Wright 2003 dalam Wilopo 2006 yang menyatakan bahwa kompensasi, insentif, pengawasan serta sistem yang berjalan dengan
baik dapat mencegah perilaku tidak etis manajemen perusahaan, sedangkan Dallas 2002 dalam Thoyibatun 2009 menyatakan bahwa
uang dan profitabilitas dijadikan kompensasi tanpa dikontrol dengan sistem budaya berbasis etika, maka karyawan maupun manajemen
dalam instansi akan tertarik untuk memperoleh keuntungan finansial yang besar dan semakin meningkat, hal tersebut menyebabkan
karyawan akan semakin berani untuk berperilaku tidak etis. Pernyataan Dallas 2002 tersebut sependapat dengan Erickson et al. 2004 dalam
Thoyibatun 2009 yang melaporkan bahwa struktur kompensasi dapat dijadikan alternatif manajemen untuk menurunkan tingkat kecurangan
akuntansi, atau untuk meningkatkan kinerja dan kesadaran untuk mencapai kinerja. Dengan demikian Kesesuaian Kompensasi
diharapkan dapat meminimalisasikan Perilaku Tidak Etis dan tindakan kecurangan akuntansi.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang dijadikan landasan yaitu :
1. Wilopo 2006 meneliti mengenai Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi : Studi
Pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perilaku Tidak Etis
manajemen dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan Keefektifan Pengendalian Internal,
Ketaatan Aturan Akuntansi, moralitas manajemen serta menghilangkan asimetris informasi. Namun penelitian ini menemukan hal yang
bertentangan dengan hipotesis serta teori dan hasil penelitian sebelumnya, bahwa kompensasi yang sesuai yang diberikan
perusahaan ternyata tidak sesuai dengan keinginan manajemen perusahaan, serta hasil yang diperoleh dari Perilaku Tidak Etis dan
kecurangan akuntansi lebih besar dibanding kompensasi yang diterimanya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Wilopo adalah pada variabel independen, di mana penelitian ini hanya
menggunakan Keefektifan Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi dan Kesesuaian Kompensasi, tanpa menggunakan Asimetris
Informasi dan Moralitas Manajemen seperti yang ada pada penelitian yang dilakukan Wilopo. Untuk persamaannya terletak pada
penggunaan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi sebagai variabel dependen.
2. Siti Thoyibatun 2009 melakukan penelitian mengenai Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal dan Kesesuaian Kompensasi
Terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi di Perguruan
Tinggi Negeri se Jawa Timur Yang Berada di bawah Naungan
Depatemen Pendidikan Nasional dan Depatemen Agama. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 1 Kesesuaian Sistem
Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi, dan Ketaatan Aturan Akuntansi berpengaruh terhadap Perilaku Tidak Etis, 2 Kesesuaian
Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Ketaatan Aturan Akuntansi
dan Perilaku
Tidak Etis
berpengaruh terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dan 3 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas
Kinerja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Thoyibatun adalah pada penelitian yang dilakukan Thoyibatun Perilaku Tidak Etis sebagai variabel dependen, sedangkan dalam
penelitian ini Perilaku Tidak Etis sebagai variabel intervening. Untuk persamaannya terletak pada penggunaan variabel independen yaitu
Keefektifan Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi, dan Kesesuaian Kompensasi, selain itu juga terdapat pada variabel
dependen yaitu Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. 3. Muhammad Glifandi Hari Fauwzi 2011 melakukan penelitian
mengenai Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen Terhadap
Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini
menyebutkan bahwa Keefektifan Pengendalian Internal dan Moralitas
manajemen berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi, sedangkan faktor persepsi
Kesesuaian Kompensasi tidak berpengaruh signifkan terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Banyaknya
kecurangan yang terjadi lebih dipengaruhi oleh kualitas moral seseorang.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauwzi adalah pada penelitian yang dilakukan Fauwzi Perilaku Tidak
Etis sebagai variabel dependen, sedangkan dalam penelitian ini Perilaku Tidak Etis sebagai variabel intervening dan juga pada
penelitian ini tidak menggunakan Moralitas Manajemen pada variabel independen seperti yang terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh
Fauwzi, tetapi menggunakan variabel Ketaatan Aturan Akuntansi. Untuk persamaannya terletak pada variabel dependen yaitu
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi 4. Vani Adelin 2013 melakukan penelitian mengenai Pengaruh
Keefektifan Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi, dan Perilaku Tidak Etis terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Pada BUMN di Kota Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keefektifan Pengendalian Internal dan Ketaatan Aturan Akuntansi
berpengaruh signifikan negatif terhadap Kecenderungan Akuntansi, sedangkan Perilaku Tidak Etis berpengaruh signifikan positif terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Adelin adalah pada penelitian yang dilakukan Adelin variabel Perilaku
Tidak Etis sebagai variabel dependen, sedangkan dalam penelitian ini variabel Perilaku Tidak Etis sebagai variabel intervening dan pada
penelitian Adelin tidak menggunakan variabel Kesesuaian Kompensasi sebagai variabel independen. Untuk persamaanya terletak pada
penggunaan variabel Kecenderungan Kecurangan Akuntansi sebagai variabel dependen.
C. Kerangka Berpikir