Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Kejadian SKA di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

BAB 5 PEMBAHASAN

Dari hasil analisis multivariat yg telah dilakukan, diperoleh hasil empat variabel yang berpengaruh pada kejadian SKA pada pasien usia ≤ 45 tahun yaitu : kebiasaan merokok, kadar kolesterol, obesitas dan gula darah diabetes mielitus.

5.1. Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Kejadian SKA di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Hasil analisis pengaruh kebiasaan merokok terhadap kejadian SKA diperoleh pada kelompok kasus yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 33 orang 53,2 sedangkan pada kontrol sebanyak 11 orang 14,5 . Hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 5,28 95CI=2,32-11,99, dimana penderita SKA mempunyai kecenderungan mempunyai kebiasaan merokok sebesar 5,28 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak SKA. Kebiasaan merokok merupakan variabel yang paling dominan memiliki pengaruh paling besar terhadap kejadian SKA adalah karena memiliki nilai koefisien regresi B yang paling besar yaitu 1,632 dengan nilai Exp B sebesar 5,113 artinya responden dengan kebiasaan merokok mempunyai probabilitas 5,113 kali dibandingkan pasien yang tidak merokok. Dari data karakteristik penderita SKA di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh diperoleh bahwa dari 285 pasien SKA ditemukan sebesar 77,5 adalah perokok. Universitas Sumatera Utara Peran rokok dalam pathogenesis SKA merupakan hal yang kompleks diantaranya adalah ; timbulnya atreosklerosis, peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi termasuk spasme arteri koroner, peningkatan tekanan darah TD dan denyut jantung, provokasi aritmia jantung, peningkatan kebutuhan oksigen miokard Gray H. H ,dkk, 2003 Dua efek utama dari merokok yang berperan penting dalam perkembangan PJK adalah efek nikotin dan desaturasi hemoglobin oleh carbon monoksida CO. Nikotin berperan penting untuk terjadinya aterosklerosis koroner dan trombosis dengan mekanisme menaikkan asam lemak bebas serta meningkatkan kelekatan dan agregasi trombosit melalui stimulasi katekolamin. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian M. Supriyono 2008 tentang faktor risiko PJK pada usia muda yang menunjukkan bahwa dengan adanya kebiasaan merokok mempunyai risiko 2,3 kali lebih besar untuk terjadinya PJK dibandingkan dengan yang tidak mempunyai kebiasaan merokok OR=2,3 ; 95 CI=1,1-5,0. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada tahun 1965 bahwa faktor risiko penting dalam penyakit kardiovaskuler adalah penelitian ini juga di dukung oleh penemuan Framigham. Hanns P.Wolf, 2005 Banyak studi yang menyebutkan hubungan antara merokok dengan kejadian PJK, Kennel et al. menemukan pada pasien yang menjadi kajian pada Framingham Heart Study, risiko relative terjadinya PJK tiga kali lebih tinggi pada perokok usia 35 sd 44 tahun dibandingkan dengan bukan perokok. Penelitian case control yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh J.Ismail, dkk tahun 2003 pada laki-laki dan wanita umur 15 – 45 tahun dikawasan Asia Selatan menyebutkan bahwa perokok aktif mempunyai risiko 3,82 kali lebih besar menderita Penyakit Jantung OR= 3,82, 95CI= 1,47-9,94 dibandingkan dengan kelompok kontrol.

5.2. Pengaruh Kadar Kolesterol terhadap Kejadian SKA di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh