Polusi Asap Rokok. Faktor Risiko Kejadian ISPA 1. Status Gizi Anak Balita

lxxix Penelitian ini sejalan dengan pendapat Tuminah 1999, bahwa bayi dengan BBLR mempunyai angka kematian lebih tinggi dari pada bayi dengan berat badan lahir ≥2500 gram saat lahir selama tahun pertama kehidupannya dan ISPA adalah penyebab terbesar kematian akibat infeksi pada bayi baru lahir dengan BBLR bila dibanding dengan bayi yang beratnya ≥2500 gram.

5.1.4. Polusi Asap Rokok.

Hasil uji bivariat menunjukan hubungan yang bermakna antara kejadian ISPA dengan asap rokok P=0,001, kemungkinan besar anak balita yang menderita ISPA 14,1 terpapar asap rokok dibandingkan dengan anak balita yang tidak menderita ISPA. Hasil analisis multivariat terhadap variabel independen nilai p=0,106 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara polusi asap rokok dengan kejadian ISPA dan OR berubah turun menjadi 4,401 OR Adjusted. Pada penelitian ini Range CI sangat besar kemungkinan karena adanya bias instrumen, rata-rata anggota keluarga yang merokok hanya pada saat setelah makan atau saat menerima tamu yang juga perokok, selebihnya mereka memilih merokok pada saat duduk-duduk di teras rumah atau di pos ronda bersama teman-temannya. Selain itu kebanyakan dari para ibu membawa anak balitanya menjauh jika suami atau kerabat ada yang merokok. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa polusi asap rokok berhubungan dengan terjadinya ISPA namun hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asap Universitas Sumatera Utara lxxx rokok tidak mempengaruhi terjadinya ISPA, hal ini dikarenakan pengujian terhadap variabel polusi asap rokok dilakukan secara simultan dengan metode enter sehingga variabel polusi asap rokok tersebut tidak berpengaruh. Aditama 1990 menyatakan bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok side stream smoke dapat mengalami gangguan pernapasan terutama memperberat timbulnya ISPA karena satu batang rokok yang dinyalakan akan menghasilkan asap sampingan selama sekitar 10 menit, sementara asap utamanya hanya akan keluar pada waktu rokok dihisap dan biasanya kurang dari 5 menit. Walaupun asap sampingan dikeluarkan dahulu ke udara bebas sebelum dihisap perokok pasif, tetapi karena kadarnya lebih tinggi dari asap utamanya, maka perokok pasif tetap menerima akibat buruk dari kebiasaan merokok orang sekitarnya. Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Tuminah 1999 bahwa di negara maju anak-anak yang orang tuanya merokok dalam rumah didapatkan suatu peningkatan risiko bronchitis dan pneumonia dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok.

5.1.5. Polusi Asap Dapur