17
Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi SMSBBE Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang -Jawa Tengah Tahun 2013 | Ahmad Badawi
kegiatan belajar mengajar oleh petugasguru untuk memulai memasukanintegrasi materi kebencanaan bagi siswa.
b. Integrasi Pengurangan Risiko Bencana ke Dalam Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstra-kurikuler dan Kondisi Darurat di Pengungsian.
Tahap pertama mengenali kebutuhan dan pengalaman penanganan respon bencana oleh sekolah. Pertanyaan yang dikembangkan adalah bagaimana merumuskan
mengenali kesulitan dan kendala didalam pengalaman evakuasi dan menjalankan sekolah darurat di tahun 2010? Bagaimana kondisi ideal yang penting dilakukan untuk
menjalankan evakuasi dan sekolah darurat yang terencana dengan baik? Apa peran semua fihak untuk mensukseskan program tersebut? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka semua komunitas sekolah akan menceritakan pengalaman masing- masing dan termasuk kendala yang dihadapi. Dari titik ini dapat disusun prioritas-
prioritas dan batasan penyelenggaraan prosedur keselamatan dasar PKD dan Standar Evakuasi serta manajemen sekolah darurat di SD Negeri Keningar 1 dan 2.
Proses ini juga merupakan proses belajar dua arah bagi peneliti dan komunitas sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2. Tahap ini melibatkan peran masyarakat dan
pemerintah desa sehingga konsep manajemen respon bencana sekolah terintegrasi dengan pemerintahan desa Keningar.
Tahap Kedua, Integrasi atas Aplikasi Sistem Manajemen Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah. Perumusaan dan penerapan SKDE SD Negeri Keningar 1 dan 2 di kontekan
dengan kebijakan mekanisme evakuasi desa Keningar. Integrasi dilakukan sejak perumusan proses yang melibatkan pemerintah dan tokoh-tokoh desa cukup efektif
dan menjanjikan implementasi strategi manajemen yang disusun.
Tahap Ketiga, membangun kerjasama antar sekolah, Desa dan Stakeholder. Tahapan ini merupakan upaya menyebarluaskan informasi dan kerjasama kemitraan oleh
sekolah sendiri maupun atas supervisi oleh Kemendiknas Kabupaten Magelang. Membangun kerjasama dapat merupakan 1.Pertukaran informasi antar sekolah
dalam pelaksanaan pendidikan pengurangan risiko bencana 2. Kerjasama kegiatan antar sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan pengurangan
risiko bencana di sekolah masing-masing. 3. Penyediaan data dan informasi pendidikan kebencanaan yang dapat diakses oleh sekolah. 4. Simulasi dan
penyelenggaraan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi.
L. PELAKSANAAN STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS
BENCANA ERUPSI SMSBBE MERAPI
1. Peran Stakeholder dalam Pelaksanaan Strategi. a. Peran Kepala Sekolah
18
Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi SMSBBE Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang -Jawa Tengah Tahun 2013 | Ahmad Badawi
Peran menonjol Kepala sekolah dalam pelaksanaan SMSBBE Merapi adalah sebagai Manager dan sebagai motor penghubung antara sekolah dan masyarakat.
Sebagai manager, kepala sekolah berperan dalam proses planning, organizing, directing, coordinating, controlling dan evalution sekolah. Sebagai seorang
penghubung
antara sekolah
dan masyarakat,
kepala sekolah
berperan membangun sinergi antara sekolah dan masyarakat desa dalam Pelaksanaan
SMSBBE Merapi.
b. Peran guru
Guru berperan memberikan masukan konsep, metode, strategi dalam siklus manajemen program sekolah kepada Kepala Sekolah. Pada sisi lain, guru juga
menjadi leader dalam menggagas rumusan tertentu. Peran guru paling utama adalah sebagai garda terdepan didalam implementasi kebijakan SMSBBE Merapi.
Guru mendidik dan memberi contoh bagi siswa, orang tua dan masyarakat.
c. Peran Murid
Murid sebagai penerima manfaat utama pelaksanaan Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi Merapi berperan penting dalam penerapan konsep
strategi. Peran murid adalah menerapkan strategi manajemen dalam kehidupan sehari-hari.
d. Peran Orang Tua Murid
Perannya adalah memastikan praktek dan prosedur manajemen sekolah berbasis bencana dipraktekan oleh anak di luar sekolahrumah. Pemahaman dan contoh
orang tua akan memudahkan sekolah untuk membangun budaya sadar bencana.
e. Peran Komite
Komite sekolah menonjol dalam peran memberikan masukan kebutuhan pengembangan, mengkomunikasikan program sekolah kepada pihak luar.
f. Peran Desa
Memastikan dukungan sumber daya baik fisik maupun financial bagi sekolah. Sinergi sekolah dan desa berpengaruh signifikan bagi mengurangi dampak bahaya,
mengurangi kerentanan dan peningkatan kapasitas sekolah.
2. Kekuatan dan Kelemahan Strategi
Pertama, kekuatan paling menonjol dari konsep SMSBBE Merapi di SD Negeri 1 dan 2 adalah konsep ini di susun oleh nararumberpartisipan yang merupakan pelaku
dan penerima manfaat langsung strategi yang dirumuskan. Oleh sebab itu artikulasi mereka sangat jelas dan di dukung oleh ingatan kolektif yang kuat. Hampir tidak ada
batasan lagi antara kepentingan sekolah dan kepentingan desa. Integrasi gagasan
19
Strategi Manajemen Sekolah Berbasis Bencana Erupsi SMSBBE Merapi SDN Keningar 1 SDN Keningar 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang -Jawa Tengah Tahun 2013 | Ahmad Badawi
sudah dimulai sejak perencanaan. Letusan Merapi tahun 2010 adalah kejadian penting dalam hidup mereka sehingga partisipannarasumber sangat antusias
menceritakan ulang. Termasuk memberikan masukan bagaimana gagasan perbaikan ke depan.
Kedua, rumusan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 merupakan konsep operasional pertama yang disusun sekolah di wilayah KRB III kawasan Merapi. Konsep
SMSBBE Merapi merupakan percontohan awal dan mengcover kebutuhan manajemen sekolah untuk menyelesaikan problem dasar. Yaitu keselamatan,
keamanan, kesehatan dan kepastian hidup.
Kelemahannya adalah pertama, konsep SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 belum teruji pada bencana erupsi Merapi yang nyata. Butuh waktu apakah strategi
berjalan dengan baik untuk menyempurnakan aplikasi strategi ini. Kedua, strategi pengurangan risiko bencana erupsi Merapi pada tingkat desa belum jelas prosedur
dan mekanismenya. Padahal konsep SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 bersandar pada kebijakan strategi tingkat desa.
.
3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Strategi a. Monitoring
Monitoring merupakan upaya mengendalikan proses pelaksanaan program agar berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah di tetapkan. Pengendalian yang baik
akan mampu meningkatkan performance program. Tujuan monitoring adalah untuk mendapatkan informasi perkembangan kegiatan-kegiatan. Yaitu:
1 Apakah kegiatan telah berjalan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan? 2 Bagaimana perkembangan masing-masing kegiatan tersebut?
3 Sejauh manakah kesesuaian antara rencana kegiatan dan pelaksanaan
kegiatan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar 1 dan 2? 4 Apa saja hambatan yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan SMSBBE
Merapi? 5 Bagaimana kinerja pelaksana kegiatan SMSBBE Merapi di SD Negeri Keningar
1 dan 2?
b. Evaluasi
Evaluasi penerapan SMSBBE di SD Negeri Keningar 1 dan 2 dilaksanakan untuk mendapatkan informasi capaian tujuan program pada akhir periode tertentu.
Evaluasi juga untuk mendapatkan informasi dampak pelaksanaan program bagi penerima manfaat langsung. Pendekatan proses evaluasi adalah pendekatan
partisipatif. Yaitu proses evaluasi tidak untuk menilai salah benar secara top down, tetapi lebih dinamis, produktif dan mengarah pada kesetaraan peran semua
partisipan evaluasi untuk memperbaiki SMSBBE Merapi.