Mendengarkan Pembacaan Cerita Rakyat
Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar
reka membicarakan kapan sebaiknya mengunjungi desa Canditoro untuk melamar Endang Nawangsih.
Sementara itu, di desa Canditoro tampak Ki Ageng Pantaran sedang asyik membicarakan berbagai hal dengan sahabat-sahabatnya. Tiba-tiba, muncullah
Endang Nawangsih dengan tergopoh-gopoh. la menceritakan peristiwa yang baru dialaminya di ladang. Ki Ageng hanya tersenyum menanggapinya. la tahu,
putrinya sudah beranjak dewasa dan sudah saatnya tertarik kepada seorang pria. Belum lagi Ki Ageng memberi jawaban, datanglah Citrasoma, Hajipamoso, dan
Syekh Maulana. Mereka melamar Endang untuk Citrasoma. Tentu saja Endang sangat terkejut. Bagaimana mungkin dalam waktu sesingkat itu Citrasoma dapat
kembali bahkan dengan membawa ayahanda serta gurunya? Akan tetapi, Endang segera ingat bahwa putra Raja Pengging itu memang terkenal sakti. Konon, ia
memiliki ajian Angin Selaksa, yang memungkinkan seseorang dapat berlari dan menyelesaikan tugas dengan sangat cepat.
Kedatangan tamu-tamu itu membuat Endang Nawangsih gugup dan sedikit tersipu-sipu. Wajahnya menjadi merah jambu. Bagi Citrasoma, Endang tampak
semakin cantik. Ketika Raja Hajipamoso mendesakkan keinginan sang putra, Endang men-
jawab dengan cerdik. la mau menerima lamaran Citrasoma kalau perjaka tampan itu mampu memenuhi permintaannya, yaitu menciptakan sumber air jernih di desa
Canditoro. Mendengar permintaan itu, Citrasoma segera meninggalkan mereka dan pergi bertapa.
Seperti biasa, apabila orang tidak tidur dan tidak makan, tubuhnya menjadi panas. Demikian pula halnya dengan Citrasoma. Karena perjaka itu sakti, dari
tubuhnya memancar udara panas hampir 500 derajat Celcius. Akibatnya, ber- bagai jenis jin dan makhluk halus lainnya merasa sangat terganggu. Mereka ingin
membatalkan keinginan Citrasoma untuk terus bertapa. Karena cara makhluk halus tidak bertatakrama, Citrasoma marah. Perkelahian pun terjadi. Walaupun
dikeroyok oleh hampir 457 jin dan 678 makhluk halus lainnya, kemenangan ak- hirnya berada di pihak sang perjaka. Setelah itu, Citrasoma menjelaskan maksud
tapanya. Mendengar penjelasan perjaka itu, semua jin dan makhluk halus sepakat membantu.
Tujuh hari sejak Citrasoma mulai bertapa, muncullah sumber air jernih yang memancar dengan deras dari lereng Gunung Merbabu ke desa Canditoro.
Endang Nawangsih kagum, demikian pula Ki Ageng Pantaran. Seluruh pen- duduk desa segera beramai-ramai menemui sang perjaka yang tengah bertapa
bersama makhluk-makhluk halus yang sudah ditaklukkannya. Mereka memuji
bab4.indd 64 822008 1:27:10 PM
Bab 4 Kepahlawanan
kehebatan Citrasoma. Akan tetapi, karena putra Raja Hajipamoso adalah seorang ksatria sejati, ia cenderung merendahkan diri.
“Hamba tidak menciptakan sumber air jernih ini,” katanya lembut dan sangat perlahan, “tetapi, Tuhan Yang Mahakasih berkenan memberikan rahmat-Nya
kepada kita semua. Selain itu juga karena doa dan restu Ki Ageng Pantaran.” Ki Ageng terharu mendengarkan kerendahan hati Citrasoma. Oleh karena itu,
Endang Nawangsih pun diperkenankan untuk dipersunting putra Raja Hajipasomo. Nama desa itu pun diubah. Tak lagi Canditoro, tetapi Pantaran. Udara desa itu
sejuk karena ada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Sumber: Buku Cerita Rakyat
Buka kembali pelajaran cerita rakyat. Penjelasannya dapat kamu gunakan sebagai bahan belajar.
a. Tuliskan alur ceritajalan cerita atau urutan peristiwa cerita rakyat yang telah diperdengarkan dengan mengikuti tabel berikut.
b. Bicarakan dengan teman sebangkumu, apakah pesan atau amanat yang tersirat dalam cerita tersebut Perhatikan contoh.
Urutan Peristiwa Peristiwa yang terjadi
Isi pesan atau amanat dalam cerita rakyat
Keluhuran budi itu bisa diterpkan dimana saja
Latihan
bab4.indd 65 822008 1:27:10 PM
Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar