lviii
3.6 Metode Pengukuran
Tabel 3.2
Metode Pengukuran Variabel
Alat Ukur Hasil ukur
Skala Ukur
Kejadian ISPA Catatan
Puskesmas 1. ISPA
2. Tidak ISPA Nominal
Status Gizi Anak Balita
KMS
1. Kurang Kurus jika :-2 SDsd -3SD
2. B a i k Normal jika:-2SD sd 2SD
Nominal
Status ASI Kuisioner
1. Tidak mendapat: 4 Bulan 2. Mendapat :
4 Bulan Nominal
Berat Badan Lahir KMS
1. Ya : 2500 gram 2. Tidak :
≥ 2500 gram Nominal
Polusi Asap Rokok
Kuisioner
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
Polusi Asap Dapur Kuisioner 1. Ya
2. Tidak Nominal
Kepadatan Hunian Kuisioner
1. Padat ;
Kepadatan ≤ 3,9 m
2
org
2.Tidak padat ; Kepadatan
≥ 4 m
2
org. Nominal
Status Imunisasi Dasar
Kuisioner dan KMS
1.Tidak lengkap, Anak balita
belum mendapat atau hanya mendapat sebagian dari
Imunisasi dasar
2.Lengkap, Diberikan
BCG 1X, DPT 3x, Polio 3x, Campak 1x, Hepatitis B 3x
Nominal
Pemberian Vitamin A
KMS 1. Tidak ada
2. Ada Nominal
Makanan Tambahan Dini
Kuisioner
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
Universitas Sumatera Utara
lix
3.7 Analisa Data
Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan mempergunakan program komputer :
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis data dilakukan pada semua variabel untuk mendeskripsikan tiap variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu faktor determinan dari kejadian ISPA.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan
uji Chi-square pada tingkat kemaknaan 95 α= 0,05.
3.7.3. Analisis multivariat
.
Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama hubungannya dengan kejadian ISPA. Sekaligus variabel yang
mempunyai kemaknaan stastistik pada analisis bivariat, diuji melalui analisis regresi logistik ganda. Untuk melakukan analisis regresi logistik ini menggunakan rumus :
Y = B0 + B
1
X
1
+ ......................+ BpXp = Bo + ∑ B
1
X
1
Adapun tahapan analisis multivariat sebagai berikut : a.
Melakukan analisa pada model univariat pada setiap variabel dengan tujuan untuk mengestimasi peranan masing-masing variabel.
Universitas Sumatera Utara
lx b.
Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau dianggap signifikan adalah variabel yang mempunyai
nilai p kurang dari 0,25 p0.25. c.
Pembuatan model faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut, variabel yang dimasukkan di dalam model adalah
variabel yang mempunyai nilai p0.05 Murti. B, 2003.
Universitas Sumatera Utara
lxi
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi dan Demografi
Posisi Ogan Ilir secara geografi sangat strategis, merupakan penyangga atau daerah perlintasan perdagangan, perindustrian, dan pendidikan. Wilayah Kabupaten
Ogan Ilir berbatasan secara langsung dengan Kota Palembang disebelah utara, Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu di sebelah selatan, di sebelah
barat Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Banyuasin, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Banyuasin.
Luas wilayah Ogan Ilir adalah 2.666,07 km
2
dan terbagi dalam 6 kecamatan. Kabupaten Ogan Ilir merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis basah
Type B dengan suhu udara berkisar 23 C sampai 32
C. Wilayah bagian utara merupakan hamparan dataran rendah berawa yang sangat luas sehingga berdampak
pada kendala transportasi dan komunikasi terhadap keterjangkauan upaya pelayanan
kesehatan.
Penduduk Ogan Ilir berjumlah 366.412 jiwa dengan 89.073 rumah tangga, sedangkan jumlah penduduk miskin berjumlah 121.248 jiwa dari 31.141 Kepala
Keluarga. Distribusi penduduk dapat dilihat pada tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
lxii
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk, Luas Daerah, Jumlah Desa, Kepadatan penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2006
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
Penduduk Miskin
Luas Daerah
Jumlah desa
Kepadatan Pendudukkm
2
1 2
3 4
5 6
Indralaya Pemulutan
Tanjung Batu Tanjung Raja
Muara Kuang Rantau Alai
60.744 66.206
79.403 79.804
40.655 39.600
22.831 27.653
15.817 23.924
17.682 13.341
548,24 244,41
605,02 163,17
992,82 112,41
28 28
31 29
27 21
110,80 270,88
131,24 489,08
40,95 352,28
Jumlah 366.412
121.248 2.666,07
164 137,43
Sumber :
Dinas kesehatan Kabupaten Ogan Ilir 2006
Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah sebagai tani, nelayan penggarap, penangkap dan penyewa yaitu sebesar 61, diikuti oleh penduduk
bergerak di bidang jasa yaitu sebesar 12, pekerjaan PNS dan lain-lain sebesar 11, sebagai pedagang sebesar 10, serta bergerak pada bidang kerajinan industri kecil
sebanyak 6.
4.1.2. Fasilitas Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di kabupaten ini adalah 10 buah puskesmas, 27 puskesmas pembantu, 86 polindes dan 2 buah balai pengobatan
swasta. Sampai saat ini Kabupaten Ogan Ilir belum memiliki rumah sakit umum daerah sebagai tempat rujukan dari sarana pelayanan kesehatan yang ada saat ini.
Universitas Sumatera Utara
lxiii Dari segi pemanfaatan pelayanan kesehatan, puskesmas merupakan sarana
yang paling banyak dikunjungi dengan persentase sebesar 57,71 dari total jumlah penduduk. Jika dibandingkan dengan target indikator Indonesia Sehat 2010 ataupun
indikator Sumsel sehat 2008 yaitu sebesar 15, kabupaten Ogan Ilir telah melampaui target minimal, artinya masyarakat telah memanfaatkan puskesmas, namun di sisi lain
berarti tingkat kesakitan di kabupaten ini tergolong tinggi. Jumlah tenaga kesehatan di kabupaten Ogan Ilir hingga saat ini terus
bertambah, akan tetapi penyebarannya masih belum merata karena sebagian besar dari mereka lebih banyak yang bertugas di puskesmas yang berlokasi di kecamatan
atau pinggiran kota kabupaten dan propinsi. Sebagian besar puskesmas yang berada di pinggiran sungai atau daerah yang terpencil memiliki tenaga kesehatan dengan
jumlah dan latar belakang pendidikan yang minim. Penyebaran sumber daya manusia kesehatan di kabupaten Ogan Ilir dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan di Kabupaten Ogan
Ilir Tahun 2006 No
Kecamatan Dokter
Perawat Bidan
Ahli Gizi
Ahli Sanitasi
Ahli Kes. Masyarakatt
1 2
3 4
5 6
Indralaya Pemulutan
Tj. Raja Tj. Batu
Muara Kuang Rantau Alai
7 3
4 4
2 2
14 12
12 16
3 4
39 23
32 34
15 8
5 1
3 4
- 1
9 4
4 1
1 1
9 1
- 1
- -
Jumlah 22
61 151
14 20
11
Sumber: Dinas kesehatan Ogan Ilir 2006
Universitas Sumatera Utara
lxiv Kasus penyakit di Kabupaten Ogan Ilir masih merupakan beban ganda Triple
burden antara lain penyakit klasik seperti ISPA , diare, DBD, TBC dan seterusnya dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Distribusi Penyakit yang diamati Puskesmas di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2006
No
Puskesmas Jumlah
Kasus
TB Paru
Malaria Klinis
ISPA AFP
DBD Diare
Kusta
1 2
3 4
5 6
Indralaya Pemulutan
Tj. Raja Tj. Batu
Muara Kuang
Rantau Alai 43
82 55
48 8
10 75
48 85
55 61
25 3308
3148 3088
2660 3636
4197 -
1 1
- -
- 4
- -
6 -
2 1569
1422 1501
893 607
858 1
2
5 2
Jumlah 246
1,08 349
1,42 17037
69,4 2
0,008 12
0,049 6850
28 10
0,041 Sumber :
Dinas kesehatan Kabupaten Ogan Ilir 2006
4.2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini digambarkan secara berurutan dimulai dari analisis univariat meliputi distribusi frekuensi dari variabel independen yang berhubungan
dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut, kemudian analisis bivariat untuk mengetahui bagaimana hubungan variabel independen dengan variabel dependen.
Selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama dalam hubungannya dengan variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
lxv
4.2.1. Analisis Univariat
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh anak balita 1-5 tahun yang tinggal di 3 kecamatan terpilih di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2006.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 188 anak balita yang menjadi sampel dalam penelitian ini 98 anak balita berada dalam kelompok usia batita 1 – 3
tahun yaitu 49 kasus dan 49 kontrol. Kelompok usia 3 – 5 tahun sebesar 90 anak balita yaitu pada kasus 45 balita dan kontrol 45 balita, yang dapat dilihat pada tabel
4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Sampel Berdasarkan Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2006
Kasus Kontrol
Karakteristik
N n
1. Umur
1 – 3 tahun 3 – 5 tahun
49 45
52,12 47,88
49 45
52,12 47,88
Jumlah 94
100 94
100
2. Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan 49
45 52,12
47,88 49
45 52,12
47,88 Jumlah
94 100
94 100
Pada kelompok kasus, dari 94 balita yang menderita infeksi saluran pernafasan akut diketahui yang memiliki status gizi kurang sebanyak 69 anak balita.
Pemberian ASI tidak eksklusif sebanyak 76 anak balita, Berat Badan Lahir 2500 gram sebanyak 53 anak balita, anggota keluarga yang merokok di dalam rumah 80
orang, penggunaan bahan bakar kayuarangminyak tanah untuk memasak sebanyak
Universitas Sumatera Utara
lxvi 69 rumah, rumah dengan penghuni yang padat 76 rumah, status imunisasi tidak
lengkap sebanyak 67 anak balita, yang tidak mendapatkan vitamin A sebanyak 51 anak balita, dan telah mendapatkan makanan dini sebanyak 79 anak balita.
Sedangkan pada kelompok kontrol, dari 94 balita bahwa yang memiliki status gizi kurang sebanyak 28 anak balita, pemberian ASI tidak ekslusif sebanyak 22 anak
balita, Berat Badan Lahir 2500 gram sebanyak 23 anak balita, anggota keluarga yang merokok di dalam rumah 27 orang, penggunaan bahan bakar untuk memasak
berupa kayuarangminyak tanah sebanyak 30 rumah, rumah dengan penghuni yang padat 28 rumah, status imunisasi tidak lengkap sebanyak 27 anak balita, yang tidak
mendapatkan vitamin A sebanyak 47 anak balita, dan telah mendapatkan makanan dini sebanyak 26 anak balita. Keseluruhan hasil penelitian meliputi variabel
independen dan dependen dapat dilihat pada tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
lxvii
Tabel 4.7. Distribusi Proporsi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Variabel Independen, Nilai p, Odds Rasio dengan 95 Confidence Interval
pada anak balita di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2006
Kasus Kontrol
Variabel Independen
n n
X
2
p value OR
CI 95 1. Status Gizi
Kurang Baik
69 25
73.4 26.6
28 66
29.8 70.2
35.802 0.000
6.506 3.444-12.291
Total 94
100 94
100
2. ASI Eksklusif Tidak