Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pengkajian terhadap kumpulan cerpen ini dilanjutkan dengan membahas sadisme yang diungkapkan Sade yang terdapat di masing-masing cerita di dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour ini, karena jika tidak dikaji maka tidak bisa diketahui tindakan apa saja kah yang bisa dimasukkan dalam ketegori sadis.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu : 1. Wujud alur, penokohan, latar dan tema dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 2. Keterkaitan antarunsur instrinsik berupa alur, penokohan, latar dan tema dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 3. Perwatakan tokoh yang ada dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 4. Penyimpangan perilaku dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 5. Unsur sadisme yang terdapat di dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade C. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa masalah yang muncul begitu beragam. Oleh karena itu, penulis membatasi masalah yang akan dianalisis dalam penelitian, yaitu 1. Wujud alur, penokohan, latar, dan tema dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 2. Wujud keterkaitan antarunsur intrinsik berupa alur, penokohan, tema, dan latar dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 3. Unsur sadisme yang terdapat di dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah wujud unsur intrinsik berupa alur, penokohan, latar, dan tema dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade ? 2. Bagaimanakah wujud keterkaitan antara alur, penokohan, latar, dan tema dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade ? 3. Bagaimanakah unsur sadisme yang terdapat di dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan wujud unsur intrinsik berupa alur, penokohan, latar dan tema dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 2. Mendeskripsikan wujud keterkaitan antara alur, penokohan, latar, dan tema dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. 3. Mendeskripsikan unsur sadisme yang terdapat di dalam kumpulan cerpen Les Crimes de l’amour karya Marquis de Sade. F. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian sastra ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, bagi para penikmat sastra, dan bagi para peneliti sastra lainnya. Dengan demikian, manfaat dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Menjadi sarana pengalaman untuk peneliti menganalisis karya sastra Prancis. 2. Memperkaya wawasan pembaca mengenai karya sastra Prancis, termasuk karya-karya Marquis de Sade, khususnya Les Crimes de l’amour. 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Cerita Pendek Sebagai Karya Sastra

Cerpen adalah kisahan pendek yang kurang dari 10.000 kata, yang dimaksudkan untuk memberi kesan tunggal yang dominan. Cerpen memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada suatu ketika Sudjiman, 1990:15. Nurgiyantoro 2000:11 mengatakan bahwa cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang “kurang penting“ yang lebih bersifat memperpanjang cerita karena bentuknya yang pendek. Secara garis besar, diuraikan pula dalam Le Petit Larousse Ilustré 1994: 704 bahwa Nouvelle est composition appartenant au genre du roman, mais qui s’en distingue par un texte plus court, par la simplicité du sujet et par la sobriété du style et de l’analyse psychologique. Cerpen adalah karangan yang termasuk dalam jenis roman, namun dibedakan oleh teks yang lebih pendek, oleh kesederhanaan subjek dan oleh batasan gaya tulisan dan analisis kejiwaan. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa fiksi yang pendek, menyajikan cerita dengan teknik yang serba ringkas dan tidak bertele-tele, dengan permasalahan – permasalahan yang sederhana, serta uraian perwatakan tokoh yang lebih sederhana, namun tidak mengurangi kualitas cerita.

B. Analisis Struktural dalam Karya Sastra

Karya sastra, baik roman, puisi, maupun cerita pendek adalah sebuah totalitas yang dibangun oleh berbagai unsur pembangunnya. Unsur pembangun atau struktur karya tersebut saling berhubungan dan saling terkait satu dengan yang lain membentuk suatu karya yang padu. Barthes 1981 : 8-9 mengemukakan hal sebagai berikut. Pour décrire et classer l’infirité des récits, il faut donc une théorie au sens pragmatique que l’on vient de dire, et c’est à la chercher, a l’esquisses qu’il faut d’abord travailler. L’élaboration de cette théorie peut être grandement facilitée si l’on se soumet dès l’abord à un modèle qui lui fournisse ses premiers termes et ses premiers principes. Dans l’état actuel de la recherche, il parait raisonable de donner comme modèle fondateur à l’analyse structurale du récit, la lingusitique elle-même. Untuk menggambarkan dan mengelompokkan kesatuan dari berbagai cerita diperlukan sebuah teori seperti dalam arti pragmatik yang baru saja dibicarakan untuk mencari dan mengupas isi cerita merupakan pekerjaan yang harus terlebih dulu dilakukan. Pengerjaan dalam teori ini dapat dilakukan jika kita sudah memiliki suatu model yang memberikan bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip dasarnya. Dalam penelitian dewasa ini, adalah sangat beralasan untuk memberikan suatu model analisis struktural dengan penggunaan bahasa itu sendiri. Strukturalisme adalah suatu pendekatan yang menitikberatkan pada kejadian hubungan antarunsur atau struktur pembangun karya sastra. Hal ini juga dikemukakan Schmitt dan Viala dalam bukunya Savoir Lire 1982 : 21 yang menyatakan bahwa “ le mot “structure” désigne tout organization d’éléments agencies entre eux. Les structures d’un texte sont nombreuses, de rang et de nature divers.” Hal ini menunjukkan bahwa kata “struktur” diperuntukkan bagi keseluruhan unsur yang tersusun dan berhubungan satu sama lain. Terdapat berbagai struktur dalam sebuah teks, dari urutan, tingkatan dan juga asal yang berbeda.