Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar
1. Berlatihlah mengajukan pertanyaan secara lisan bersama temanmu. Pilihlah topik yang kalian kenali dan sukai.
2. Gabungkanlah latihan mengajukan pertanyaan tadi dengan cara ber- main peran.
3. Kamu dapat berlatih menemukan informasi secara cepat menggunakan buku kamus, daftar buku telepon, dan daftar harga yang biasanya ada
di toko swalayan.
Releksi
bab7.indd 154 822008 1:32:00 PM
Bab 8 Transportasi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan. 1. menuliskan pokok-pokok penjelasan narasumber yang dibacakan.
2. menanggapi penjelasan narasumber. 3. menyebutkan langkah-langkah melakukan wawancara.
4. menentukan jedapenggalan kata yang tepat untuk memperjelas artimakna dalam puisi. 5. menulis percakapan di radiotelevisi dalam bentuk dialog.
6. menjelaskan peran setiap tokoh dalam dialog. 7. menyimpulkan isi percakapan.
Bab 8
Transportasi
Transportasi Mendengarkan
Membaca naskah drama
Menulis gagasan pokok puisi
bab8.indd 155 822008 1:32:55 PM
Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar
Akhirnya, aku bisa menerbangkan pesawat sendiri.
Memang pesawat ini merupakan alat transportasi
udara yang luar biasa.
He....he... he.
Sepertinya, dia senang
sekali, ya?
bab8.indd 156 822008 1:32:55 PM
Bab 8 Transportasi
A. Mendengarkan Cerita Anak
1. Bacalah teks cerita berikut bacalah bergantian
Telur Buaya dan Sinar Matahari
Di dunia ini, ada banyak jenis telur. Ada telur ayam, telur burung pipit, telur burung kutilang, telur burung gereja, bahkan telur burung unta, dan burung Ka-
suari pun ada. Ada telur yang kecil dan ada telur yang besar. Tahukah kalian, makanan kesukaan telur? Telur paling suka makan keha-
ngatan. Telur tidak bisa makan seperti hewan, ataupun manusia. Telur tidak punya moncong ataupun mulut.
Ayam juga memberi makan telur-telurnya dengan kehangatan, saat induk ayam mengerami telur-telur tersebut. Di perternakan ayam, biasanya telur ayam
ditempatkan pada mesin penetas ayam sangat hangat agar telur-telur itu dapat cepat menentas.
Bagaimana dengan buaya? Pada zaman dahulu, ada telur buaya yang malang. Telur buaya yang malang
itu terletak sendirian di pinggir Sungai Nil sambil menangis. “Mengapa kamu menangis?” tanya Sungai Nil kepada telur itu.
“Aku lapar, aku ingin makan kehangatan. Apa ada ayam atau bebek di sekitar sini yang mau mengeramiku agar aku mendapat kehangatan?“
“Ha... ha... ha…“ Sungai Nil tertawa, “Kamu ini terlalu besar untuk seekor ayam atau bebek.”
Telur itu terus menangis, “Apakah aku ini telur raksasa? Apakah raksasa itu bertelur?“
“Bukan, kamu bukan telur raksasa. Raksasa itu tidak bertelur. Kamu adalah telur buaya.”
Telur itu masih tetap menangis dan merengek-rengek kelaparan. “Sudah jangan menangis,” kata Sungai Nil itu lagi.
“Tunggu saja, besok saat matahari terbit dan bersinar. Kamu bisa makan
kehangatan dari sinar matahari. Rasanya enak dan sangat hangat. Kamu pasti senang sekali.“
Akhirnya, telur buaya itu tertidur sampai ia terbangun oleh sinar matahari
Pada pelajaran ini, kamu dapat:
menulis pokok-pokok isi cerita anak;
menulis kesimpulan isi cerita.
bab8.indd 157 822008 1:32:56 PM
Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar
pagi yang hangat. Tanpa diperintah, langsung saja ia memakan sinar matahari dengan menggunakan kulitnya. Sampai akhirnya matahari terbenam dan ia
kembali tertidur dengan bahagia dan puas. Begitulah setiap hari. Telur buaya itu terus saja memakan sinar matahari dengan kulitnya. Perutnya pun semakin
bertambah besar dan besar.
“Ya… ampun, kulitku terasa semakin sempit untuk tubuhku,” katanya suatu hari, “Kalau begini terus, aku bisa pecah.”
Keesokan harinya, matahari ber- sinar sangat terik dan udara menjadi
sangat hangat. Telur buaya itu me- makan sinar matahari lagi. Lagi, lagi,
dan krak Telurnya menetas. Lalu, keluarlah seekor buaya kecil dari telur
itu.
“Oh… Indah sekali di luar ini,” kata buaya kecil. Ia melihat-lihat keadaan
sekelilingnya. Karena udara hari itu sangat panas, ia pun berenang ke
sungai.
“Lihat, itu anak-anak kita, Pa…,“ kata Mama buaya kepada Bapak buaya. Buaya kecil itu lalu menghampiri orang
tuanya dengan gembira. Lalu, berenang ke sana kemari di Sungai Nil itu. Kadang-kadang, ia juga
duduk di tepi sungai sambil membuka lebar-lebar mulutnya agar sinar matahari bisa masuk ke dalam mulutnya. Ia masih seperti sebutir telur yang suka makan
kehangatan sinar matahari.
Dikutip dari: Bobo No.29 XXXI2003. hal.16-17
bab8.indd 158 822008 1:32:56 PM