Landasan Hukum Lembaga Amil Zakat

29 e. Kelima, sesungguhnya Islam adalah agama dan pemerintahan, Al- Qur’an dan kekuasaan. Untuk tegaknya kekuasaan dan pemerintahan ini dibutuhkan harta, yang dengan itu pula dilaksanakan syari’atnya. Terhadap harta ini dibutuhkan adanya penghasilan. Dan zakat penghasilan yang penting dan tetap untuk kas negara dalam ajaran Islam. b. Hukum Positif Dengan kata lain, berorientasi pada prioritas pemanfaatan zakat perlu dilakukan kearah memanfaatkan dalam jangka panjang. Hal ini bisa dalam bentuk: 1 Zakat dibagikan untuk mempertahankan insentif bekerja atau mencari penghasilan sendiri dikalangan fakir miskin. 2 Sebagian dari zakat yang terkumpul setidaknya 50 digunakan untuk membiayai kegiatan yang produktif kepada kelompok masyarakat fakir miskin, misalnya penggunaan zakat untuk membiayai berbagai kegiatan dan latihan keterampilan produktif, pemberian modal kerja atau bantuan modal awal stars-up capital. 26

3. Tujuan dan Hikmah Lembaga Amil Zakat

26 Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, Jakarta : Nuansa Madani Publisher, 2004, h. 12. 30 Salah satu tugas penting dari lembaga Amil zakat adalah melakukan sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terus-menerus dan berkesinambungan, melalui berbagai forum dan media. Dengan sosialisasi yang baik dan optimal, diharapkan masyarakat muzakki akan semakin sadar untuk membayar zakat melalui lembaga zakat yang kuat, amanah, dan terpercaya. Lembaga amil zakat memiliki fungsi yang optimal sebagai pengelola zakat di Indonesia dalam menghimpun dan mendayagunakan dana zakat. Karena, yang menjadi tujuan awal usaha lembaga amil zakat adalah pengelolaan dan pendistribusian. Pengelolaan dalam arti mengusahakan agar dana zakat yang berhasil dihimpun dapat disalurkan ke post-post asnaf zakat yang sesuai dengan yang dianjurkan dan ditetapkan oleh syariat Islam. Sedangkan pendistribusian termasuk juga pendayagunaan. Lembaga amil zakat harus mampu membuat program yang bersifat pendayagunaan agar dana zakat yang akan disalurkan kepada asnaf tidak habis sia-sia dan dapat diproduktifkan. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa lembaga amil zakat berperan stategis untuk meningkatkan ekonomi para mustahiq. Berdasarkan pengalaman selama ini dari semenjak zaman penjajahan Belanda sampai sekarang, pengelolaan zakat dipercayakan kepada pribadi umat Islam masing-masing. Alhasil, uang zakat yang terkumpul sangat 31 tidaklah sedikit. Jumlah ini tentu saja signifikan untuk pemberdayaan ekonomi umat dalam upaya memerangi kemiskinan. Belum lagi pendistribusiannya yang cenderung bersifat konsumtif saja. 27 Zakat tidak bisa dikerjakan oleh setiap pribadi muslim. Zakat harus dikelola dengan melibatkan pihak lain. Karena zakat dari muzaki, dikelola oleh amil dan ditunjukan untuk mustahik. Tujuan zakat tidak dikelola sendiri dan harus dikelola oleh Amil Zakat Lembaga Amil Zakat, yaitu : 28 1 Agar tak subjektif Zakat berasal dari harta sendiri, karena berasal dari harta sendiri, seolah-olah dirinya masih menjadi pemilik. Dalam kondisi seperti ini, pengelolaan zakat menjadi subjektif. 2 Menjaga harta mustahik Dalam kondisi labil, manusia cenderung bertindak emosional tak terkontrol. Zakat yang milik orang lain, akhirnya tersendat karena harus melalui tahap yang tidak lagi rasional. 3 Objektif Profesional Jika zakat dikelola oleh lembaga amil, harga diri dan harkat martabat serta ketidak berdayaan mustahik dijaga. Mereka datang untuk menuntut hak. Dan bagi lembaga amil, ini sudah tugasnya untuk 27 Tim Institut Manajemen Zakat, Manajemen Zakat Gaya BUMN, Ciputat : Mitra Cahaya Utama, 2006, h. 26 28 Drs. H. M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat oleh Negara, Jakarta : Nuansa Madani Publisher, 2004, h. 32 melayani mereka tidak dengan pretensi macam-macam. Lembaga amil berperan mengemban amanah dana muzaki untuk mustahik. Jadi para amil tertuntut untuk bekerja professional. 4 Dana Terhimpun Besar Dengan lembaga, zakat dapat di himpun dari berbagai sumber di masyarakat. Jika muzaki yang mengelola, sulit bagi muzaki lain untuk mempercayakan dananya. Ini berkaitan dengan masalah kepercayaan. Jika muzaki yang mengelola, tidak bisa dicegah akan muncul berbagai persepsi dan fitnah. 5 Pemberdayaan Jika lembaga amil yang khusus mengelola, dana memang dapat dihimpun dalam jumlah besar. Dengan dana besar itu, berbagai program pemberdayaan dapat dikembangkan dan diimplementasikan.

4. Ketentuan-ketentuan Undang-undang dalam Pelaksanaan Lembaga

Amil Zakat Di Indonesia, pada awalnya pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan Keputusan Menteri Agama KMA Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D29 Tahun 2000 tentang 33 Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. 29 Namun, UU No. 38 Tahun 1999 dianggap belum mampu menjawab permasalahan pengelolaan zakat sehingga pemerintah merevisi UU tersebut menjadi Undang-undang Nomor 232011. Dalam implementasinya, hasil revisi UU tersebut mengalami banyak kontroversi karena terdapat pasal yang multitafsir dan dianggap menghambat kinerja dan peran lembaga-lembaga pengelola zakat yang telah ada. 30 Kemudian, pada 31 Oktober 2013, Makhkamah Konstitusi MK mengabulkan gugatan uji materi UU Nomor 232011 tentang Pengelolaan Zakat.ada tiga pasal yang diubah, yakni pasal 18, pasal 38, dan pasal 41. Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yang dimaksud pengelolaan zakat adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Sedangkan tujuan dari pengelolaan zakat adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, serta meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. 31

B. Laporan Keuangan Dana Zakat, Infak, dan shadaqah

Laporan keuangan lembaga amil zakat merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya yang 29 Kuntarno Aflah, ed., Zakat dan Peran Negara, Jakarta: Forum Zakat, 2006, h.80. 30 Anis Rosyidah, “Implementasi UU No. 23 tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan Zakat oleh Lembaga Amil Zakat ”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang, 2012, h.3 31 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.