Merokok Aktivitas Fisik Faktor Risiko SKA

yang orang tuanya meninggal karena PJK yang relatif dini dan PJK cenderung terjadi relative dini pada subjek yang orangtuanya telah menderita PJK dini. Bila orang tua menderita PJK pada usia muda maka anaknya mempunyai risiko lebih tinggi bagi berkembangnya PJK dari pada subjek yang tidak mempunyai riwayat keluarga PJK. Kaplan. MN., 1994 Studi statistik menunjukkan bahwa rasetnis memiliki peran penting terhadap kejadian PJK. Pada orang Afrika, Meksiko, India, Hawaii asli dan beberapa orang Asia memiliki risiko lebih tinggi untuk PJK dari pada pada orang Kaukasia Inggris dan Jepang Asia Timur. Hal ini terjadi karena orang kulit hitam terutama Afrika memiliki faktor risiko kelebihan berat badan dan obesitas lebih tinggi, DM dan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling serius bagi PJK. Micheal CA, 1995

2.6.2. Merokok

Merokok adalah suatu faktor risiko penting dalam penyakit kardiovaskuler menurut suatu penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada tahun 1965 dan penelitian ini di dukung oleh penemuan Framigham. Hanns P.Wolf,2007 Dari tahun ke tahun prevalensi kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia semakin meningkat, hal ini tampak pada hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT 1980 adalah 46,4 pada pria dan 2,4 pada wanita; angka tersebut menjadi 52,9 dan 3,6 pada SKRT 1986. Hasil SKRT pada tahun 1995 menunjukan bahwa Universitas Sumatera Utara prevalensi perokok laki-laki 68,8 dan pada wanita 2,6. Jurnal Kedokteran YARSI 14 Data Riset Riskesdas tahu 2007 juga memperlihatkan tingginya prevalensi penduduk yang merokok. Jumlah perokok aktif umur 15 tahun adalah 35,4 65,3 laki-laki dan 5,6 perempuan, berarti 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif. Lebih bahaya lagi 85,4 perokok aktif merokok dalam rumah bersama anggota keluarga sehingga mengancam keselamatan kesehatan lingkungan. Merokok dapat merubah metabolisme khususnya dengan meningkatnya kadar kolersterol darah, di samping itu dapat menurunkan HDL. Tingginya kadar kolesterol darah mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya penyakit jantung koroner Arief, 2011. Peran rokok dalam pathogenesis SKA merupakan hal yang kompleks, diantaranya adalah : a. Timbulnya atreosklerosis b. Peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi termasuk spasme arteri koroner c. Peningkatan tekanan darah TD dan denyut jantung. d. Provokasi aritmia jantung e. Peningkatan kebutuhan oksigen miokard Gray H. H ,dkk, 2002 Jumlah rokok yang dihisap adalah banyaknya rokok yang dihisap penderita perhari dapat dikelompokan menjadi: Universitas Sumatera Utara a. Perokok Ringan Perokok ringan bila merokok kurang dari 10 batang sehari. b. Perokok Sedang Perokok sedang bila menghisap rokok 10 – 20 batang sehari. c. Perokok Berat Perokok berat jika menghisap rokok lebih 20 batang sehari. M.N.Bustan,1997:124.

2.6.3. Aktivitas Fisik

Latihan olahraga merupakan suatu aktivitas aerobik, yang bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi. Suatu latihan olahraga yang dilakukan secara teratur akan memberikan pengaruh yang besar terhadap tubuh kita. Latihan fisik dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah tingkat kesegaran jasmani. Aktivitas aerobik teratur menurunkan risiko PJK meskipun hanya 11 laki-laki dan 4 perempuan. Gray, H.H,dkk, 2002 Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan dan menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah. Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Namun hampir separuh penduduk 47,6 kurang melakukan aktivitas fisik Riskesdas, 2007. Universitas Sumatera Utara Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur sangat penting selain untuk menghindari kegemukan, juga dapat menolong juga dapat mencegah terjadinya penyakit akibat pola hidup seperti diabetes, serangan jantung dan stroke Johnson, 1998. WHO merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit perhari dalam satu minggu atau 20 menit perhari selama 5 hari dalam satu minggu dengan intensitas berat tuntuk mendapatkan hasil yang optimal dari aktivitas fisik atau olahraga. Hasil data Rikesdas tahun 2007 menyebutkan bahwa 48,2 penduduk Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik 5 hari dan 150 menit perhari. Kurang aktivitas fisik tertinggi terdapat pada kelompok umur 75 tahun keatas 76,0 dan umur 10-14 tahun 66,9, dilihat adari jenis kelamin, kurang aktivitas lebih tinggi pada perempuan 54,5 disbanding laki-laki 41,4 Balibangkes, 2008. Sebelumnya menurut SKRT tahun 2004 mendapatkan aktivitas tidak cukup gerak pada penduduk usia 15 tahun 68,7 dengan aktivitas tidak cukup gerak tinggi di semua propinsi. Menurut Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2006, Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan yaitu: terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, DM dan lain-lain, berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional, lebih percaya diri, Lebih bertenaga dan bugar. Universitas Sumatera Utara

2.6.4. Kadar Kolesterol dalam Darah