Bacalah dalam hati dongeng binatang berikut ini
                                                                                Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar
Hampir semua binatang telah hadir. Hanya si Onta yang belum kelihatan. Ditunggu-tunggu belum juga datang. Ketua persidangan, yang waktu itu si Singa,
merasa khawatir kalau-kalau si Onta mendapat halangan. la minta tolong agar salah satu yang telah hadir mau menjemput si Onta. Si Anjing yang merasa diri-
nya sigap dan larinya cepat menyediakan diri untuk menjemput si Onta. Tetapi, karena  si Anjing  belum  paham  betul  akan  si  Onta,  maka  ia  bertanya  tentang
bentuk tubuh si Onta. Setelah mendapat penjelasan bahwa punggung si Onta ada punuknya, maka larilah si Anjing menjemput si Onta.
Pada  saat  yang  bersamaan,  kucing  sedang  berlari-lari  menuju  ke  tempat persidangan  karena  takut  terlambat.  la  khawatir  kalau  ditunggu-tunggu.  Pada
sebuah semak-semak ia terperanjat karena bertemu anjing yang juga sedang berlari-lari mencari si Onta. Punggung si Kucing melengkung karena terkejut. Si
Anjing mengira punggung si Kucing yang melengkung adalah punuk. Dengan demikian, ia mengira kucing adalah si Onta. Si Anjing segera mengajak si Ku-
cing untuk berlari menuju ke tempat persidangan karena telah ditunggu-tunggu. Mereka berdua berlari-lari menuju ke tempat persidangan.
Setelah  sampai  di  tempat  persidangan,  semua  binatang  terheran-heran. Anjing bukannya membawa si Onta, tetapi si Kucing. Semua binatang tak dapat
menahan  rasa  gelinya,  maka  mereka  tertawa  terbahak-bahak. Anjing  sangat heran  dirinya  ditertawakan.  la  bertanya  mengapa  dirinya  ditertawakan.  Ketua
sidang menjelaskan bahwa yang dibawa bukanlah si Onta, melainkan si Kucing. Si Anjing  disuruh  memmerhatikan  punuk  si  Kucing.  Ternyata  si  Kucing  tidak
mempunyai punuk.
Anjing sangat marah pada si Kucing. la mengeram, lalu menerkam si Kucing. Si Kucing sudah waspada dan ia melompat menghindari terkaman si Anjing. Si
Anjing tidak berhasil menerkam si Kucing dan ia semakin marah. Si Anjing kembali menerkam si Kucing, tetapi si Kucing melompat menghindar sambil memanjat
sebatang  pohon.  Dengan  mata  merah,  si Anjing  menengadah  ke  atas  sambil menunggu kucing di bawah pohon.
Di bawah pohon si Anjing berkata bahwa sejak hari ini ia nyatakan anak dan turunannya bermusuhan dengan anak dan turunan kucing. Di mana saja anak
dan turunannya bertemu dengan anak dan turunan kucing, akan diterkam dan dibunuh.
Begitulah ceritanya, maka sampai sekarang anjing selalu bermusuhan de- ngan kucing.
Sumber: Cerita Rakyat III, Balai Pustaka. 1963
bab8.indd   172 822008   1:33:01 PM
Bab 8 Transportasi