Metode Pengukuran Kesesuaian dengan Grounded Theory Method

61 Sebagai langkah awal, peneliti mencari konsep kunci awal dari data-data yang diperoleh, yaitu bahan-bahan yang menarik danatau relevan dengan research questions yang ada. Ini dapat berupa kalimat atau kata kunci tertentu dari interview atau analisis dokumen, kejadian tertentu dari observasi, maupun bahan-bahan lain angka, gambar, dsb yang dirasakan sebagai ekspresi dari sesuatu yang signifikan. Konsep kunci itu kemudian digunakan sebagai panduan untuk melakukan sampling lanjutan yaitu mengajukan berbagai pertanyaan lanjutan saat melakukan pengambilan data berikutnya melalui interview, observasi, dan analisi dokumen. Beberapa konsep yang mirip mungkin dapat digunakan menjadi sebuah kategori. Dengan demikian sebuah kategori merupakan kumpulan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep- konsep yang memiliki kemiripan. Selama melakukan sampling lanjutan tersebut, peneliti juga melakukan perbandingan teoritis theoretical comparisons untuk meningkatkan sensitivitasnya dalam mengidentifikasi data mana yang penting atau kurang penting, dan data mana yang perlu dipelajari lebih dalam atau tidak. Theoretical comparisons juga membantu peneliti mengidentivikasi lebih jauh property dan dimensi dari data yang telah dikumpulkan. Perbandingan teoritis perlu dilakukan secara konsisten dan sistematis pada tiap kategori data sehingga setiap kategori dapat berkembang secara penuh. Namun, fleksibilitas pengambilan tetap diperlukan, yang dimaksud adalah jangan sampai 62 keinginan untuk mengikuti prosedur tertentu secara kaku justru mengakibatkan proses analisis dan kreativita peneliti menjadi terganggu. Sebuah lembaga dalam menyajikan laporan keuangannya yang sudah betul-betul sesuai dengan PSAK No. 109 dalam penyajiannya dengan baik. “menyajikan laporan dengan baik dan sesuai dengan PSAK No. 109” adalah konsep kunci awal. Namun ini perlu diperjelas dengan mengidentifikasi property dan dimensinya lebih jauh. Berdasarkan literature teori yang ada, PSAK No. 109 dikatakan dapat membantu koordinasi dan komunikasi anatara bagian, memicu perilaku penyajian Laporan Keuangan, PSAK No. 109, dan Badan Amil Zakat. Berdasarkan teori tersebut maka pertanyaan selanjutnya dapat dikembangkan untuk mengetahui bagaimana peranan PSAK No. 109. Apakah benar pengertian Badan Amil Zakat tersebut tentang “menyajikan laporan dengan baik dan sesuai dengan dan PSAK No. 109” sama dengan apa yang dinyatakan oleh literatureteori yang ada? Apa makna menjalankan tugas menurut Badan Amil Zakat tersebut? Sampling lanjutan dan perbandingan teoritis ini akan menghasilkan konsepkategori yang utuh beserta dengan deskripsi tentang property dan dimensinya sehingga dapat diberi labelnama oleh peneliti. Labelnama akan diambil dari literature atau objek itu sendiri. Hasil dari open coding tersebut akan menghasilkan sebuah konsep manfaat PSAK No. 109 bagi Badan Amil Zakat BAZ.