Memerankan drama Menulis pusi berdasarkan gagasan pokok

Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar Doni : Nonton acara apa, Bu? Ibu : Ibu menonton kuis. Doni dan Dina dari mana? Dina : Habis bermain di halaman, Bu. Doni : Bu, nonton ilm kartun saja, ya? Dina : Lagu anak-anak saja, Bu. Doni : Jangan ilm kartunnya bagus Dina : Lagu anak-anaknya juga bagus Doni : Lagu anak-anak terus. Kapan menonton ilm kartunnya. Dina : Kemarin Kak Doni nonton ilm kartun? Ibu : Lho, mengapa jadi bertengkar? Doni : Dik Dina maunya lagu anak-anak terus, Bu. Dina : Kak Doni maunya juga ilm kartun terus Ibu : Sudah, sudah kalian tidak boleh bertengkar. Dina : Kak Doni yang memulai, Bu Doni : Bukan, Bu Ibu : Seorang di antara kalian harus mengalah Ibu : Ayo, siapa yang mengalah? Dina : Dina tidak mau Dina mau nonton acara kesukaan Dina. Doni : Doni terserah ibu saja Bapak : Doni dan Dina tidak boleh bertengkar hanya karena ingin menonton acara televisi kesukaan masing-masing. Ibu : Iya, Pak. Ibu juga sudah mengatakannya. Bapak : Televisinya kan cuma satu. Ibu : Ayo, ibu ulangi lagi. Siapa yang mau mengalah? Bapak : Sekarang Doni dan Dina bermaafan dulu karena tadi sudah berteng- kar Dina : Maafkan Dina, Kak Doni : Kak Doni juga minta maaf. Ibu : Sekarang acara apa yang mau ditonton? Doni : Biar Doni yang mengalah, Bu. bab8.indd 170 822008 1:33:01 PM Bab 8 Transportasi Bapak : Nah, itu namanya kakak yang baik. Dina : Terima kasih, Kak Doni. Besok Dina yang mengalah. Kak Doni boleh menonton ilm kartun. Ibu : Nah, harus begitu. Kita tidak boleh memaksakan keinginan masing-masing. Bapak : Kalian harus rukun Doni : lya, Pak

C. Bacalah dalam hati dongeng binatang berikut ini

Asal Mula Anjing Bermusuhan dengan Kucing Pada zaman dulu, semua binatang hidup dengan rukun. Satu sama lain bersahabat. Tidak ada binatang makan binatang. Permusuhan di antara mereka juga tidak tampak. Pada suatu hari, semua binatang berkumpul di suatu tempat. Mereka akan mengadakan persidangan. Tujuannya adalah untuk merundingkan kesejahteraan penghidupan mereka. bab8.indd 171 822008 1:33:01 PM Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar Hampir semua binatang telah hadir. Hanya si Onta yang belum kelihatan. Ditunggu-tunggu belum juga datang. Ketua persidangan, yang waktu itu si Singa, merasa khawatir kalau-kalau si Onta mendapat halangan. la minta tolong agar salah satu yang telah hadir mau menjemput si Onta. Si Anjing yang merasa diri- nya sigap dan larinya cepat menyediakan diri untuk menjemput si Onta. Tetapi, karena si Anjing belum paham betul akan si Onta, maka ia bertanya tentang bentuk tubuh si Onta. Setelah mendapat penjelasan bahwa punggung si Onta ada punuknya, maka larilah si Anjing menjemput si Onta. Pada saat yang bersamaan, kucing sedang berlari-lari menuju ke tempat persidangan karena takut terlambat. la khawatir kalau ditunggu-tunggu. Pada sebuah semak-semak ia terperanjat karena bertemu anjing yang juga sedang berlari-lari mencari si Onta. Punggung si Kucing melengkung karena terkejut. Si Anjing mengira punggung si Kucing yang melengkung adalah punuk. Dengan demikian, ia mengira kucing adalah si Onta. Si Anjing segera mengajak si Ku- cing untuk berlari menuju ke tempat persidangan karena telah ditunggu-tunggu. Mereka berdua berlari-lari menuju ke tempat persidangan. Setelah sampai di tempat persidangan, semua binatang terheran-heran. Anjing bukannya membawa si Onta, tetapi si Kucing. Semua binatang tak dapat menahan rasa gelinya, maka mereka tertawa terbahak-bahak. Anjing sangat heran dirinya ditertawakan. la bertanya mengapa dirinya ditertawakan. Ketua sidang menjelaskan bahwa yang dibawa bukanlah si Onta, melainkan si Kucing. Si Anjing disuruh memmerhatikan punuk si Kucing. Ternyata si Kucing tidak mempunyai punuk. Anjing sangat marah pada si Kucing. la mengeram, lalu menerkam si Kucing. Si Kucing sudah waspada dan ia melompat menghindari terkaman si Anjing. Si Anjing tidak berhasil menerkam si Kucing dan ia semakin marah. Si Anjing kembali menerkam si Kucing, tetapi si Kucing melompat menghindar sambil memanjat sebatang pohon. Dengan mata merah, si Anjing menengadah ke atas sambil menunggu kucing di bawah pohon. Di bawah pohon si Anjing berkata bahwa sejak hari ini ia nyatakan anak dan turunannya bermusuhan dengan anak dan turunan kucing. Di mana saja anak dan turunannya bertemu dengan anak dan turunan kucing, akan diterkam dan dibunuh. Begitulah ceritanya, maka sampai sekarang anjing selalu bermusuhan de- ngan kucing. Sumber: Cerita Rakyat III, Balai Pustaka. 1963 bab8.indd 172 822008 1:33:01 PM