dirinya telah membunuh Brezé padahal Brezé tidak pernah mati di tangan Monrevel
18. Ketidakpercayaan Amelie dengan semua pernyataan buruk tentang
Monrevel yang di katakan oleh Mme. de Sancerre. 19.
Perintah Mme. de Sancerre kepada Monrevel untuk menemuinya seorang diri karena ada beberapa hal yang harus dibicarakan.
20. Pengakuan Mme de Sancerre dengan penuh kekesalan kepada Monrevel
bahwa ia sebenarnya mencintai Monrevel sejak lama namun selama ini dia hanya bisa diam dan membenci putrinya sendiri.
21. Permintaan Monrevel kepada Mme de Sancerre untuk tidak mencintainya
karena selama ini ia telah menganggap Mme de Sancerre seperti ibunya sendiri.
22. Curahan hati Mme de Sancerre tentang rasa cintaya kepada Monrevel yang
selama ini terpendam yang mengakibatkan ia menyimpan rasa cemburu untuk putrinya sendiri.
23. Pernyataan Mme de Sancerre kepada Monrevel bahwa ia bersikeras untuk
membuktikan rasa cintanya kepada Monrevel. 24.
Pernyataan Mme. de Sancerre kepada Monrevel yang mengatakan bahwa Salins bukan orang sembarangan, ia tidak hanya pandai berkelahi namun
ia juga terkenal sebagai pengkhianat. 25.
Kedatangan Salins dan pengawalnya ke kastil Sancerre secara rahasia tanpa sepengetahuan Monrevel dan itu semua adalah rencana yang sudah
dirancang oleh Mme. de Sancerre. 26.
Kekecewaan Monrevel kepada Amelie karena ia harus melihat pertunangan antara Amelie dan Salins..
27. Penyerangan yang dilakukan 4 orang tidak dikenal yang ingin membunuh
Monrevel ketika ia berada di taman seorang diri. 28.
Penyelamatan yang dilakukan orang-orang Mme. de Sancerre saat Monrevel berusaha melawan dan lari dari keempat orang tidak dikenal
tersebut. 29.
Keanehan yang dirasakan Monrevel atas peristiwa yang menimpanya diungkapkan kepada Mme. de Sancerre karena ia berfikir tidak akan ada
yang berani menyerang seorang ksatria di dalam kastil Sancerre. 30.
Pernyataan Mme. de Sancerre kepada Monrevel yang mengatakan bahwa Monrevel benar-benar dalam bahaya besar, Salins akan terus berusaha
membunuh Monrevel. 31.
Surat dari Salins untuk Monrevel yang berisi ancaman bahwa ia akan membunuh Monrevel.
32. Kemarahan Monrevel membaca surat dari Salins.
33. Perintah Mme. de Sancerre untuk Monrevel agar ia datang menemui
dirinya.
34. Hasutan Mme. de Sancerre kepada Monrevel agar ia datang ke apartemen
Amélie di malam ketika Salins akan menemui Amélie dan menghabisi nyawa Salins di sana sesuai dengan petunjuk yang diberikan Mme. de
Sancerre.
35. Pernyataan Mme. de Sancerre kepada Amélie bahwa ia merestui hubungan
Amélie dan Monrevel membuat Amélie terharu dan merasa bersalah karena telah berburuk sangka terhadap ibunya.
36. Tawaran rencana dari Mme. de Sancerre untuk Amelie agar ia menikah
diam-diam dengan Monrevel, sesuai dengan permintaan terakhir M. de Sancerre.
37. Perintah Mme. de Sancerre untuk Amélie agar ia menunggu kedatangan
Monrevel menjemputnya di malam ketika Salins akan menemuinya di apartemen Amélie.
38. Kematian Amelie di tangan Monrevel karena Monrevel menganggap
seseorang yang masuk ke dalam ruangan dengan cahaya yang redup di apartemen Amélie adalah Salins.
39. Rasa puas Mme. de Sancerre karena dendamnya terhadap Amélie sudah
terbalaskan. 40.
Rasa cinta Monrevel kepada Amelie yang begitu dalam mengakibatkan dirinya meyusul kematian kekasihnya itu dengan menusuk dirinya sendiri.
41. Penyesalan Mme. de Sancerre atas kejahatan yang telah ia lakukan
membuat ia bertobat menjadi wanita yang saleh dan ia meninggal di Auxere setelah 10 tahun berlalu.
E. Sekuen Cerpen Eugénie de Franval
1. Kematian ayah M. de Franval saat ia masih berumur 19 tahun yang
mewariskan sifat-sifat buruknya kepada M. de Franval. 2.
Saran dari paman M. de Franval sebelum meninggal agar M. de Franval segera menikah.
3. Perkenalan antara M. de Franval dengan Mlle. de Farneille, gadis berusia
15 tahun. 4.
Pernikahan antara M. de Franval dengan Mlle. de Farneille setelah satu bulan berlalu sejak perkenalan antara mereka.
5. Kelahiran putri pertama dari hasil pernikahan M. de Franval dengan Mlle.
de Farneille yang diberi nama Eugénie. 6.
Keputusan M. de Franval untuk memisahkan Eugénie dengan ibunya, dan hal tersebut berlangsung selama 7 tahun.
7. Penempatan Eugénie di apartemen tetangga dengan ditemani seorang
pengasuh, pelayan kamar, dan dua teman sebayanya saat usianya menginjak 7 tahun.
8. Larangan M. de Franval kepada istrinya untuk bertemu dengan Eugénie.
9. Perhatian M. de Franval terhadap pendidikan putrinya dengan
memberikannya berbagai macam guru privat.
10. Kebiasaan Eugénie setiap harinya yang sangat teratur, bangun pukul
07:00, kemudian sarapan dengan roti gandum hitam, pukul 08:00 ia bermain di rumah ayahnya, kemudian pukul 09:00 ia kembali ke
apartemennya untuk menjalani sekolah privat, makan malam yang selalu teratur dengan menu berupa sayuran, ikan, roti, dan buah.
11. Kelancangan M. de Franval memanfaatkan kepolosan Eugénie saat ia
berkunjung kerumahnya untuk mendapatkan pengetahuan tentang moral dan agama.
12. Usaha M. de Franval menghasut putrinya agar membenci ibunya.
13. Sikap patuh Eugénie kepada ayahnya yang selama ini lebih ia anggap
sebagai teman dan juga kakaknya. 14.
Perasaan cinta yang muncul dari M. de Franval untuk Eugénie, dan sebaliknya.
15. Perbuatan tercela yang dilakukan M. de Franval dengan Eugénie saat usia
Eugénie menginjak 14 tahun. 16.
Keinginan Mme. de Franval untuk menikahkan Eugénie dengan lelaki pilihannya yang bernama M. de Colunce.
17. Larangan M. de Franval kepada Mme. de Franval untuk mencampuri
urusan putri mereka, apalagi menyuruhnya untuk menikah dengan lelaki pilihannya.
18. Penolakan Eugénie atas perjodohan yang diminta oleh Mme. de Franval
dengan dalih ia belum cukup umur untuk menikah 19.
Pengakuan M. de Franval kepada Valmont, salah satu temannya bahwa ia mencintai Eugénie dan ingin menikahinya.
20. Permohonan M. de Franval kepada Valmont untuk membantunya
memfitnah istrinya dengan cara menyuruh Valmont untuk mengatakan bahwa selama ini Mme. de Franval berselingkuh dengannya.
21. Kedatangan Valmont menemui Mme. de Franval untuk mengatakan bahwa
M. de Franval ingin menggagalkan rencana perjodohan antara Eugénie dan M. de Colunce karena M. de Franval mencintai Eugénie.
22. Ketidakpercayaan Mme. de Franval terhadap pernyataan yang dilontarkan
Valmont. 23.
Kelicikan M. de Franval memfitnah istirnya berselingkuh dengan Valmont agar Eugénie semakin membenci ibunya dengan menunjukkan surat dan
struk pembayaran antara dirinya dengan Valmont. 24.
Usaha bunuh diri yang dilakukan Mme. de Franval di depan suaminya karena ia sakit hati dan kecewa begitu dalam terhadap suaminya yang
ingin menikahi darah dagingnya sendiri. 25.
Kebodohan Eugénie termakan akal busuk M. de Franval dan menginginkan pernikahan antara dirinya dengan ayahnya tidak
memperdulikan penderitaan yang dirasakan ibunya. 26.
Kedatangan M. de Clervil sebagai konsultan spiritual yang di sarankan ibu dari Mme. de Franval untuk menyadarkan M. de Franval atas
keinginannya untuk menikahi Eugénie. 27.
Keteguhan prinsip M. de Franval akan tetap menikahi putrinya.
28. Pengakuan Valmont kepada Mme. de Franval atas persengkongkolan yang
dilakukan oleh dirinya dengan M. de Franval. 29.
Kemarahan M. de Franval setelah mengetahui bahwa Valmont membongkar semua rencana busuknya kepada Mme. de Franval.
30. Pertemuan antara M. de Franval dengan Valmont di kediaman M. de
Franval dimana Valmont mendapati Eugénie dalam keadaan yang membuat dirinya ingin bercinta dengan Eugénie dan hal itu pun terjadi.
31. Peristiwa penculikan Eugénie yang dilakukan oleh Valmont.
32. Peristiwa pembunuhan Valmont yang dilakukan oleh M. de Franval karena
ia merasa telah dikhianati dan hal tersebut diketahui oleh Mme. de Farneille.
33. Sandiwara yang dilakukan M. de Franval untuk berpura-pura memohon
maaf atas segala perbuatannya kepada Mme. de Franval. 34.
Keinginan M. de Franval untuk membawa anak dan istrinya ke Valmor untuk menjalani kehidupan yang lebih harmonis.
35. Usaha M. de Franval untuk menunjukkan rasa cintanya kepada Mme. de
Franval. 36.
Kebusukan M. de Franval dan Eugénie yang ternyata mereka masih menjalin hubungan tanpa sepengetahuan Mme. de Franval.
37. Pilihan yang diberikan M. de Franval kepada Eugénie bila ia memilih
untuk tetap mencintai ayahnya maka ia harus menyingkirkan ibunya untuk selama-lamanya, dan sebaliknya.
38. Kebodohan Eugénie yang memutuskan untuk memilih M. de Franval dan
menuruti perintahnya untuk meracuni ibunya. 39.
Keputusan M. de Franval untuk pergi ke Bâle karena ia merasa tidak kuat untuk hidup bersama dengan istri dan putrinya.
40. Usaha Mme. de Farneille membujuk Mme. de Franval dan Eugénie untuk
kembali ke Paris yang selalu ditolak karena mereka terlalu patuh terhadap M. de Franval.
41. Surat dari M. de Franval yang dikirim dari Bâle ke Valmor tidak
tersampaikan kepada istri dan putrinya membuat ia gelisah dan memutuskan untuk kembali ke Valmor.
42. Suasana alam yang mengerikan ditambah dengan perampokan yang
dialami M. de Franval membuatnya tersadar bahwa alam sedang menghukumnya atas segala perbuatannya.
43. Kedatangan M. de Clervil menolong M. de Franval yang sedang terpuruk
oleh rasa penyesalannya. 44.
Berita kematian Mme. de Franval dan Eugénie dari M. de Clervil membuat M. de Franval semakin menderita.
45. Permintaan M. de Clervil kepada M. de Franval agar ia kembali ke Paris
dan segera bertaubat. 46.
Ketidakberdayaan M. de Franval menerima kenyataan pahit membuatnya membunuh dirinya sendiri di depan M. de Clervil.