Karena adanya perlakuan yang tidak semestinya terhadap aktiva dan disertai dengan catatan atau dokumen palsu pihak
instansi akan berusaha menutupi masalah tersebut dengan melakukan tindakan kecurangan dalam pembuatan laporan
keuangan. Cara yang dilakukan dapat berupa manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukung laporan keuangan serta menghilangkan, memajukan atau menunda pencatatan transaksi yang seharusnya dilaporkan
dalam periode laporan keuangan. Tindakan kecurangan tersebut dapat menyangkut satu atau lebih individu baik manajemen,
karyawan, atau pihak ketiga. Dan akibat dari tindakan kecurangan tersebut laporan keuangan yang disajikanpun akan salah dan tidak
sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Perilaku Tidak Etis
a. Pengertian Perilaku Tidak Etis
Menurut Velasques 2005:7 dalam Adelin 2013:7, secara umum etika mempunyai dua makna, yaitu :
1 Etika berasal dari Bahasa Yunani, ethos tunggal atau ta etha jamak yang berarti kebiasaan dan adat istiadat. Pengertian ini
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri sendiri maupun dalam suatu masyarakat yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi yang lain.
2 Etika dalam pengertian kedua dipahami sebagai filsafat atau ilmu yang menekankan pada pendekatan kritis dalam melihat
dan memahami nilai dan norma moral serta permasalahan- permasalahan moral yang timbul dalam masyarakat.
Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah atau tindakan yang baik dan yang buruk yang
mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu
dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Perilaku etis adalah perilaku yang mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma-
norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan- tindakan yang benar dan baik, sedangkan perilaku tidak etis adalah
perilaku yang menurut keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk Ricky W. Griffin dan Ronald J.
Ebert, 2006:58 Perilaku tidak etis merupakan sesuatu yang sulit untuk dimengerti,
yang jawabannya tergantung pada interaksi yang kompleks antara situasi serta karakteristik pribadi pelakunya Buckley et al., 1998
dalam Wilopo, 2006:4. Meski sulit dalam konteks akuntansi, dan hubungannya dengan pasar sering tidak jelas, namun memodelkan
perilaku perlu dipertimbangkan guna memperbaiki kualitas keputusan serta mengurangi biaya yang berkaitan dengan informasi dan untuk
memperbaiki tersedianya informasi yang tersedia bagi pasar Hendriksen, 1992:273 dalam Wilopo, 2006:4
Dijk 2000:297-305 dalam Thoyibatun 2009:4 menjelaskan Perilaku Tidak Etis adalah perilaku yang menyimpang dari tugas
pokok atau tujuan utama yang telah disepakati. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral karena mengakibatkan
bahaya bagi orang lain dan lingkungan Beu dan Buckley, 2001: 57- 73.
Buckley et al., 1998 dalam Thoyibatun 2009:4 menyatakan bahwa dalam praktiknya perilaku tidak etis memiliki pola yang rumit.
Sebagai gejala kompleks perilaku tidak etis sangat bergantung pada interaksi antara karakteristik personal dengan fenomena asosial yang
muncul, sebagai lingkungan dan faktor psikologi yang kompleks. Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan dapat
disimpulkan bahwa Perilaku Tidak Etis adalah perilaku atau sikap menyimpang yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, tetapi tujuan tersebut berbeda dari tujuan yang telah disepakati sebelumnya.
b. Indikator Perilaku Tidak Etis