xlvi 3. Penyajian Data Umpan Balik
Sebagai bahan atau dasar bagi kepentingan pelaksanaan kegiatan atau perbaikan pelaksanaan kegiatan, hasil kerja survailans ISPA perlu disajikan dan
disebarluaskan atau diumpanbalikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya secara teratur, baik kalangan internal maupun eksternal.
4. Peningkatan Jaringan Informasi Jaringan informasi antara KabupatenKota, Provinsi dan pusat sangat diperlukan
untuk membangun sistem informasi kesehatan yang handal sehingga mampu meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaannya pemberantasan
penyakit ISPA antar berbagai jenjang dari mulai perencanaan sampai dengan evaluasi program.
2.4.6. Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan pokok ini terdiri dari dua kegiatan penting, yaitu pemantauan monitoring dan penilaian evaluasi.
a. Pemantauan Pemantauan Pemberantasan Penyakit ISPA monitoring dimaksudkan untuk
memantau secara teratur kegiatan dan pelaksanaan program agar dapat diketahui apakah kegiatan program dilaksanakan sesuai dengan yang telah
direncanakan dan digariskan oleh kebijaksanaan program. Pelaksanaan pemantauan Pemberantasan Penyakit ISPA dapat memanfaatkan
kegiatan supervisi dan bimbingan tehnis, Pencatatan Pelaporan
Universitas Sumatera Utara
xlvii Pemberantasan Penyakit ISPA, dan Pemantauan program P2MPL di
Kabupatenkota. b. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pencapaian hasil kegiatan telah
memenuhi target yang diharapkan, mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi serta menyusun langkah-langkah perbaikan selanjutnya
termasuk perencanaan dan penganggaran. Kegiatan evaluasi dilaksanakan di berbagai jenjang administrasi kesehatan, baik ditingkat pusat, provinsi
maupun KabupatenKota.
2.4.7. Peningkatan Manajemen Program
Aspek manajemen program P2 ISPA yang masih memerlukan perhatian terus ditingkatkan diantaranya aspek perencanaan, pembiayaan,dan administrsi. Aspek
manajemen tersebut diatas merupakan beban kerja terbesar untuk unit yang mengelola Pemberantasan Penyakit ISPA baik di tingkat pusat, provinsi maupun
KabupatenKota. Kegiatan ini juga dilaksanakan di berbagai tingkat administrasi kesehatan.
Peningkatan manajemen program pada aspek perencanaan dilakukan melalui penerapan perencanaan dan penganggaran kesehatan terpadu P2KT dalam
perencanaan kegiatan program P2 ISPA. Penerapan P2KT dalam pelaksanaan program P2ISPA akan efektif bila didukung kinerja surveilans yang mampu
memberikan informasi yang lengkap dan akurat sehingga menghasilkan perencanaan program P2 ISPA berdasarkan fakta evidence based palanning.
Universitas Sumatera Utara
xlviii Dalam meningkatkan manajemen pembiayaan, diupayakan penggalian potensi
sumber biaya masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dan lembaga-lembaga donor, mengingat kemampuan pemerintah dalam penyediaan biaya untuk program
cukup terbatas. Pembiayaan dipusat terutama bersumber pada APBN dengan sumber dana tambahan dari sumber dana lain seperti dana kerjasama Pemerintah RI dengan
organisasi internasional, dana bantuan pinjaman luar negeri. Di provinsi pembiayaan terutama bersumber dari APBN dan Dana Alokasi
Umum DAU provinsi disamping sumber dana lain. Begitu pula di tingkat KabupatenKota sebagian besar masih bertumpu pada APBN disamping DAU
KabupatenKota, sedangkan potensi sumber dana dari masyarakat atau swasta belum teralokasi dengan baik. Untuk itu dalam mewujudkan pembiayaan program P2ISPA
yang memadai di berbagai jenjang administrasi kesehatan, perlu diupayakan secara terus-menerus penggalian potensi sumber biaya non pemerintah.
2.4.8. Pengembangan Program