pekerjaan bernilai sama antara laki-laki dan perempuan tampak belum bisa diwujudkan.
53
c. Pembangunan Masa Refomasi
Pembangunan pada Masa Reformasi berlangsung dari era 1999 sampai dengan sekarang. Memunculkan berbagai kebijakan pembangunan yang
mendorong kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Dalam Deklarasi Millenium menggarisbawahi kepentingan absolut untuk pemajuan Hak Asasi
Manusia HAM bagi semua orang. Delapan target pembangunan millenium Millenium Development Goals-MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015
meliputi target untuk: menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, menurunkan Angka Kematian Bayi, Anak dan Ibu Bersalin, memerangi HIVAIDS, Malaria, dan Penyakit Menular lainnya,
memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan mengembangkan kemitraan global.
54
Arah pembangunan Indonesia sudah sejalan dan dapat menjawab tantangan MDGs pada tahun 2015. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000
tentang Pengarusutamaan Gender PUG dalam Pembangunan Nasional sudah menjawab tantangan Deklarasi Millenium tentang kesetaraan gender.
Indonesia juga telah menyepakati Komitmen Internasional seperti CEDAW Convention on the Elimination of All Forms of Discriminations Against
Women dan Landasan Aksi Beijing, maka pembangunan pemberdayaan
53
Liza Hadiz., dkk, Jurnal Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru: pilihan artikel Prisma, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2004, h. xvii.
54
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, “Pedoman P2WKSS”, diakses tanggal 08 Maret 2014 dari http:menegpp.go.id
perempuan merupakan komitmen nasional yang dijadikan sebagai bagian integral dari pembangunan sumberdaya manusia, dimaksudkan untuk
meningkatkan status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki.
55
Keberadaan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencoba mengurangi permasalahan-permasalahan gender yang ada di
masyarakat. Beberapa kegiatan utama yang telah dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan antara lain: Bidang pendidikan, tujuannya
mempercepat pemberantasan buta aksara perempuan, melalui Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Aksara Perempuan GN-PBAP bekerja sama
dengan tiga Kementerian, yaitu Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendidikan Nasional. Bidang Kesehatan,
melalui kegiatan kesehatan yang dilakukan antara lain; pembentukan jejaring kerja dan revitalisasi GSI, review model kecamatan sayang Ibu,
penyelenggaraan pekan ASI, peningkatan pemberian ASI esklusif, sosialisasi pencegahan penyalahgunaan HIVAIDS, perlindungan hukum dan pelayanan
kesehatan reproduksi, serta peningkatan kepedulian masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
56
Bidang Ekonomi, tujuannya untuk menumbuhkan modal kemandirian ekonomi sebagai modal kesetaraan, untuk mewujudkan keadilan gender,
antara lain membentuk forum Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan PPEP, pembentukan model desa PRIMA Perempuan Indonesia Maju
Mandiri. Bidang Partisipasi Politik Perempuan, dengan cara meningkatkan
55
Ibid., http:menegpp.go.id
56
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Potret Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Kesejahteraan Serta Perlindungan Anak 2005-2006, Jakarta: 2006, h. 6-8.
partisipasi politik perempuan sebagai salah satu upaya strategis untuk memperjuangkan berbagai isu perempuan dan gender melalui penyusunan draf
rencana aksi di lembaga pengambilan keputusan, penyusunan strategi keterwakilan perempuan di lembaga legislatif, serta melakukan identifikasi
peraturan perundang-undangan politik UU No 31 Tahun 2002 tentang Parpol, UU No 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan anggota MPR, DPR,
DPRD, dan DPD. Bidang Sosial Budaya dan Lingkungan, keberhasilan upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dan terwujudnya kesetaraan dan
keadilan gender perlu didukung oleh nilai-nilai sosial budaya serta lingkungan yang kondusif.
57
d. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
Menurut Kartasasmita 1997, proses peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat diterapkan berbagai pendekatan, salah satu diantaranya
adalah pemberdayaan masyarakat. Memberdayakan masyarakat adalah upaya memperkuat unsur-unsur keberdayaan itu untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap
kemiskinan dan
keterbelakangan, atau
proses memampukan
dan memandirikan masyarakat.
58
Human Capital Theory, menekankan bahwa manusia merupakan sumberdaya utama, berperan sebagai subjek baik dalam upaya meningkatkan
taraf hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan memanfaatkan
57
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Potret Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Kesejahteraan Serta Perlindungan Anak 2005-2006, Jakarta: 2006, h. 12.
58
Dr. Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 1.