Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
Sentra industri pengolahan logam dan mesin termasuk dalam industri komponen alat berat yang merupakan salah satu produk komoditi industri
andalan atau unggulan di Kabupaten Tegal. Industri komponen alat berat secara umum dapat didefinisikan sebagai industri berbahan baku utama
besi dan baja. Kabupaten Tegal mempunyai sumber daya yang potensial untuk mengembangkan klaster industri komponen alat berat yang terkait
dengan kebutuhan untuk industri-industri besar. Produk-produk komponen alat berat merupakan produk hulu yang penting karena merupakan bahan
baku bagi industri hilirnya industri kendaraan besar dan berat. Entitas Klaster Komponen Alat Berat Kabupaten Tegal terlihatkan pada tabel
berikut:
3
Tabel 2.1. Entitas Klaster Komponen Alat Berat Entitas
Pelaku
Industri Inti 1.
PT. Putra Bungsu 2.
CV. Prima Karya 3.
PT. Gemilang Lestari Teknindo 4.
PT. Karya Paduyasa 5.
CV. Millako Teknik Mandiri 6.
CV. Jasa Pratama 7.
CV. Rejeki Abadi Machinery Industri Pemasok
1. PT. Krakatau Steel
2. PT. Jaya Paris Steel
3. PT. Gunawan Dian Jaya
Industri Penunjang 1.
Bank 2.
Perusahaan Katering 3.
Perusahaan Transportasi 4.
Penyedia mesin-mesin produksi, dll
3
Kebijakan Industri Kabupaten Tegal , Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Tegal, 2012, h. 31.
Industri Terkait 1.
Industri komponen kapal 2.
Industri komponen otomotif 3.
Industri alat pertanian 4.
Industri alat pemadam 5.
Industri galangan kapal, dll Pasar
1. Temu bisnis
2. Pameran
3. Ekspo
4. Gelar produk
5. Eksebisi, dll
Pembeli 1.
PT. Komatsu Indonesia 2.
PT. Caterpillar 3.
PT. United Tractor 4.
PT. Sumitomo Indonesia Lembaga
Pendukung 1.
Kementerian Perindustrian 2.
Dinas Perindag Provinsi Jateng 3.
Dinas Perindag Kabupaten Tegal 4.
BPP Teknologi 5.
LIPI 6.
ITB 7.
Undip, dll
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal
Di Kabupaten Tegal terdapat 7 pelaku industri inti dalam klaster komponen alat berat, dari ketujuh pelaku tersebut memiliki pelaku-
pelaku entitas masing-masing. Seperti pemasok barang, penunjang, konsentrasi industri yang terkait, cara memasarkan, pembeli hasil
produksi, dan lembaga pendukung yang mempunyai wewenang dalam membina dan mengembangkan perindustrian.
Menurut Jahen F.R 2011-5 , “Suatu negara harus melewati
sebuah transformasi dalam perekonomian jika ingin memajukan kesejahteraan negara dan rakyat, dari negara dengan
pertumbuhan pertanian menuju pertumbuhan industri dan diakhiri pertumbuhan pada sektor jasa. Tidak dapat dipungkiri,
semenjak kecil hingga sekarang, masyarakat Indonesia selalu disuapi dengan kebanggaan akan kekayaan alam yang dimiliki.
Akan tetapi, kita tidak pernah diajarkan bagaimana caranya agar kekayaan alam yang banyak ini bisa dimanfaatkan secara
maksimal. Akibatnya, kita selalu bergantung kepada sektor pertanian dan tidak pernah bisa mengejar negara-negara industri
lainnya. Solusi bagi kondisi ini adalah dengan melakukan industrialisasi sumber daya alam Indonesia
”.
4
Sumber daya alam yang melimpah keberadaannya akan menjadi sia-sia jika tidak dapat diolah dengan baik. Menurut Jahen, sejak
jaman dahulu bangsa Indonesia sudah terbiasa dibanggakan dengan sumber daya alam yang berlimpah ruah, namun masyarakatnya tidak
dapat memanfaatkannya dengan baik, tidak mampu menyulapnya agar menjadi suatu barang yang lebih tinggi nilainya. Mereka lebih
bergantung pada sektor pertanian. Sedangkan lahan pertanian setiap tahun mengalami penurunan, sehingga hasil produksinya pun semakin
rendah. Oleh karena permasalahan tersebut, salah satu jalan keluarnya adalah dengan melakukan industrialisasi, yaitu melalui pengembangan
usaha kecil pada sektor non pertanian, usaha yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya alam lokal yang tersedia.
Industrialisasi adalah proses transformasi ekonomi suatu negara dari sektor pertanian ke sektor industri. Kegiatan industri fokus pada
pendayagunaan sumber daya yang tersedia di suatu negara. Sumber daya alam yang melimpah merupakan salah satu potensi besar untuk
menunjang kemandirian suatu negara. Menilik masa lalu, Negara Indonesia sejak jaman dahulu dikenal dengan tanahnya yang subur
sehingga hasil pertaniannya melimpah. Power inilah yang menjadikan
4
Jahen Fachrul Rezki, dkk, Seri Pemikiran Mahasiswa; Ekonomi Indonesia di Mata Anak Muda UI
. Depok: Beduose Media, 2010, h. 5.