Promosi Penanggulangan Pnemonia Balita Kemitraan Peningkatan Penemuan dan Tatalaksana Kasus

xli Secara rinci kegiatan pokok ISPA dijabarkan sebgai berikut:

2.4.1. Promosi Penanggulangan Pnemonia Balita

Promisi pemberantasan penyakit ISPA di Indonesia mencakup kegiatan advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat. Tujuan yang diharapkan dari kegiatan promosi balita secara umum adalah meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam upaya dalam penanggulangan pnemonia balita. Sasaran promosi dalam P2 ISPA mencakup sasaran primer ibu balita dan keluarganya, sasaran sekunder petugas kesehatan dan petugas lintas program serta lintas sektor, dan sasaran tersier pengambil keputusan. Pesan pokok, metode dan media yang digunakan sesuai dengan sasaran.

2.4.2. Kemitraan

Merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan program. Pembangunan kemitraan dalam program P2 ISPA diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat, peran serta lintas program dan lintas sektor terkait serta peran pengambil keputusan termasuk penyandang dana. Dengan demikian pembangunan kemitraan diharapkan pendekatan pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA khususnya pnemonia dapat terlaksana secara terpadu dan kompherensif. Dengan kata lain intervensi pemberantasan penyakit ISPA tidak hanya tertuju pada penderita saja, tetapi juga terhadap faktor resiko lingkungan dan kependudukan dan faktor lain yang berpengaruh melalui dukungan peran aktif sektor lain yang berkompeten. Universitas Sumatera Utara xlii

2.4.3. Peningkatan Penemuan dan Tatalaksana Kasus

Kegiatan ini merupakan kegiatan terpenting, karena keberhasilan upaya penurunan kematian pnemonia pada balita ditentukan oleh keberhasilan upaya penemuan dan tatalaksana penderita ini. Dalam kebijakan dan strategi Program P2 ISPA maka penemuan dan tatalaksana penderita ini dilaksanakan di rumah tangga dan masyarakat keluarga, kader dan posyandu, di tingkat pelayanan kesehatan swasta praktek dokter, poliklinik swasta, RS swasta. Dengan demikian yang melaksanakan kegiatan secara langsung adalah tenaga kesehatan di sarana-sarana kesehatan tersebut dan kader posyandu di masyarakat. Adapun prosedur penemuan dan tatalaksana penderita ISPA di masing-masing saranatingkatan mengacu pada tatalaksana standar yang ditetapkan. Sedangkan tatalaksana kasus ISPA dilaksanakan melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS disarana kesehatan dasar. Disamping itu perlu dilakukan audit kasus dalam upaya peningkatan kualitas tatalaksana kasus yang dilaksanakan dengan koordinasi tingkat kabupatenkota.

2.4.4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya a.