kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dan d meningkatnya kesadaran dan kemampuan untuk saling belajar dalam suatu wadah kegiatan belajar.
61
Salah satu upaya pemerintah bersama masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan peran perempuan dalam pembangunan
adalah melalui program terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera P2WKSS. Program ini merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam serta lingkungan, untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera
dan bahagia dengan perempuan sebagai penggeraknya.
62
Kementerian Negara
Pemberdayaan Perempuan
melalui forum
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan PKPH telah melakukan koordinasi dalam rangka upaya menyelaraskan program-program yang ada di instansi
terkait khususnya dalam peningkatan kualitas hidup perempuan.
63
Kehadiran program Peningkatan Peran Wanita Keluarga Sehat Sejahtera P2WKSS
sebagai program pembangunan masyarakat merupakan peluang yang berharga bagi masyarakat perempuan untuk aktif membangun dirinya sendiri dan
lingkungannya dalam upaya untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Kondisi dan situasi ini memungkinkan mereka melakukan tindakan transformasi dalam upaya pencapaian kesejahteraan keluarga yang
menyangkut dimensi fisik, ekonomi, sosial, moral dan kultural di dalam perannya dalam kegiatan reproduktif, produktif dan kemasyarakatan, mereka
61
Dr. Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan, Bandung: Alfabeta, 2007,. h. 91.
62
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, “Pedoman P2WKSS”, diakses tanggal 08 Maret 2014 dari http:menegpp.go.id
63
Ibid., “Pedoman P2WKSS”, www.menegpp.go.id
mampu mengubah lingkungannya dari lingkungan kehidupan sosial yang positif ke suasana kehidupan bermasyarakat yang aktif, dinamis dan
produktif.
64
64
Dr. Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 90.
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Penelitian
Model penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Denzin dan Licoln 1987 menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada.
1
Sedangkan Bodgan dan Taylor 1975: 5 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik utuh.
2
Metode kualitatif lebih popular sebagai cara untuk menganalisis realitas sosial secara lebih mendalam dibandingkan metode kuantitatif. Alasannya adalah
karena data kualitatif dapat dianalisis dengan konsep yang diambil dari lapangan dan bukan dari data skunder. Pengumpulan data dalam metode kualitatif seperti
wawancara open-ended dan observasi partisipatif mempunyai kemampuan untuk mempelajari proses, mekanisme dan latar belakang. Metode kualitatif dapat
digunakan untuk mempelajari, membuka dan mengerti apa yang terjadi di belakang setiap fenomena yang hanya sedikit diketahui Strauss Corbin, 1990.
3
1
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung: PT. Rosda Karya, 2007, h. 5.
2
Ibid., h. 4.
3
Pusat Studi Wanita, Pengantar Kajian Gender, Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2003, hal. 137.
Pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan pandangan-pandangan dasar interpretif dan fenomenologis antara lain: 1 realitas sosial adalah sesuatu
yang subjektif dan diinterpretasikan, bukan sesuatu yang lepas di luar individu- individu; 2 manusia tidak secara sederhana disimpulkan mengikuti hukum-
hukum alam di luar diri, melainkan menciptakan rangkaian makna menjalani hidupnya; 3 ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari, bersifat induktif,
idiografis dan tidak bebas nilai, serta 4 penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial Sarantakos, 1993.
4
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif karena penelitian kualitatif merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
menganalisis realitas sosial secara mendalam. Pada penelitian kualitatif, peneliti memiliki keluwesan dalam menyusun dan menganalisis hasil temuan di lapangan,
selain itu, penelitian kualitatif memungkinkan peneliti menggunakan kedekatan emosional dengan yang diteliti agar mempermudah peneliti memperoleh
informasi dan mempelajari setiap fenomena yang terjadi.
B. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain deskriptif. Deskriptif yaitu, metode yang bertujuan untuk membuat gambaran, lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti. Istilah deskriptif itu menyarankan bahwa penelitian dilakukan semata-
mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena-fenomena yang secara empiris untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat
4
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: LPSP3 UI, cet ke 2013, hal. 31.
dan lain-lain.
5
Dengan kata lain, penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat untuk mengenal fenomena-
fenomena, selanjutnya melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu, lalu menentukan frekuensi terjadinya suatu
keadaan untuk meminimisasikan bias dan memaksimumkan reliabilitas.
6
Desain deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan fakta dan fenomena yang terjadi. Peneliti menyampaikan fakta atau fenomena-
fenomena tersebut melalui teks narasi deskriptif atau kata-kata, dengan tujuan memberikan gambaran tentang kondisi yang terjadi saat ini di lapangan.
Pendeskripsian tersebut didasarkan pada data-data atau informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan lain-lain.
C. Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan judul Keterlibatan dan Partisipasi Perempuan dalam Program Peningkatan Peran Wanita Keluarga Sehat Sejahtera
di Kota Tangerang Selatan-Banten. Peneliti melakukan penelitian tersebut di Kota Tangerang Selatan karena Kota Tangerang Selatan merupakan Kota rintisan, Kota
termuda di Provinsi Banten yang lahir tanggal 26 Nopember 2008. Walaupun masih tergolong muda, Kota Tangerang Selatan sangat pro-aktif terhadap
pembangunan-pembangunan baik di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lain-lain. Pembangunan tersebut merupakan upaya
untuk membangun dan mengembangkan masyarakatnya menuju masyarakat yang cerdas, modern dan religius, sesuai dengan slogan Kota Tangerang Selatan.
5
Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2006, h. 110.
6
Moh. Nazir, Ph.D., Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, cet-ke 8., h. 89.