PT. Putra Bungsu Tegal

titik cair yang tinggi. Bijih logam didapat dengan cara penambangan, setelah didapat sebelum diolah bijih logam dipecah sebesar kepalan tangan, kemudian dipilih yang mengandung unsur-unsur logam, dicuci, dikeringkan dengan cara dipanggang agar mengeluarkan uap yang mengandung air. Logam terbagi menjadi beberapa golongan, antara lain: 1 Logam berat, seperti besi, nikel, krom, tembaga, timah putih, timah hitam, dan seng. 2 Logam ringan, seperti alumunium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, dan barium. 3 Logam mulia, seperti emas, perak, platina. 4 Logam tahan api, seperti wolfram, molibden, titanium, dan zirkonium. Industri pengolahan logam dan mesin PT. Putra Bungsu adalah sebuah perusahaan yang berdiri sejak 1988, awalnya bergerak di bidang pengecoran logam. Memproduksi alat-alat pemadam kebakaran, alat-alat perkapalan dan pengecoran umum. Pada tahun 1993 mengambil keputusan beralih pada jenis pekerjaan Sheet Metal Working Equipment Parts dan bergabung dengan PT. Komatsu Indonesia sebagai subcont dan memproduksi beberapa komponen untuk semua model alat berat untuk brand Komatsu. Berikut adalah proses produksi komponen alat-alat berat, mulai dari proses pemotongan, pengasahan, pembengkokan, pengeboran, dan pengecatan. PEMOTONGAN Pemotongan cutting besi atau logam dilakukan ketika scrap sudah melalui tahap pengecoran. Kemudian besi tersebut dipotong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. PENGASAHAN Grinding adalah kegiatan memotong atau mengasah logam. Besi yang telah dipotong sesuai bentuknya kemudian digrenda. Mesin yang digunakan bernama Gerinda, adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong dan mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu. Mesin Gerinda diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu Mesin Gerinda Permukaan, Mesin Gerinda Tangan, Mesin Gerinda Duduk. Pada gambar di atas yang digunakan pada PT. Putra Bungsu Tegal adalah Mesin Gerinda Tangan. Menggerinda bertujuan untuk merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain- lain. PEMBENGKOKAN Setelah melalui tahap pemotongan dan pengasahan kemudian besi masuk ke tahap bending. Bending adalah proses pembengkokan besi. Mesin bending atau dalam bahasa indonesia disebut mesin penekuk plat, berfungsi untuk menekuk plat dalam dengan sudut. Plat yang ditekuk biasanya untuk plat yang mempunyai ukuran yang besar dan lebar, sehingga sulit untuk dikerjakan dengan ragum plat, catok atau alat lainnya. Mesin pada gambar di atas menggunakan sistem hydrolik sebagai sumber tenaga penekuknya. Mesin ini membutuhkan daya listrik yang lebih efisien dibandingkan tipe mekanikal untuk menggerakkan pompa hydrolik-nya, mesin ini menggunakan fluida dalam sistem hidrolik-nya berupa oli hydrolik yang secara berkala harus diganti 2000 jam. Mesin ini mampu menekuk atau bending plat-plat yang tebal tergantung kapasitas mesin seperti mild steel, stainless steel dan alumunium, akurasinya terkontrol. PENGEBORAN Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk membuat lubang, membuat lubang bertingkat, dan membesarkan lubang. Pengeboran alat-alat berat menggunakan mesin tertentu. Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut pengerjaan pelubangan. Mesin bor yang digunakan pada PT. Putra Bungsu Tegal adalah mesin bor radial, yang khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan mejamesin telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin. PENGECATAN Tahap akhir dari proses ini adalah pengecatan logam-logam yang sudah melalui beberapa tahap sehingga sudah menjadi barang jadi. Pengecatan dilakukan dengan alat semprot supaya hasilnya lebih rata. Pengecatan besi berfungsi untuk menjaga besi agar tidak berkarat dan terlihat lebih menarik. Setelah pengecatan selesai maka besi-besi tersebut dikeringkan terlebih dahulu, untuk kemudian dikirim kepada konsumen.

3. Peranan Usaha Kecil Industri Pengolahan Logam dan Mesin; Dalam

Memecahkan Masalah Pengangguran di Kabupaten Tegal Tahun 2012-2013

a. Data Primer

Untuk menganalisis hasil penelitian, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data hasil wawancara dan observasi. Berikut adalah data wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 21 orang pekerja di PT. Putra Bungsu Tegal dan pihak-pihak yang terkait dengan usaha kecil industri pengolahan logam dan mesin: 1 Lama Usia Bekerja Tenaga kerja merupakan salah satu mesin penggerak dalam kegiatan usaha pengolaha logam. Para pekerja yang ada di dalam PT. Putra Bungsu Tegal adalah orang-orang asli Tegal. Hal ini membuktikan bahwa industri pengolahan logam dan mesin PT. Putra Bungsu Tegal memprioritaskan tenaga kerja yang tersedia di Kabupaten Tegal. Keberadaan mereka sangatlah penting dalam keberlangsungan berjalannya perusahaan. Maka lingkungan kerja yang kondusif sangat dibutuhkan demi kenyamanan bekerja para pekerja. Semakin lama mereka bekerja maka semakin tinggi pula derajat kenyamanan lingkungan kerjanya. Berdasarkan hasil wawancara kepada pemilik PT. Putra Bungsu Tegal, ada beberapa karyawannya yang setia bekerja sejak awal berdirinya perusahaan sampai sekarang ini. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan kerja di PT. Putra Bungsu Tegal sangat kondusif bagi pekerjanya. Berikut adalah tabel lama usia bekerja yang diperoleh dari hasil wawancara karyawan PT. Putra Bungsu Tegal sebanyak 21 orang: Tabel 4.1. Lama Usia Bekerja Tahun No. Nama Usia Bekerja 1 Reksa Surasa 3 2 Saryono 16 3 Syaiful Imam 22 4 Akhmad Soleh 18 5 Nurzaman 10 6 Tasrukhi 11 7 Muhaemin 13 8 Andriyanto 12 9 Akhmad Toha 12 10 Muh. Komarudin 11 11 Waluyo 10 12 Akhmad Dzubaedi 10 13 Nurokhman 9 14 Edi Asmadih 4 15 Imam Zaenuri 7 16 Mujiono 8 17 Abdul Khofir 3 18 Husni Mubarok 3 19 Aris Munandar 7 20 Luky Maulana 3 21 Nur Alip 2 Sumber: Data primer yang diolah sendiri. Dari data yang diperoleh, lama bekerja di bawah 10 tahun terdapat 9 orang, dari 9 orang tersebut ada 5 orang yang termasuk pekerja baru. Lama bekerja di atas 10 terdapat 11 orang pekerja, dimana salah satu pekerjanya telah bekerja sejak perusahaan tersebut resmi menjadi usaha yang fokus pada industri pengolahan logam. 2 Pekerjaan Sampingan Dari data primer hasil wawancara, semua pekerja yang diwawancarai mengaku bahwa bekerja di perusahaan industri pengolahan logam dan mesin tersebut adalah sebuah pekerjaan utama bagi kehidupan mereka. Mereka sangat menggantungkan kehidupannya pada perusahaan ini. Dari sini dapat dilihat bahwa keberadaan industri pengolahan logam sangat vital di tengah- tengah masyarakat Kabupaten Tegal. Sehingga bisa dibayangkan jika tidak ada perusahaan industri pengolahan logam dan mesin di Kabupaten Tegal, maka banyak sekali tenaga kerja yang tidak mempunyai pekerjaan. 3 Profesi Sebelumnya Dari hasil wawancara, dari 21 pekerja yang diwawancarai mengaku bahwa pekerjaan yang mereka geluti saat ini adalah pekerjaan pertama dan yang utama. Jadi profesi para pekerja sebelum bekerja pada perusahaan industri pengolahan logam dan mesin yaitu tidak ada. 4 Tingkat Pendidikan Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh para pekerja berbeda-beda antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lainnya. Berdasarkan keterangan informan yang ditemui di lapangan, diperoleh sejumlah pendapat yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh para tenaga kerja dalam bagian produksi yaitu tamat SD, SMP, dan SMA. Sementara ada juga yang tamat Sarjana, hanya saja yang lulusan Sarjana di tempatkan pada bagian kantor bukan pada bagian produksi. Dengan demikian, diketahui bahwa tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh para pekerja industri pengolahan logam dan mesin, paling rendah adalah tamatan SD dan paling tinggi adalah tamatan SMA. Menurut keterangan dari pemilik perusahaan, Bapak H. Dimyati, ketika perusahaan baru dirintis tingkat pendidikan para pekerja hanya lulusan SD sampai SMA saja, lambat laun semakin berkembangnya perusahaan, saat ini kriteria untuk tenaga kerja baru agar dapat bekerja di perusahaannya adalah minimal lulusan SMA. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar perusahaan industri pengolahan logam memberikan kriteria kepada para pekerja barunya adalah berpendidikan SMA. Latar belakang pendidikan formal para pekerja tidak mempengaruhi kualitas dan kemampuan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk menjadi pekerja pada perusahaan ini tidak memerlukan persyaratan pendidikan tertentu, seperti bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta yang harus melewati berbagai seleksi terlebih dahulu. Untuk bekerja pada perusahaan ini yang terpenting adalah mempunyai kemauan untuk belajar dan bekerja keras. Untuk mengetahui cara kerja mesin- mesin yang ada di perusahaan, semuanya bisa dipelajari dengan orang-orang yang lebih senior. Jadi untuk bekerja pada perusahaan ini tidak mengharuskan pada orang-orang dari sekolah kejuruan dengan jurusan teknik mesin. Uraian tersebut di atas memberikan gambaran bahwa industri pengolahan logam di Kabupaten Tegal berperan menyerap tenaga kerja dari berbagai latar belakang pendidikan. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa para pekerja dengan tingkat pendidikan formal yang berbeda mampu bekerja pada industri pengolahan logam dan mesin. Tingkat pendidikan ternyata tidak berpengaruh terhadap kualitas dan kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaan pada industri pengolahan logam. Seluruh kegiatan usaha ini dapat dikerjakan dengan pelatihan terlebih dahulu. Jurusan pendidikan