Ruang Lingkup Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup a. Tujuan
5
Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi SMSBBE Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang -Jawa Tengah Tahun 2013 | Ahmad Badawi
terhadap pendekatan manajemen, prosedur, sumber daya manusia dan kebijakan maupun alat-alat pendukung berjalan sesuai dengan konsep Strategi Manajemen
Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi SMSBBE yang ditetapkan. Dengan siklus ini maka semua pengalaman respon bencana akan menjadi basis pengetahuan
baru dan di terapkan dalam sistem manajemen sekolah yang meningkat sesuai kebutuhan.
a. Mengapa Perlu SMSBBE Merapi?
Pertimbangan utama adalah komunitas sekolah yang terletak di wilayah risiko tinggi bencana erupsi Merapi KRB III terutama siswa dan diffable merupakan
salah satu kelompok rentan terhadap paparan erupsi Merapi. Komunitas sekolah meliputi siswa, guru dan tenaga kependidikan, orang tua siswa dan masyarakat
sekitar merupakan sumber daya dan aset yang harus menjadi prioritas pembangunan. Sekolah sebagai aset pengetahuan dan aset membangun
peradaban merupakan indikator penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat 1, Pasal 31 dan Pasal 32 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan jaminan atas hak dasar warga negara di bidang pendidikan UUD 1945, 2002. Sebagaimana
dituangkan didalam Bab IV. Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah, Pasal 5 Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 23 tahun 2003 Depdiknas, 2003.
Arah pembangunan millenium dunia terkait pengurangan risiko bencana saat ini menjadi prioritas. Konferensi Dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana World
Conference on Disaster Reduction di Kobe Jepang tahun 2005, 168 negara termasuk Indonesia menandatangani pesetujuan global bagi pengurangan risiko
bencana yang dituangkan dalam Hyogo Frame Work for Action HFA 2005 – 2015. Ada tiga tujuan strategis dan lima pilar prioritas kegiatan HFA. Tujuan strategi
tersebut: pertama Integrasi yang lebih efektif pengurangan risiko bencana ke dalam
kebijakan pembangunan
secara berkelanjutan,
perencanaan dan
penyusunan program pada semua jenjang dengan secara khusus memberikan penekanan pada pencegahan bencana, mitigasi, kesiapsiagaan dan pengurangan
kerentananan. Kedua, pengembangan dan penguatan kelembagaan, mekanisme dan kapasitas pada semua tingkat secara lebih khusus pada tingkat masyarakat,
yang dapat secara sistematis memberikan sumbangan terhadap pembangunan dalam menghadapi bahaya. Ketiga, kerjasama sistematis dari pendekatan
pengurangan risiko bencana ke dalam rencana dan pelaksanaan program tanggap darurat, respon dan program pemulihan di dalam proses rekonstruksi dari
masyarakat yang terkena bencana.