Model Analisis Mikro Microanalysis

62 keinginan untuk mengikuti prosedur tertentu secara kaku justru mengakibatkan proses analisis dan kreativita peneliti menjadi terganggu. Sebuah lembaga dalam menyajikan laporan keuangannya yang sudah betul-betul sesuai dengan PSAK No. 109 dalam penyajiannya dengan baik. “menyajikan laporan dengan baik dan sesuai dengan PSAK No. 109” adalah konsep kunci awal. Namun ini perlu diperjelas dengan mengidentifikasi property dan dimensinya lebih jauh. Berdasarkan literature teori yang ada, PSAK No. 109 dikatakan dapat membantu koordinasi dan komunikasi anatara bagian, memicu perilaku penyajian Laporan Keuangan, PSAK No. 109, dan Badan Amil Zakat. Berdasarkan teori tersebut maka pertanyaan selanjutnya dapat dikembangkan untuk mengetahui bagaimana peranan PSAK No. 109. Apakah benar pengertian Badan Amil Zakat tersebut tentang “menyajikan laporan dengan baik dan sesuai dengan dan PSAK No. 109” sama dengan apa yang dinyatakan oleh literatureteori yang ada? Apa makna menjalankan tugas menurut Badan Amil Zakat tersebut? Sampling lanjutan dan perbandingan teoritis ini akan menghasilkan konsepkategori yang utuh beserta dengan deskripsi tentang property dan dimensinya sehingga dapat diberi labelnama oleh peneliti. Labelnama akan diambil dari literature atau objek itu sendiri. Hasil dari open coding tersebut akan menghasilkan sebuah konsep manfaat PSAK No. 109 bagi Badan Amil Zakat BAZ. 63 Dalam melakukan open coding peneliti akan melakukan beberapa langkah-langkah, sebagai berikut : 1. Peneliti akan menetapkan lebih dahulu urutan sumber data yang akan dikunjungi para pegawai BAZ, kantor Badan Amil Zakat dengan mengikuti pola tertentu untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan kategori-kategori awal, property, dan dimensinya. 2. Peneliti akan memilih sumber data yang dikunjungi berdasarkan alasan kepraktisan. Saya seorang peneliti memutuskan untuk mengunjungi lokasi salah satu divisi perusahaan yang terdekat kemudian melakukan wawancara, observasi atau analisis dokumen terkait berbagai kategori data sekaligus dengan berbagai sumber data yang kebetulan ada disana. 3. Peneliti akan selalu waspada dan membuka pikiran terhadap penemuan data-data yang secara teoritis signifikan namun diluar dugaanharapan sebelumnya. Peneliti akan menvari penjelasan pada hal tersebut dan menanyakan apa yang terjadi serta apa maknanya. Axial coding merupakan kelanjutan dari open coding dan merupakan proses yang menghubungkan suatu konsep dengan sub konsepnya atau suatu konsepkategori dengan konsepkategori yang lain serta mengidentifikasi 64 dalam kondisi apa hubungan itu terjadi why, where, when, how, dan with what resultsconsequences Strauss dan Cirbin 1998, 127. Dalam tahap analisis hubungan, peneliti menganalisis kata-kata yang digunakan oleh responden. Misalkan, seorang akunting mengatakan: “ dalam membuat laporan keuangan, seringkali terjadi kesulitan dalam menyajikan pos-pos transaksi belanja yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat apabila di sesuaikan dengan kesesuaian PSAK No. 109”. Peneliti memilah-milah data menjadi informasi yang menunjukan kapan, bagaimana, dan siapa yang terlibat dalam konflik tersebut sesuai dengan pernyataan responden. Tahap kedua peneliti melakukan konseptualisasi informasi tersebut. Peneliti menginterpretasikan pernyataan responden tadi dengan memaknainya sebagai konflik kepentingan akunting yang disebabkan oleh system PSAK No. 109. Interpretasi ini perlu divalidasi pada sesi-sesi pengumpulan data berikutnya. Ada kemungkinan bahwa data-data berikutnya menunjukan bahwa ada alasan lain dibaliknya yang menjurus ke konflik pribadi antara akunting pebagai penbuat laporan keuangan sehingga system penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan dan PSAK No. 109 bukanlah satu- satunya penjelasan konflik yang muncul. Dengan demikian, peneliti tidak dapat menerima begitu saja data yang diterima dari responden. Ada beberapa sudut pandang dalam memahami sebuah fenomena dan apa yang Nampak secara kasat mata belum tentu 65 merepresentasikan apa yang terjadi. Dalam menggunakan dua tahapan ini peneliti membantu peneliti untuk tidak terlalu cepat menyimpulakan sehingga menghindari bias yang mungkin terjadi. Dalam menyikapi jawaban responden peneliti selalu berfikir secara kritis apabila ada responden yang menjawab menggunakan kata-kata selalu, pasti, tidak pernah, dsb. Peneliti perlu memiliki cara berfikir yang dimensional. Kata-kata diatas menggambarkan sebuah kutub dalam sebuah dimensi. Peneliti akan mempertanyakan terus apakah memang benar demikian ataukah ada kutub yang lain diluar apa yang dilakukan responden tersebut. Ini berarti menjadi kemungkinan situasi lainnya misalkan kadang-kadang, sering atau jarang, serta dalam kondisi apakah situasi tersebut terjadi. Intinya adalah peneliti menghindari pengambilan simpulan yang terlalu cepat karena dapat menyesatkan penelitian yang dilakukan. 47 Sebagai misal, seorang responden mengatakan bahwa menyajian laporan keuangan sudah baik sehingga tidak pernah ada masalah dalam menyajikan laporan keuangan. Peneliti perlu menggali lebih jauh arti kata sudah baik dan tidak pernah karena mungkin yang dimaksud adalah jarang. Yang harus digali adalah seberapa jarang dan pada kondisi apakah penyajian itu efektif dan tidak efektif dan PSAK No. 109 dalam penyajian laporan keuangan dana Zakat, Infak, dan Sedeqah ZIS. 47 Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, h. 339-345. 66

3. Transkripsi

Traskripsi adalah proses menuangkan data yang diperoleh melalui interviu, observasi, dan analisis dokumen ke dalam bentuk salinan tertulis file computer. 48

BAB IV ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 MENGENAI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DANA ZIS 48 Sujoko Efferin, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmi, 2008, h. 339. 67

A. Analisis Kesesuaian Penerapan PSAK 109 pada BAZIS DKI Jakarta

Pada paragraph sebelumnya telah dijelaskan bahwa pengakuan merupakan pencatatan secara resmi penjurnalan sejumlah rupiah kos kedalam penyajian laporan keuangan sehingga jumlah rupiah akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan ini dijelaskan dalam bentuk jurnal. Jurnal merupakan pencatatan dari transaksi yang langsung dikelompokan dalam kolom debit dan kredit yang selanjutnya akan berhubungan dalam tahapan menyusun laporan keuangan. Berikut ini ada traksaksi-transaksi BAZIS DKI Jakarta periode 1 Januari 2015-31 April 2015 yang di sesuaikan dengan ilustrasi jurnal dana zakat dan infaq berdasarkan PSAK 109. 1. Pengakuan dan Pengukuran PSAK 109 paragraf 38 hal. 3 dan paragraph 3 hal. 4 1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset non kas diterima 2. Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambahan dana zakat sebesar : a Jumlah yang diterima, jika bentuk kas; b Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. PSAK 109 paragraf 17 hal. 6 24. infaksedekah yang diterima diakui sebagai penambah dana infak terikat atau tidak terikat sesuai tujuan pemberi infaksedekah sebesar : 68 a Jumlah yang diterima, jika bentuk kas; b Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas BAZIS DKI Jakarta periode 1 Juanuari 2015-31 April 2015 BAZIS DKI Jakarta penerimaa semua dana zakat berasal dari beberapa instansi pemerintah dan juga pengusaha. BAZIS DKI jakarta memisahkan jurnal penerimaan dan penghimpunan dana zakat dan penghimpunan dana infak yang berasal dari donatur. Selama periode 1 Januari 2015- 31 April 2015 total penerimaan dana zakat adalah Rp. 63.648.734.213.55, dan penerimaan dan infak sebesar Rp. 50.510.865.951.88. Maka jurnal penerimaan dan zakat dan infak, sebagai berikut : Tabel 4.1 K P A n a lisis kesesuaian Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan Jurnal Debit Kredit PSAK 109 : Kas-Dana Zakat Dana Zakat xxxx xxxx BAZIS Privinsi DKI Jakarta Kas-Dana Zakat Penerimaan dana zakat 63.648.734.213.55 63.648.734.213.55 Kas-Dana Infak Penerimaan dana Infak 50.510.865.951.88 50.510.865.951.88 69 disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan penyaluran dana zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para mustahik, dana amil, dan dana operasional amil. SAK 109 paragraf 31 hal. 4 Penyaluran Zakat 16. zakat yang disalurkan kepada mustahik, termasuk amil, diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar : a jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas; b jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas. BAZIS DKI Jakarta Penyaluran dilakukan setelah dialokasikan berdasarkan program yang dibuat oleh BAZIS DKI Jakarta, BAZIS DKI Jakarta mengalokasikan dana zakat kepada 5 asnaf, yaitu : fakir miskin penyaluran sebesar Rp. 31.925.117.373, gharimin penyaluran sebesar Rp. 459.977.120, muallaf penyaluran sebesar Rp.224.600.000, sabilillah penyaluran sebesar Rp. 20.650.898.028 dan ibnu sabil penyaluran sebesar Rp. 79.157.500. Penyaluran 70 dana zakat diakumulasikan berdasarkan 5 asnaf tersebut, dengan total penyaluran sebesar Rp. 53.336.750.021. Berikut jurnal penyaluran dana zakat: Tabel 4.2 P Analisi Kesesuaian Berdasarkan hasil dari analisis akuntansi zakat pada BAZIS DKI Jakarta yang disesuaikan dengan aplikasi akuntansi zakat PSAK No. 109, dapat terlihat dan disimpulkan bahwa zakat dari sisi pengakuan dalam pencatatan jurnal transaksi yang dilakukan dan disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta telah menunjukkan kesesuaian dengan PSAK No.109 dimana penerimaan dan penyaluran dana zakat disesuaikan dengan jenis dana seperti penyaluran dana kepada para mustahik, dana amil, dan dana operasional amil. SAK 109 paragraf 28 hal. 7 33. Penyaluran dana infaksedekah diakui sebagai pengurang dana infaksedekah sebesar : a Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas; b Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas Jurnal Debit Kredit PSAK 109 : Dana Zakat-Non Amil Kas-Dana Zakat xxxx xxxx BAZIS Privinsi DKI Jakarta Bantuan-Penyaluran Kas-Dana zakat-BAZIS DKI 53.336.750.021 53.336.750.021