c. Tujuan Pengendalian Internal
Arens 2009:370 menjelaskan bahwa sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini disebut
pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas tersebut. Manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam
merancang sistem pengendalian internal yang efektif yaitu :
1
Reliabilitas pelaporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan
bagi para investor, kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggungjawab hukum maupun profesional untuk
memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi
yang berterima umum GAAP. Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab
pelaporan keuangan tersebut.
2
Efisiensi dan efektivitas operasi. Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakai
sumber daya secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran
perusahaan. Tujuan
yang penting
dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi keuangan dan
nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan.
3
Ketaatan pada hukum dan peraturan. Semua perusahaan publik diharuskan mengeluarkan laporan
tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
d. Keterbatasan Pengendalian Internal
Mulyadi 2002:181 menjelaskan bahwa terdapat beberapa keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern yaitu :
1 Kesalahan dalam pertimbangan Manajemen dan personel lain sering salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi,
keterbatasan waktu, atau tekanan lain.
2 Gangguan Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat
terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian,
atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat
pula mengakibatkan gangguan.
3 Kolusi Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan
kejahatan disebut dengan kolusi collusion. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun
untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh
pengendalian internal yang dirancang.
4 Pengabaian oleh manajemen Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur
yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manager, penyajian kondisi keuangan yang
berlebihan, atau
kepatuhan semu.
Contohnya adalah
manajemen melaporkan laba yang lebih tinggi dari jumlah sebenarnya untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi dirinya
atau untuk menutupi ketidakpatuhannya terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
5 Biaya lawan manfaat Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian
internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut. Karena pengukuran secara tepat
baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus meperkirakan dan mempertimbangkan secara
kuantitatif dan kualtitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian internal.
e. Komponen-komponen Pengendalian Internal