Data Primer Peranan Usaha Kecil Industri Pengolahan Logam dan Mesin; Dalam
pekerja industri pengolahan logam dan mesin, paling rendah adalah tamatan SD dan paling tinggi adalah tamatan SMA.
Menurut keterangan dari pemilik perusahaan, Bapak H. Dimyati, ketika perusahaan baru dirintis tingkat pendidikan para
pekerja hanya lulusan SD sampai SMA saja, lambat laun semakin berkembangnya perusahaan, saat ini kriteria untuk tenaga kerja
baru agar dapat bekerja di perusahaannya adalah minimal lulusan SMA. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar
perusahaan industri pengolahan logam memberikan kriteria kepada para pekerja barunya adalah berpendidikan SMA.
Latar belakang pendidikan formal para pekerja tidak mempengaruhi kualitas dan kemampuan para pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Untuk menjadi pekerja pada perusahaan ini tidak memerlukan persyaratan pendidikan tertentu,
seperti bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta yang harus melewati berbagai seleksi terlebih dahulu. Untuk bekerja pada
perusahaan ini yang terpenting adalah mempunyai kemauan untuk belajar dan bekerja keras. Untuk mengetahui cara kerja mesin-
mesin yang ada di perusahaan, semuanya bisa dipelajari dengan orang-orang yang lebih senior. Jadi untuk bekerja pada perusahaan
ini tidak mengharuskan pada orang-orang dari sekolah kejuruan dengan jurusan teknik mesin.
Uraian tersebut di atas memberikan gambaran bahwa industri pengolahan logam di Kabupaten Tegal berperan menyerap tenaga
kerja dari berbagai latar belakang pendidikan. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa para pekerja dengan tingkat pendidikan formal
yang berbeda mampu bekerja pada industri pengolahan logam dan mesin. Tingkat pendidikan ternyata tidak berpengaruh terhadap
kualitas dan kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaan pada industri pengolahan logam. Seluruh kegiatan usaha ini dapat
dikerjakan dengan pelatihan terlebih dahulu. Jurusan pendidikan
formal yang pernah ditempuh oleh para pekerja bukan merupakan syarat mutlak untuk bekerja pada usaha ini. Dengan demikian
usaha kecil; industri pengolahan logam dan mesin, mempunyai peranan untuk menyerap tenaga kerja yang memiliki keterampilan
yang terbatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2. Tingkat Pendidikan Terakhir Pekerja No.
Nama Pendidikan Terakhir
1 Reksa Surasa
SMA 2
Saryono SD
3 Syaiful Imam
SD 4
Akhmad Soleh SD
5 Nurzaman
SMA 6
Tasrukhi SMP
7 Muhaemin
SMP 8
Andriyanto SMP
9 Akhmad Toha
SMP 10 Muh. Komarudin
SMP 11 Waluyo
SMP 12 Akhmad Dzubaedi
SMA 13 Nurokhman
SMP 14 Edi Asmadih
SMP 15 Imam Zaenuri
SMP 16 Mujiono
SMP 17 Abdul Khofir
SMA 18 Husni Mubarok
SMP 19 Aris Munandar
SMP 20 Luky Maulana
SMA 21 Nur Alip
SMA
Sumber: Data primer yang diolah sendiri .
5 Penghasilan Pekerja
Seperti pemaparan di atas, kegiatan pada industri pengolahan logam tidak memerlukan tenaga kerja yang ahli dengan tingkat
pendidikan tinggi. Dengan bekal tingkat pendidikan yang dimiliki dan keterampilan sederhana para pekerja bisa bekerja pada usaha
kecil ini. Tingkat pendidikan yang dimiliki para pekerja juga tidak berpengaruh terhadap upah yang mereka terima. Upah yang
diterima para pekerja ditentukan berdasarkan posisi dan lama usia bekerja para pekerja.
Rata-rata upah pekerja di industri pengolahan logam adalah di atas UMR Kabupaten Tegal. Dari hasil wawancara, berikut
adalah daftar upah pekerja di PT. Putra Bungsu Tegal:
Tabel 4.3. Penghasilan Pekerja Tahun 2012-2013Bulan
No. Nama
Tahun 2012
2013
1 Reksa Surasa
850.000 950.000
2 Saryono
1.500.000 1.800.000
3 Syaiful Imam
1.400.000 1.700.000
4 Akhmad Soleh
1.300.000 1.600.000
5 Nurzaman
1.200.000 1.300.000
6 Tasrukhi
1.000.000 1.100.000
7 Muhaemin
1.200.000 1.350.000
8 Andriyanto
1.200.000 1.200.000
9 Akhmad Toha
1.200.000 1.200.000
10 Muh. Komarudin 900.000
1.000.000 11 Waluyo
1.500.000 1.700.000
12 Akhmad Dzubaedi 1.000.000
1.150.000 13 Nurokhman
1.200.000 1.400.000
14 Edi Asmadih 950.000
1.050.000
15 Imam Zaenuri 950.000
1.050.000 16 Mujiono
1.050.000 1.200.000
17 Abdul Khofir 780.000
950.000 18 Husni Mubarok
780.000 850.000
19 Aris Munandar 850.000
1.000.000 20 Luky Maulana
780.000 850.000
21 Nur Alip 780.000
850.000
Sumber: Data primer yang diolah sendiri.
Dari tabel penghasilan di atas dapat di lihat bahwa, baik di tahun 2012 maupun di tahun 2013 penghasilan para pekerta di atas
UMR Kabupaten Tegal pada saat itu. Tinggi rendahnya penghasilan para pekerja di bagian produksi tidak dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang pernah mereka dapatkan. Tinggi rendahnya penghasilan dipengaruhi oleh lama usia bekerja,
sebab semakin lama mereka bekerja maka semakin banyak pula pengalaman yang mereka dapatkan, sehingga kemampuan yang
mereka miliki semakin baik.
6 Tingkat Kesejahteraan Pekerja
Dari hasil pengolahan data primer, sebagian besar para pekerja mengaku bahwa penghasilan yang mereka dapat sudah
mampu mensejahterakan tetapi belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan mereka dan keluarganya. Biaya hidup yang semakin
tinggi tetapi tingkat UMR di Kabupaten Tegal yang rendah mengakibatkan kesejahteraan para pekerja belum sepenuhnya
tercapai.
7 Kendala yang Dihadapi
Berdasarkan hasil wawancara kepada pemilik usaha industri pengolahan logam dan mesin, perusahaannya yang berdiri sejak
tahun 1988, kemudian resmi memfokuskan usaha pada sektor industri logam pada 1993. Sampai saat ini berarti sudah berusia 26
tahun. Status usaha ini adalah milik sendiri atau usaha keluarga yang diturunkan secara turun temurun.
Kendala yang dihadapi adalah masalah bahan baku, bahan baku yang dibutuhkan adalah berupa logam besi, tembaga dan lain
sebagainya. Baik logam yang asli maupun berupa scrap besi rongsok. Bahan baku logam yang asli didatangkan dari luar kota.
Sementara bahan baku lokal yang tersedia adalah bahan baku yang berasal dari scrap. Kendalanya adalah keberadaan bahan baku
logam sangat terbatas. Sehingga harus mencari partner bisnis yang lebih luas yang dapat menyediakan bahan baku logam yang lebih
banyak. Kendala ini sejalan dengan pendapat dari Kepala Seksi
Pengembangan Usaha Mikro dan Informal Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Tegal, saat diwawancarai mengenai kendala
dari usaha industri pengolahan logam dan mesin. Menurutnya kendala yang dihadapi adalah bahan baku.
Bahan baku dalam industri pengolahan logam dan mesin selama ini menggunakan bahan baku dari scrap dan bijih besi atau
alumunium. Bahan baku scrap mudah didapat dan harganya terjangkau, tetapi karena menggunakan bahan baku dari scrap,
maka hasil-hasil produksi industri logam juga harga jualnya cukup murah. Sedangkan bahan baku biji besi atau aluminium barangnya
langka dan harus memesan dulu ke pabrik dari luar daerah dalam jumlah besar dan harganya mahal. Sebagai perbandingan harga besi
rongsok kualitas bagus dijual dengan harga Rp 5.000,00 perkilogram, aluminium sekitar Rp 18.000,00 perkilogram dan
tembaga mencapai Rp 70.000,00 perkilogram. Hal ini yang menjadi kendala untuk mengekspor produk-
produknya ke daerah yang lebih luas, yaitu salah satunya karena bahan baku yang belum memenuhi standar. Sehingga mindset
masyarakat dalam hal ini, para pelaku usaha yang menginginkan
perkembangan usahanya tetapi belum dapat menciptakan inovasi atau terobosan-terobosan baru supaya usahanya terus berkembang.
Produk yang dihasilkan oleh usaha kecil rata-rata hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal saja.
Usaha kecil keberadaannya sangat penting dalam perekonomian Kabupaten Tegal. Karena jenis usahanya yang padat
karya sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja. Pekerja yang dibutuhkan juga tidak membutuhkan kriteria tertentu jadi
masyarakat yang tidak mempunyai pengalaman dan kemampuan yang khusus juga dapat ikut membantu dalam proses produksi
usaha terebut. Tapi kalau sudah menjadi usaha menengah biasanya memilih peran masyarakat yang lebih kreatif. Sehingga usaha kecil
sudah pasti sangat berkontribusi dalam perekonomian, khususnya masalah ketenagakerjaan seperti pengangguran di Kabupaten
Tegal. OVOP adalah gerakan dalam rangka mengembangkan
usaha yang diarahkan untuk mengembangkan potensi daerah. Dengan adanya OVOP setiap daerah yang mempunyai potensi
terkonsentrasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Sehingga setiap daerah dapat berkembang dan mempunyai produk
yang khas. Di Kabupaten Tegal sudah banyak tumbuh berbagai usaha
kecil yang telah maju, sementara usaha kecil yang paling dominan dalam memberikan kontribusi perekonomian di Kabupaten Tegal
adalah pada sektor industri pengolahan logam dan mesin khususnya industri komponen perkapalan menjadi produk unggulan pertama
dan masuk sebagai kompetensi inti industri Kabupaten Tegal. Karena memiliki jumlah unit dan tenaga kerja yang banyak.