Pengaruh Kadar Kolesterol terhadap Kejadian SKA di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

dilakukan oleh J.Ismail, dkk tahun 2003 pada laki-laki dan wanita umur 15 – 45 tahun dikawasan Asia Selatan menyebutkan bahwa perokok aktif mempunyai risiko 3,82 kali lebih besar menderita Penyakit Jantung OR= 3,82, 95CI= 1,47-9,94 dibandingkan dengan kelompok kontrol.

5.2. Pengaruh Kadar Kolesterol terhadap Kejadian SKA di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Hasil analisis pengaruh kadar kolesterol terhadap kejadian SKA diperoleh bahwa kelompok kasus yang memiliki kadar kolesterol tidak normal ada sebanyak 35 orang 56,6 sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 13 orang 21,0. Hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 4,89 95 CI=2,22-10,78, menunjukkan bahwa penderita SKA memiliki kecenderungan 4,89 kali memiliki kadar kolesterol 200 mgdl tidak normal dibandingkan dengan yang tidak SKA. Hasil analisis multivariat terdapat pengaruh kadar kolesterol tidak normal terhadap kejadian SKA di RSUD dr. Zainoel Abidin karena memiliki nilai koefisien regresi B sebesar 1,30 dengan nilai Exp B sebesar 3,66 artinya responden yang kadar kolesterol darahnya tidak normal mempunyai probabilitas 3,66 kali kemungkinan SKA dibandingkan pasien yang kadar kolesterolnya normal. Kadar kolesterol total darah yang tinggi dalam darah menyebabkan terjadinya endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau atau disebut plaque cholesterol. Pengendapan ion kalsium pada plaque cholesterol, menyebabkan plaque yang tadinya lunak menjadi keras dan kaku. Hal ini menyebabkan dinding pembuluh darah juga menjadi kaku dan tidak elastis. Selain itu dengan adanya plaque Universitas Sumatera Utara cholesterol yang mengeras menyebabkan dinding bagian dalam pembuluh darah menjadi sempit dan tidak licin, sehingga suplai darah ke organ tersebut menjadi berkurang. Jika pengerasan itu terjadi pada arteri yang mensuplai darah ke jantung arteri koronaria maka terjadilah penyakit jantung koroner PJK. Gray H. H ,dkk, 2003 Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono M., 2008 bahwa kenaikan kadar kolesterol darah ≥ 200 mgdl bukan merupakan faktor risiko PJK pada usia ≤ 45 tahun. Masih menjadi perdebatan para ahli tentang penurunan kadar kolesterol kaitannya dengan penurunan risiko PJK. Data Framingham menunjukkan bahwa ; manfaat penurunan kolesterol pada laki-laki lebih nyata bila dibandingkan dengan perempuan dan semakin besar apabila pada usia muda. Kennel W, at.all, 1984

5.3. Pengaruh Diabetes Meilitus terhadap Kejadian SKA di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh