21
5 Narrating penarasian adalah merupakan tahapan akhir yakni upaya
dalam menjawab hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
15
Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analisis, maka maka penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode
deskriptif analisis. Pada tahap ini, data dideskripsikan dan dianalisis sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang
dapat digunakan untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini data yang digunakan adalah Laporan Keuangan Badan Amil Zakat BAZIS-DKI jakarta.
H. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi kedalam 5 lima bab dan terdiri atas beberapa sub bab tersebut secara sistematis adalah sabagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjuan kajian terdahulu, kerangka teori dan konseptual, metode penelitian, rencana waktu penelitian, serta sistematika
penulisan.
15
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara, 2002, h.19.
22
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Tinjuan teoritis ini memuat deskripsi mengenai teori-teori yang digunakan dalam proses penelitian dan pembatasan. Dalam hal ini,
teori-teori yang diuraikan antara lain pengertian zakat, infak, dan sedekah ZIS, ruang lingkup akuntansi syariah dan akuntansi Zakat
serta gambaran umum Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 109 mengenai penyajian laporan keuangan dana zakat,
infak, dan sedekah ZIS.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan mengenai metode penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah data yang telah di dapatkan.
BAB IV : ANALISIS TERHADAP DATA PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan analisis terhadap data penelitian yang guna menjawab masalah penelitian, dalam hal ini mengenai penerapan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah Lembaga Amil ZIS
BAB V : PENUTUP
Bab ini memaparkan hasil dari penelitian atau kesimpulan apa yang dapat ditarik hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan berkaitan
dengan pokok masalah. Kemudian dari hasil analisis dan pembahasan
23
yang telah dilakukan dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan diberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi lembaga yang
diteliti.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Lembaga Amil Zakat
1. Pengertian Lembaga Amil Zakat
Yang dimaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang melakuan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan,
perlindungan, pencatatan, dan penyaluran harta zakat. Mereka diangkat oleh
24
pemerintah yang berkuasa oleh masyarakat Islam setempat untuk memungut dan membagikan serta tugas-tugas lain yang berhubungan dengan zakat.
16
Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yang dimaksud pengelolaan zakat adalah kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Sedangkan tujuan dari
pengelolaan zakat adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, serta meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
17
Di Indonesia, LAZ berbeda dengan BAZ. LAZ atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi yang tumbuh atas dasar inisiatif masyarakat
sehingga pergerakannya lebih cenderung pada usaha swasta atau swadaya. Menurut data FOZ, ada 19 Organisasi Pengelola Zakat di Indonesia yang
resmi dikukuhkan di tingkat pusat, terdiri dari 1 BAZNAS yang dimiliki pemerintah dan 18 LAZ yang dikelola swasta.
18
Hanya LAZ yang dikukuhkan pemerintah saja yang bukti setoran zakatnya diakui sebagai pengurang pajak dari muzakki yang telah
membayarkan kewajibannya. Bentuk badan hukum untuk LAZ adalah
16
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya, Jakarta: Pustaka Cerdas, 2000, h.181.
17
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
18
http:www.forumzakat.net