Keterkaitan antarunsur Intrinsik Cerpen Eugénie de Franval karya Marquis de Sade

wanita baik-baik, dari keluarga baik-baik dan dia tidak tahu apa-apa sebelumnya tentang kejahatan-kejahatan yang dilakukan Franlo, tapi dia diminta untuk melibatkan dirinya ke dalam aksi kejahatan tersebut. Kata-kata yang diucapkan Franlo kepada Faxelange sangat melukai perasaan Faxelange dan menimbulkan kengerian dalam diri Faxelange yang ditunjukkan dalam kutipan berikut. “Moi monsieur, s’écria Mlle de Faxelange, en reculant d’horreur, moi plonger mes mains dans le sang innocent,… “ P.31 Saya Tuan, teriak nona Faxelange sambil mundur selangkah karena merasa ngeri, melibatkan diri saya ke dalam darah yang tidak berdosa hal.31 Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk sadisme yang dilakukan tokoh Franlo ada dua, yaitu sadisme non-seksual fisik yang dilakukan Franlo kepada para tahanannya dan sadisme mental yang dirasakan oleh Faxelange dari kata-kata sadis yang dilontarkan oleh Franlo kepada Faxelange. Unsur sadisme yang kedua dalam cerita ini ditunjukkan pada kutipan berikut : “j’ai là-bas six hommes qui n’attendent que l’instant de la mort, je m’en vais les faire assumer,…” p.32 Aku memiliki 6 orang di sana yang hanya tinggal menunggu kematian, aku akan memukuli mereka sampai mati,… hal.32 Kutipan di atas menunjukkan adanya tindakan sadis yang dilakukan tokoh Franlo kepada keenam tahanannya. Kata yang digunakan untuk menunjukkan tindakan sadis tersebut adalah “faire assumer” yang artinya adalah memukuli sampai mati. Memukuli adalah perbuatan menghajar orang dengan benda keras atau berat secara bertubi-tubi. Lebih jelasnya dalam konteks kutipan di atas, Franlo akan memukuli keenam tahanannya sampai mati. Pukulan itu akan dilakukan berulang kali sampai korbannya benar-benar mati, sehinggan siksaan yang dirasakan korban akan lebih terasa. Hal ini dikatakan sadis karena Franlo menyakiti para korbannya tanpa memberi mereka kesempatan untuk mempertahankan diri ataupun menghindar. Ini merupakan wujud penguasaan mutlak Franlo kepada para korbannya. Bentuk sadisme yang dilakukan Franlo kepada para korbannya adalah sadisme non-seksual fisik. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh sadis dalam cerpen Faxelange ou Les Torts de l’ambition adalah Franlo. Terdapat dua jenis sadisme yang dilakukan oleh tokoh Franlo, yaitu sadisme non-seksual fisik dan sadisme mental. Perilaku sadis Franlo tersebut merupakan bentuk perubahan dari rasa tidak berdaya yang dirasakan Franlo di masa mudanya menjadi rasa menguasai secara mutlak setelah ia berhasil menjadi ketua organisasi bandit yang sangat kejam dan meresahkan di Prancis saat itu.

2. Unsur Sadisme dalam Cerpen Florville et Courval ou Le Fatalisme Karya

Marquis de Sade Tokoh yang dominan berperilaku sadis dalam cerpen Florville et Courval ou Le Fatalisme adalah Mme. de Verquin. Ia adalah tokoh tambahan dalam cerita ini, namun ia merupakan tokoh sadis dalam cerita ini. Perbuatan sadis yang ia lakukan terlihat dalam kutipan berikut : “ notre sexe à la plus ville espèce des animaux, Mme. de Verquin éclata de rire, …” p.52 Hubungan sex kami lebih hina dari spesies hewan, Mme. de Verquin tertawa, …” hal.52 Kutipan di atas menunjukkan adanya tindakan sadis yang dilakukan oleh Mme. de Verquin kepada Florville. Kata yang menunjukkan tindakan sadis Mme. de Verquin adalah “notre sexe à la plus ville espèce des animaux” yang artinya adalah hubungan sex kami lebih hina dari spesies hewan. Secara istilah, hubungan seks adalah perbuatan yang mendatangkan kenikmatan dan untuk mendapatkan keturunan dalam hidup. Namun, bagi Mme. de Verquin, ia melakukan hubungan seks hanya untuk mencari kesenangan saja sex for fun dan tidak menghendaki kehamilan. Dalam kutipan di atas, Mme. de Verquin merendahkan kedudukan manusia, khususnya dalam hubungan seks di hadapan Florville. Pernyataan yang dilontarkan Mme. de Verquin kepada Florville tersebut merupakan bentuk sadisme mental, karena ucapannya bersifat memojokkan dan melecehkan. Dikatakan memojokkan karena Mme. de Verquin berusaha membujuk Florville agar mengikuti gaya hidupnya tersebut. Mme. de Verquin memerintahkan kepada Florville untuk menerima cinta Senneval, seorang perwira muda yang sering berkunjung ke rumahnya. Ia menyuruh Florville untuk menerima kedatangan Senneval dan bercinta dengannya setiap malam. Tujuan Mme. de Verquin melakukan hal seperti itu kepada Florville semata-mata hanya untuk memuaskan dirinya. Ia akan merasa puas ketika ia berhasil membuat orang lain tunduk kepadanya dan mengikuti kemauannya.