risiko bencana erupsi Merapi. Kurikulum kebencanaan belum diajarkan kepada siswa, guru kepala sekolah. Belum ada manajemen sekolah bagi pengurangan risiko bencana erupsi. Saat Erupsi Aliran lavamagm a, Awan panas, Gas beracun, Hujan Abukerikil Informasi BPPTKBNPB status Merapi. Alat komunikasiHP dimiliki guru wali Murid Informasi status Merapi belum sampai ke semua lapisan masyarakat rentan. Sumber informasi belum jelassimpang-siur. Sekolah memiliki pengalaman manajemen tanggap bencana Belum disusun standar manajemen sekolah bagi pengurangan risiko bencana yang terintegrasi Dukungan Negara dan pihak luar tinggi LSM, Universitas Berjalan sendiri-sendiri belum terkoordinasi dalam rencana aksi bersama. Komite sekolah di didukung oleh budaya gotong royong Prosedur dan jalur evakuasi di sekolah belum ada. Lokasi pengungsian akhir TPA tidak jelas Banjir Lahar Dingin Masyarakat memiliki pengalaman mengenali banjir lahar dingin. Peta ancaman risiko bencana banjir lahar dingin belum di fahami masyarakat. Lokasi pengungsian aman masih belum jelas. Sekolah Darurat Pengalaman mengelola sekolah darurat Lokasi pengungsian terpencar, belum terencana. Pengalaman belum dijadikan standar manajemen Paska bencana Sekolah kuat dalam inisitif menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesegara mungkin. Dukungan rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah tinggi. Gotong royong masyarakat, LSM dan Universitas. Sekolah rusak, ruang kelas penuh debu dan pasir; KBM belum siap dalam jangka waktu satu bulan; Pengalaman penanganan bencana belum menjadi materi ajar dan kebijakan sekolah. Kegiatan program mitigasi dan kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana belum disusun karena dukungan kementerian pendidikan nasional terkait hal ini masih kurang. Tujuan pembelajaran risiko bencana erupsi Merapi adalah dapat meningkatkan pemahaman, kewaspadaan dan kedewasaan siswa belajar hidup bersama risiko bencana. Memahami situasi dan respon yang harus dilakukan pada saat terjadi Ahmad Badawi | Peta Risiko Bencana Erupsi Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 32 ancaman bahaya erupsi Merapi. Termasuk kebijakan operasional sekolah terkait dengan pengurangan risiko bencana, emergency respon, evakuasi, pengungsian dan sekolah darurat. Pengalaman pembelajaran kebencanaan juga penting dijadikan bahan peningkatan kapasitas sumber daya guru dan kepala sekolah. Bagi guru peningkatan kapasitas tentang manajemen bencana dapat mengembangkan kegiatan belajar tentang materi kebencanaan bahkan trauma healing yang tepat kepada siswa. Guru juga dapat meningkat kemampuannya dalam partisipasi menyusun dan menjalankan standar respon yang diperlukan oleh sekolah pada saat situasi pra erupsi, emergency respon, evakuasi, pengungsian, penyelenggaraan sekolah darurat dan paska bencana. Sementara manfaat peningkatan kapasitas manajemen kebencanaan bagi Kepala Sekolah adalah meningkatkan kemampuan kepala sekolah mengintegrasikan kebencanaan didalam kebijakan-kebijakan sekolah. Kebijakan ini meliputi program sekolah pra erupsi, saat emergency respon, mekanisme evakuasi, pengelolaan pengungsian, penyelenggaraan sekolah darurat dan kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi paska bencana. Integrasi kebijakan manajemen sekolah berbasis bencana dapat menjadikan sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 sebagai model pengelolaan sekolah dasar yang berada di wilayah risiko tinggi bencana erupsi gunung berapi. Kedua, saat terjadi erupsi. Yaitu pada saat terjadi aliran lavamagmalahar, awan panas, gas beracun dan hujan abu. Kekuatan sekolah pada tahapan ini adalah sekolah dapat mengakses informasi BPPTKBadan GeologiBNPB tentang situasi Merapi. Kemampuan untuk akses informasi perkembangan status Merapi dari waktu ke waktu menjadi penting untuk sekolah dalam menentukan langkah- langkah yang diperlukan. Karena meskipun SD Negeri Keningar 1 dan 2 merupakan satuan pendidikan berada di bawah Kementerian Pendidikan Kabupaten Magelang, tetapi informasi perkembangan langkah-langkah apa yang harus dilakukan sekolah pada saat erupsi lambat dan kurang jelas. Kemampuan akses informasi ini juga didukung oleh kepemilikan alat-alat komunikasi seperti Hand Phone yang hampir dimiliki oleh semua guru dan wali murid. Meskipun demikian, ditemukan sisi kelemahan pada rujukan sumber informasi yang belum jelas atau simpang siur. Kelemahan ini disebabkan oleh kemudaan akses informasi yang terpercaya oleh masyarakat dan sekolah belum tersedia. Misalnya informasi lewat radio. Jaman sekarang jumlah radio terbatas dan lebih banyak jumlah televisi. Tetapi televisi memiliki kelemahan pada pemberitaan yang tersentral pada informasi global tingkat nasional. Ahmad Badawi | Peta Risiko Bencana Erupsi Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 33 Kekuatan lain adalah sekolah memiliki pengalaman manajemen tanggap bencana. Meskipun pengalaman tanggap bencana tersebut masih merupakan emergency response dan belum tersusun dalam rencana tindakan yang baik, tetapi pengalaman tersebut dapat menjadi tumpuan menyelenggarakan respon bencana yang dibutuhkan oleh siswa, guru dan orang tua murid. Pada bagian ini justru titik kelemahan sekolah. Karena pengalaman emergency response, evakuasi, mengelolaan sekolah darurat dan proses rehabilitasi sekolah, belum menjadi kebijakan baku operasional sekolah. Artinya kebutuhan dan tantangan di dalam menghadapi situasi bencana belum mampu mengubah pendekatan manajemen penyelenggaraan sekolah. Kekuatan pada kepemilikan lahan dan sekolah dibawah tanggung jawab Negara, menjamin keberlangsungan sekolah dasar Negeri Keningar 1 dan 2. Dukungan dari luar sekolah seperti dari lembaga swadaya masyarakat, universitas maupun organisasi massa lainnya juga cukup banyak. Meskipun demikian kelemahannya adalah dukungan dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan universitas masih berjalan sendiri-sendiri belum terkoordinasi dalam rencana aksi bersama untuk sekolah maupun untuk desa. Kekuatan sekolah juga tampak dari kinerja komite sekolah yang didukung oleh budaya gotong royong warga Keningar. Dalam kontek manajemen sekolah berbasis pengurangan risiko bencana, kelemahan komite sekolah dan desa adalah sampai saat prosedur dan jalur evakuasi belum bisa susun karena desa juga belum menyusun prosedur yang sama. Lokasi pengungsian akhir yang rencananya ditetapkan oleh pemerintah belum jelas. Oleh sebab itu kondisi kebijakan operasional sekolah terkait prosedur dan jalur evakuasi belum bisa di susun. Ketiga, banjir lahar dingin. Kekuatan yang dimiliki sekolah adalah masyarakat memiliki pengalaman mengenali banjir lahar dingin yang biasanya mengalir deras di Sungai Senowo dan Sungai Cacaban. Khusus untuk SD Negeri Keningar 1, beberapa siswa berasal dari desa Ngargotontro yang jika berangkat dan pulang sekolah harus menyebrangi sungai Cacaban. Risiko ancaman bahaya siswa di SD Negeri Keningar 1 cukup tinggi. Sementara kelemahan yang dirasakan oleh sekolah adalah, pemerintah belum menerbitkan peta risiko bencana banjir lahar dingin sesuai perkembangan erupsi Merapi terbaru. Oleh karena itu lokasi pengungsian yang aman dari risiko banjir lahar dingin masih belum jelas. Keempat, sekolah darurat. Kekuatan sekolah adalah memiliki pengalaman mengelola sekolah darurat di pengungsian bagi siswa. Penyelenggaraan sekolah darurat ini diselenggarakan oleh SD Negeri Keningar 1 dan 2 dengan susah payah. Faktor yang mempengaruhi adalah lokasi pengungsian siswa terpencar-pencar di berbagai tempat tidak dalam satu lokasi yang sama. Kelemahan lainnya adalah Ahmad Badawi | Peta Risiko Bencana Erupsi Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 34 penyelenggaraan materi sekolah darurat dilakukan berdasarkan kekuatan improvisasi guru dan kepala sekolah. Sampai saat ini pengalaman inisiatif sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 belum dijadikan standar manajemen sekolah darurat baik oleh sekolah, maupun dari kementerian pendidikan nasional di tingkat lokal dan nasional. Kelima, paska bencana. Sekolah memiliki kekuatan di dalam inisitif menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesegera mungkin setelah anak-anak kembali ke desa. Dukungan dari luar sekolah terhadap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi paska bencana sekolah cukup tinggi. Mulai dari dukungan gotong royong masyarakat desa, dana program pemerintah, program kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Universitas untuk program land clearing dan perbaikan infrastruktur sekolah. Kelemahannya adalah dukungan dari luar sekolah tidak saling bersinergi tetapi parsial. Diperlukan kemampuan untuk membangun sinergi program antara semua stakeholder tersebut dalam satu program bersama. Pada sisi kebutuhan teknis, dibutuhkan waktu perbaikan dan pembersihan yang lama terhadap infrastruktur sekolah yang rusak, penuh debu dan pasir. Kadang kegiatan belajar mengajar siswa baru berjalan normal setelah satu bulan sejak di bersihkan. Meskipun sekolah memiliki inisiatif yang kuat dan ada dukungan dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan universitas, tetapi belum menyentuh pada kelemahan yang paling mendasar. Yaitu pengalaman penanganan bencana belum menjadi materi ajar di sekolah. Kegiatan program mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di sekolah juga belum menjadi prioritas di kondisi paska bencana. Faktor kelemahan dukungan kebijakan untuk menginternalisasi pengalaman pengelolaan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di sekolah dari kementerian pendidikan nasional dirasakan juga masih kurang.

F. SDN KENINGAR 1 DAN SDN KENINGAR 2: SEKOLAH DENGAN RISIKO TINGGI

BENCANA ERUPSI MERAPI Berdasarkan deskripsi ancaman bahayahazards, Kerentanan dan Kapasitas Sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 tersebut diatas dapat rumuskan bahwa pertama, SD Negeri Keningar 1 dan 2 berada dalam situasi hazard bahaya erupsi karena berada dalam lokasi cakupan lintasan guguran lavalahar, paparan gas beracun, hujan abukerikil dan limpahan banjir lahan dingin. Intensitas bahaya meningkat jika erupsi Merapi terjadi di saat jam sekolah sedang berlangsung karena belum ada sistem koordinasi yang dibangun antara sekolah dan masyarakat terkait respon darurat. Kedua, vulnerability kerentanan masyarakat dan sekolah SD Negeri di kawasan Merapi cukup tinggi karena faktor lokasi dan infrastruktur sekolah yang berada di Ahmad Badawi | Peta Risiko Bencana Erupsi Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 35 cakupan ancaman bahaya. Sekolah sebagai aktivitas anak-anak usia rentan juga menjadi faktor pendukung kerentanan sekolah. Bagaimanapun sekolah mayoritas berisi kelompok rentan; anak-anak dan perempuan yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri terhadap situasi darurat yang terjadi. Sementara pengetahuan dasar tentang erupsi Merapi dan standar penyelematan dasar bagi siswa belum cukup dimiliki oleh civitas sekolah. Prinsipnya adalah ancaman bahaya belum menjadi kesadaran kolektif untuk membangun budaya aman. Meskipun tidak ada konflik yang berarti di sekolah dan masyarakat terkait dengan pengurangan risiko bencana, tetapi keyakinan masyarakat lokal tentang bahaya yang bersandar pada mitologi bisa menjadi kekuatan untuk mengurangi paparan kerentanan mereka. Kerentanan sekolah meningkat jika ancaman bahaya erupsi terjadi pada saat kegiatan belajar di sekolah sedang berlangsung. Ketiga, Pemahaman capacity kapasitas SD Negeri Keningar 1 dan 2 dan ketersediaan alat-alat tools mitigasi bencana erupsi Merapi masih rendah. Meskipun komunitas sekolah memahami tanda tanda dan dampak bahaya dan hidup bertahun-tahun bersama bahaya dan kesadaran kerentanan yang mereka hadapi, tetapi kemampuan tersebut belum di gunakan oleh masyarakat dan terutama sekolah untuk membangun konsep mitigasi dan kesiapsiagaan yang baik. Sekolah belum menyusun standar keselamatan dasar bagi civitas sekolah dan terintegrasi dengan kebijakan desa. Manajemen penyelenggaran SD Negeri Keningar 1 dan 2 di wilayah rentan ini juga masih sama seperti manajemen penyelenggaraan sekolah normal lainnya yang berada diwilayah risiko bencana rendah.

G. ANALISIS DAMPAK RISIKO BENCANA ERUPSI MERAPI

Analisis dampak risiko bencana erupsi Merapi bagi sekolah SD Negeri Keningar 1 dan SD Negeri Keningar 2 dapat dikelompokkan dalam beberapa dampak sebagai berikut: Pertama, dampak tertinggi pada kelompok paling rentan. Komunitas sekolah merupakan mayoritas kelompok rentan dalam perspektif analisis gender. Dampak bencana bagi anak-anak dan perempuan tentu berlipat kali lebih berat ketimbang dampak bagi laki-laki dewasa. Bentuk ancaman dampak bencana mulai dari sakit serangan saluran pernafasan sampai ke ancaman jiwa serta belum terhitung trauma bagi para kelompok rentan ini. Tetapi bagi anak-anak, perempuan dan diffable, mereka memiliki akses, kebutuhan dan partisipasi yang berbeda sesuai dengan tingkat umum dan jenis kelamin mereka. Dengan demikian anak-anak, perempuan dan diffable memerlukan kondisi khusus untuk bisa mengurangi paparan risiko bencana pada jangka panjang. Dalam kontek SD Negeri Keningar 1 dan 2 dampak bencana akan terkurangi jika penyelenggaraan bencana mengikuti kebutuhan, akses dan partisipasi yang berbeda dalam perspektif

Dokumen yang terkait

MODEL SISTEM LOGISTIK BENCANA BERBASIS SCM BERDASARKAN KASUS ERUPSI GUNUNG MERAPI 2010 MODEL SISTEM LOGISTIK BENCANA BERBASIS SCM BERDASARKAN KASUS ERUPSI GUNUNG MERAPI 2010.

0 2 12

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI MASYARAKAT DESA BALERANTE KECAMATAN KEMALANG Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Merapi Masyarakat Desa Balerante Kecamatan Kemalang Pasca Erupsi 2006 Dan 2010.

0 1 17

Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Merapi Berbasis Sekolah di Kabupaten Klaten Tahun 2012.

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Manajemen Sekolah Berbasis Safe School untuk Sekolah Rentan Bencana Banjir

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi)

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi) T2 942012005 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi) T2 942012005 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi) T2 942012005 BAB IV

0 1 107

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana (Studi Erupsi Gunung Merapi) T2 942012005 BAB V

0 0 5

Manajemen Bencana Erupsi Gunung Merapi Oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman.

2 8 197