Unsur Sadisme dalam Cerpen Florville et Courval ou Le Fatalisme Karya
kakak kandungnya sendiri. Hal ini ia lakukan karena hasutan dari Saint-Surin, kekasihnya. Rasa cinta yang begitu besar dimiliki Cécile untuk Saint-Surin
membuat ia mengorbankan keluarganya sendiri. Bahkan ia bersedia meracuni Dorgeville atas permintaan Saint-Surin, ditunjukkan dalam kutipan berikut :
c’est de sa main que je tiens également le poison qui devait terminer vos jours, …” p.127
dari tangannya lah saya juga menggenggam racun yang harus mengakhiri hidup Anda, …” hal.127
Kutipan di atas menunjukkan adanya tindakan sadis yang dilakukan tokoh Cécile kepada Dorgeville. Hal ini ditunjukkan dengan kata “terminer vos jours”
yang artinya adalah mengakhiri hidup Anda. Cécile menghendaki kematian kakak kandungnya sendiri demi Saint-Surin. Sebenarnya Cécile tidak membenci
Dorgeville, namun ia terlalu mencintai Saint-Surin sehingga apapun yang Saint- Surin minta pasti ia turuti. Ini adalah suatu tindakan yang tidak wajar.
Menghabisi nyawa orang lain saja sudah bisa dikatakan sadis apalagi menghabisi nyawa keluarganya sendiri yang jelas-jelas masih mempunyai hubungan darah.
Kata-kata yang dilontarkan Cécile kepada Dorgeville di atas menimbulkan derita batin dalam diri Dorgeville. Dorgeville harus menerima kenyataan bahwa ia telah
menikahi adik kandungnya sendiri. Dorgeville semakin terluka ketika Cécile berkata bahwa ia telah menaruh racun ke dalam makanan yang telah dimakan
Dorgeville. Dorgeville sungguh tidak menyangka bahwa Cécile sebagai adik kandungnya tega menghendaki kematian kakaknya.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh sadis dalam cerpen Dorgeville ou Le Criminel Par Vertu adalah Cécile. Jenis sadisme yang
dilakukan Cécile terhadap Dorgeville adalah sadisme mental dan sadisme non- seksual fisik. Sadisme mental ini berupa tuturan Cécile yang mengatakan bahwa
ia adalah Virginie, adik kandung Dorgeville yang selama ini kabur bersama kekasihnya. Sadisme non-seksual fisik berupa tindakan Cécile meracuni
makanan Dorgeville karena secara perlahan-lahan racun ini akan mengakibatkan
kematian Dorgeville. 4.
Unsur Sadisme dalam Cerpen La Comtesse de Sancerre ou La Rivale de Sa Fille Karya Marquis de Sade
Tokoh yang dominan berperilaku sadis dalam cerpen La Comtesse de Sancerre ou La Rivale de Sa Fille adalah la comtesse de Sancerre Mme.de
Sancerre. Mme. de Sancerre adalah tokoh utama sekaligus yang menjadi tokoh sadis dalam cerita ini. Unsur sadisme yang dilakukan Mme. de Sancerre terlihat
dalam kutipan di bawah ini : “ Amélie s’arrache, elle vole à son appartement; elle ouvre la funeste sale
qu’éclaire à peine une faible lueur, et dans laquelle Monrevel, un pignard à la main, attend son rival pour le renverser. Dès qu’il voit paraître
quelqu’un, que tout doit lui faire prendre pour l’ennemi qu’il cherche, il s’élance impétuesement, frappe sans voir, et laisse à terre, dans flots de
sang, l’objet chéri pour lequel il eût mille fois donné tout le sien.“ p.160
“ Amélie melepaskan dirinya dengan berat hati, ia berlari menuju apartemennya; ia membuka ruangan sial yang diterangi oleh cahaya yang
redup, dan di dalam sana Monrevel telah siap dengan belati di tangannya, menunggu untuk menjatuhkan saingannya. Ketika ia melihat seseorang
muncul, apa yang harus ia lakukan untuk musuh yang selama ini ia cari, ia berlari menyerang dengan berapi-api, memukul dengan membabi buta, dan
menjatuhkan ke lantai dalam darah yang mengucur, objek kesayangan untuknya ia memohon maaf beribu-ribu kali.” hal.160
Secara tidak langsung bila melihat kutipan di atas, Amélie mati karena dibunuh Monrevel, padahal sebenarnya kedua sepasang kekasih ini dijebak oleh
Mme. de Sancerre. Mme. de Sancerre berkata kepada Amélie bahwa Monrevel akan datang menjemput Amélie di apartemen Amélie. Disisi lain, Mme. de
Sancerre berkata kepada Monrevel bahwa Salins akan menjemput Amélie dan membawanya pergi. Mme. Sancerre yang licik ini berhasil menipu Amélie dan
Monrevel. Monrevel yang menyimpan dendam kepada Salins yang telah merebut Amélie darinya membabi buta seseorang yang ia kira Salins.
Kutipan di atas menunjukkan perilaku sadis yang dilakukan Mme. de Sancerre melalui tangan Monrevel. Kalimat yang menunjukkan perbuatan sadis
tersebut diantaranya “ frappe sans voir, et laisse à terre dans flots de sang” yang artinya adalah menusuk dengan membabi buta dan menjatuhkan ke lantai dalam
darah yang mengucur. Memukul dengan membabi buta merupakan perbuatan yang sadis karena pelaku seakan menutup mata dan terus menyerang korban tanpa
mempedulikan penderitaan yang dirasakan korban. Pelaku dalam hal ini Monrevel, ia terus menyerang Amélie tanpa ia tahu bahwa seseorang yang ia
pukuli adalah Amélie. Terlebih ruangan tempat dimana mereka bertemu gelap, hanya ada sedikit cahaya remang-remang. Monrevel seperti kerasukan setan
menghabisi nyawa orang yang ada di depannya karena yang ada dipikirannya orang tersebut adalaha Salins.