Pengertian Lembaga Amil Zakat

27 kategori, salah dari kategori itu adalah : “syariat yang mengandung hukum dunia seperti hukum perkawinan, hukum warisan, hukum zakat dan hukum pidana. Hukum-hukum ini sangat memerlukan bantuan kekuasaan negara baik Negara Islam maupun Negara non Islam agar berjalan dengan sempurna. 24 Yūsuf al-Qaradhāwī berpendapat bahwa pelaksanaan zakat ini harus diawasi oleh penguasa, dilakukan oleh petugas yang rapi dan teratur. Dalil yang paling jelas dalam masalah ini Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Taubah 9: 103.                    Artinya:“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Adapun alasan-alasan mengapa zakat harus dikelola oleh negara, adalah sebagai berikut: 25 24 Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, Jakarta: Nuansa Madani Publisher, 2004, h. 5-6. 25 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat . Penerjemah Salman Harun, dkk Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2010, h. 742-743. 28 a. Pertama, sesungguhnya kebanyakan manusia telah mati hatinya atau terkena penyakit dan kelemahan. Untuk itu harus ada jaminan bagi bagi si fakir dan haknya tidak diabaikan begitu saja. b. Kedua, sifakir meminta kepada pemerintah, bukan dari pribadi orang kaya, untuk memilihara kehormatan dan harga dirinya dari perasaan belas kasih oleh sebab meminta, serta memelihara perasaan dan tidak melukai hatinya dari gunjingan dan kata-kata yang menyakitkan. c. Ketiga, dengan tidak memberikan urusan ini pada pribadi-pribadi berati menjadikan urusan pembagian zakat sama besarnya. Sebab terkadang banyak si kaya yang memberikan zakat pada setiap fakir saja, sementara fakir yang lain terlupakan. Tidak ada seorang pun yang mengerti keadaanya, padahal terkadang keadaanya lebih membutuhkan. d. Keempat, sesungguhnya zakat itu bukanlah hanya diberikan pada pribai fakir, miskin dan ibnu sabil saja, akan tetapi ada diantara sasaranya yang berhubungan dengan kemaslahatan kaum muslimin bersama, yang tidak bisa dilakukan oleh perorangan, akan tetapi oleh penguasa dan lembaga musyawarah jama’ah kaum muslimin. 29 e. Kelima, sesungguhnya Islam adalah agama dan pemerintahan, Al- Qur’an dan kekuasaan. Untuk tegaknya kekuasaan dan pemerintahan ini dibutuhkan harta, yang dengan itu pula dilaksanakan syari’atnya. Terhadap harta ini dibutuhkan adanya penghasilan. Dan zakat penghasilan yang penting dan tetap untuk kas negara dalam ajaran Islam. b. Hukum Positif Dengan kata lain, berorientasi pada prioritas pemanfaatan zakat perlu dilakukan kearah memanfaatkan dalam jangka panjang. Hal ini bisa dalam bentuk: 1 Zakat dibagikan untuk mempertahankan insentif bekerja atau mencari penghasilan sendiri dikalangan fakir miskin. 2 Sebagian dari zakat yang terkumpul setidaknya 50 digunakan untuk membiayai kegiatan yang produktif kepada kelompok masyarakat fakir miskin, misalnya penggunaan zakat untuk membiayai berbagai kegiatan dan latihan keterampilan produktif, pemberian modal kerja atau bantuan modal awal stars-up capital. 26

3. Tujuan dan Hikmah Lembaga Amil Zakat

26 Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, Jakarta : Nuansa Madani Publisher, 2004, h. 12.