Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebanyak 28.07 juta orang 11,37 persen.
6
Selama periode Maret-September 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,30 juta orang dari 10,33 juta orang pada Maret
2013 menjadi 10,63 juta orang pada September 2013. Sementara di daerah pedesaan naik sebanyak 0,18 juta orang dari 17,74 juta orang pada Maret 2013
menjadi 17.92 juta orang pada September 2013. Selama periode Maret- September 2013 tersebut, presentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada
Maret 2013 sebesar 8,39 persen, naik menjadi 8,52 persen pada September 2013. Sementara presentase penduduk miskin di daerah pedesaan meningkat dari 14,32
persen pada bulan Maret 2013 menjadi 14,42 persen pada September 2013.
7
Keterangan di atas menunjukan bahwa diperlukan adanya pembangunan nasional bagi masyarakat Indonesia. Pembangunan nasional tersebut merupakan
serangkaian proses perubahan yang diupayakan pemerintah Indonesia bersama seluruh warga atau masyarakat negara Indonesia, dengan mengharapkan
terwujudnya masyarakat Indonesia menuju kualitas hidup yang lebih baik. Pembangunan tersebut harus ditopang oleh seluruh anggota masyarakat, baik pria
dan wanita, yang meliputi seluruh bidang kehidupan.
8
Sejalan dengan itu upaya peningkatan peran wanita juga diarahkan antara lain pada upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas dan kemandirian
serta kemajuan sumberdaya manusia, masyarakat dan bangsa Indonesia, serta
6
BPS Indonesia, “Kemiskinan”, diakses pada tanggal 6 Mei 2014 dari www.bps.go.id
7
Ibid., BPS Indonesia www.bps.go.id.
8
Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, Modul Latihan Manajemen dan Kepemimpinan Wanita dalam Pembangunan, Potensi dan Peranan Wanita dalam Pembangunan,
Jakarta: Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, 1991, h. 6.
mendorong dan meningkatkan peran secara aktif dan swadaya seluruh masyarakat.
9
Perwujudan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan di Indonesia tecantum dalam Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional. Inpres No. 9 Tahun 2000 dengan jelas menginstruksikan pelaksanaan pengarusutamaan gender kedalam seluruh proses
pembangunan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat pusat dan daerah.
10
Indonesia juga telah menyepakati Komitmen Internasional seperti CEDAW Convention on the Elimination of All Forms of Discriminations Against
Women dan Landasan Aksi Beijing, maka pembangunan pemberdayaan perempuan merupakan komitmen nasional yang dijadikan sebagai bagian integral
dari pembangunan sumber daya manusia, dimaksudkan untuk meningkatkan status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara
dengan laki-laki.
11
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2004–2009 mengamanatkan, bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan perlu dibentuk satu lembaga yang mampu mengemban kebijakan nasional dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
12
9
Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, Peningkatan Peranan Wanita dalam Pembangunan Bangsan Berwawasan Kemitrasejajaran yang Harmonis antara Pria dan Wanita
dengan Pendekatan Jender. Jakarta: Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, 1996, h. 1- 2.
10
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Panduan Pelatihan Regional Pengarusutamaan Gender Di Bidang Kesehatan Reproduksi dan Kependudukan,
Jakarta: Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, 2001, h. 1.
11
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, “Pedoman P2WKSS”, diakses tanggal 08 Maret 2014 dari http:menegpp.go.id.
12
Ibid., Pedoman P2WKSS. http:menegpp.go.id.
Program pemberdayaan perempuan merupakan program lintas bidang, maka diperlukan koordinasi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan sampai
dengan evaluasi. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2005, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas membantu
Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pemberdayaan perempuan.
13
Salah satu upaya pemerintah bersama masyrakat untuk penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan peran perempuan dalam pembangunan adalah
melalui Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera P2WKSS. Program ini merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia dan sumber daya alam serta lingkungan untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera dan bahagia
untuk pembangunan masyarakat dengan perempuan sebagai penggeraknya.
14
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Kota Tangerang Selatan dalam rangka pembangunan nasional, tercantum pada
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan
15
. Melalui PERDA tersebut, maka dibuatlah badan-badan yang berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai perpanjangan tangan dari
pemerintah daerah untuk menangani permasalahan sosial kemasyarakatan di Kota Tangerang Selatan.
13
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, “Pedoman P2WKSS”, diakses tanggal 08 Maret 2014 dari http:menegpp.go.id.
14
Ibid, Pedoman P2WKSS, www.menegpp.go.id
15
Faisal Rizal, Kota Tangerang Selatan Out Look 2013 Pencapaian Pembangunan 2011- 2013. Tangerang Selatan: Smart Ide Indonesia, 2013 h. 63.
Pemberdayaan masyarakat tersebut dalam proses perencanaannya dilakukan oleh unit kerja pemerintah atau satuan kerja perangkat daerah SKPD
Kota Tangerang Selatan. Dalam kaitannya dengan pemberdayaan perempuan, maka dibuatlah sebuah lembaga yang bernama Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana BPMPPKB. BPMPPKB memiliki tiga jenis bidang. Masing-masing mengenai Bidang
Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Pemberdayaan Perempuan, dan Bidang Keluarga Berencana.
16
Dalam pelaksanaan pemberdayaan tersebut maka dibuatlah daerah-daerah binaan program Peningkatan Peran Wanita Keluarga Sehat
Sejahtera P2WKSS yang berada di kelurahan-kelurahan Kota Tangerang Selatan. Peningkatan Peran Wanita Keluarga Sehat Sejahtera P2WKSS adalah
program peningkatan peran perempuan yang mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan, secara terkoordinasi, dengan upaya yang diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga guna mencapai tingkat hidup yang berkualitas.
17
Pada tahun 2014 lokasi binaan P2WKSS di Kota Tangerang Selatan bertempat di 14 lokasi yaitu di Kelurahan Cipayung, Serua, Sawah Baru,
Cempaka Putih, Pamulang Barat, Pondok Cabe Ilir, Pondok Aren, Jurangmangu Barat, Pondok Betung, Serpong, Jelupang, Kranggan, Muncul, Jombang. Dengan
dua prioritas yaitu di Kelurahan Jombang dan Kelurahan Sawah Baru. Lokasi
16
BPMPPKB Kota Tangerang Selatan, “Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana”, diakses pada 16 September 2013 dari
http:bpmppkb.tangerangselatankota.go.id
17
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, “Pedoman P2WKSS”, diakses tanggal 08 Maret 2014 dari http:menegpp.go.id
tersebut dipilih berdasarkan daerah termiskin di Kota Tangerang Selatan.
18
Perempuan-perempuan yang berada di lokasi binaan P2WKSS tersebut dibina dan diberikan pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan edukasi pangan lokal, pelatihan
tataboga, pelatihan daur ulang sampah, pelatihan menjahit, menyulam dan lain- lain.
Dengan dibentuknya Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana BPMPPKB Kota Tangerang Selatan
tersebut, diharapakan adanya peningkatan produktifitas atau kemandirian yang dilakukan oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan khususnya kaum perempuan.
Peningkatan peran serta partisipasi perempuan dalam pelaksanaan pembangunan sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah-masalah sosial seperti
kemiskinan, membantu meningkatkan kesejahteraan sosial keluarga dan lain sebagainya.
Maka selanjutnya berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk menulis sebuah karya ilmiah dan menuangkannya ke dalam sebuah skripsi
berjudul: “Keterlibatan dan Partisipasi Perempuan dalam Program Peningkatan Peran Wanita Keluarga Sehat Sejahtera di Kota Tangerang
Selatan - Banten”.
18
Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Listya Windyarti, MKM., selaku ketua bidang Pemberdayaan Perempuan di BPMPPKB. Tanggal, 21 Maret 2014.