yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purvosive Sampling, menurut Sugiyono adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan peneliti dalam mengambil sampel yang akan diwawancarai adalah orang yang telah lama bekerja pada perusahaan tersebut
sehingga dapat menjawab persoalan tenaga kerja. Penentuan sampel yang dilakukan berdasarkan metode kualitatif,
dilakukan saat berada di lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu peneliti memilih orang-orang yang ada di lapangan dengan
pertimbangan orang tersebut mampu memberikan informasi yang akan diteliti. Kemudian peneliti dapat mempertimbangkan sampel lainnya untuk
dapat memberikan informasi yang lebih. Pengambilan sampel akan dihentikan jika data yang diperoleh sudah cukup atau jenuh.
Dari 54 populasi yang ada di PT. Putra Bungsu, peneliti mengambil sampel 21 orang sebagai subjek yang akan diteliti di PT. Putra Bungsu Tegal.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalampenelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatakan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
26
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Wawancara
Masih menurut Sugiono, wawancara interview merupakan suatu proses tanya-jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-
hadapan secara fisik. Esterberg 2002 mendefinisikan interview sebagai berikut.
“A meeting of two persons to exchenge information and idea trought question and responses, resulting in communication and joint
26
Ibid., h. 308.
construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tetentu.
27
Wawancara ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan usaha kecil yaitu Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro
dan Informal Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal: Bapak Sarwoko, S.Psi., MM. dan pemilik PT. Putra Bungsu Tegal beserta para
pekerja yang bekerja di PT. Putera Bungsu Tegal. Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara semi
terstruktur, yang mana peneliti mempersiapkan panduan wawancara namun dalam pelaksanaannya dikembangkan lebih luas sesuai kebutuhan
penelitian. Proses wawancara yang dilakukan peneliti diawali dengan mengajukan izin penelitian kepada semua instansi yang terkait dengan
usaha kecil di Kabupaten Tegal. Sebelum proses wawancara, peneliti terlebih dahulu mengajukan perjanjian mengenai waktu wawancara.
Hal tersebut dilakukan agar dalam proses wawancara tidak mengganggu aktivitas informan. Pada proses wawancara, peneliti menggunakan
pedoman yang telah dipersiapkan, tetapi terdapat pertanyaan yang tidak sesuai dengan pedoman namun masih dalam lingkup penelitian. Hal
ini dilakukan untuk menanggapi dan mencari lebih jauh pernyataan yang tidak terduga dari informan yang diwawancarai. Hambatan
yang terjadi dalam proses wawancara yaitu kesalahan disposisi dari instansi yang tidak sesuai dengan fokus penelitian ini, namun hal
tersebut dapat teratasi dengan disposisi ulang yang disesuaikan dengan pertanyaan yang diajukan.
2. Pengamatan
Pengamatan observation dilaksanakan dengan cara pendataan pengamatan yang langsung dilakukan wilayah Kabupaten Tegal,
khususnya di sebuah unit usaha kecil pada industri pengolahan logam
27
Ibid., h. 317.