Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penyakit infeksi pada anak balita dengan berat badan lahir rendah adalah 66,7 sedangkan
anak balita dengan berat badan lahir normal adalah 69,5. Ratio Prevalens = 0,960 95 CI = 0,655-1,406, artinya bahwa berat badan lahir bukan merupakan faktor
risiko kejadian penyakit infeksi pada anak balita. Hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,287. Hal ini berarti tidak terdapat
hubungan asosiasi yang signifikan antara berat badan lahir dengan kejadian penyakit infeksi pada anak balita.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bambang Irianto 2006 di wilayah kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon dengan desain penelitian cross
sectional, menunjukkan tidak ada hubungan antara berat badan lahir anak balita dengan kejadian penyakit infeksi p0,05.
45
d. Imunisasi
66.7 69.9
33.3 30.1
10 20
30 40
50 60
70 80
Tidak Lengkap Lengkap
Status Im unisasi
P re
v a
le n
s R
a te
Inf eksi Tidak Inf eksi
Gambar 6.6. Diagram Bar Prevalens Rate Penyakit Infeksi Berdasarkan Status Imunisasi Anak Balita di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima
Puluh Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penyakit infeksi pada anak balita yang tidak mendapat imunisasi lengkap adalah 66,7
sedangkan pada anak balita yang imunisasi lengkap adalah 69,9. Ratio Prevalens = 0,954 95 CI = 0,705-1,290, artinya bahwa status imunisasi bukan merupakan
faktor risiko kejadian penyakit infeksi pada anak balita. Hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,754 p0,05. Hal ini berarti tidak
terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara status imunisasi dengan kejadian penyakit infeksi pada anak balita. Hal ini kemungkinan disebabkan ada faktor lain
yang menyebabkan terjadinya penyakit infeksi pada anak balita misalnya tidak diberikannya ASI Eksklusif sehingga berpengaruh kepada status gizi yang dapat
menyebabkan daya tahan tubuh akan rentan terhadap penyakit infeksi. Imunisasi sangat berguna dalam menentukan ketahanan tubuh bayi terhadap
gangguan penyakit. Dua penyebab utama tingginya angka kematian anak adalah gangguan gizi dan infeksi. Hal ini dapat dicegah dengan imunisasi yang merupakan
hal mutlak dalam memelihara kesehatan dan gizi anak. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Bambang Irianto 2006 di wilayah
kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon dengan desain cross sectional menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pemberian imunisasi lengkap
dengan kejadian penyakit infeksi dimana nilai p=0,000.
45
Universitas Sumatera Utara
e. Pemberian ASI Eksklusif
Gambar 6.7. Diagram Bar Prevalens Rate Penyakit Infeksi Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif pada Anak Balita di Desa Mangkai
Baru Kecamatan Lima Puluh Tahun 2010
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penyakit infeksi pada anak balita yang tidak mendapat ASI eksklusif adalah 70,6 sedangkan
pada anak balita yang mendapat ASI eksklusif adalah 50,0. Ratio Prevalens = 1,412 95 CI = 0,698-2,855, artinya bahwa pemberian ASI eksklusif bukan
merupakan faktor risiko kejadian penyakit infeksi pada anak balita. Hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,225. Hal ini berarti tidak terdapat
hubungan asosiasi yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian penyakit infeksi pada anak.
ASI menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi. Dan pada kenyataannya bayi yang diberi ASI Eksklusif
70.6 50,0
29.4 50.0
10 20
30 40
50 60
70 80
Tidak Ya
Asi Eksklusif P
re v
a le
n s
R a
te
Infeksi Tidak Infeksi
Universitas Sumatera Utara
akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif
Hal ini diasumsikan karena banyak ibu yang beranggapan kalau hanya ASI saja diberikan tidak memenuhi kebutuhan gizi anaknya, setelah bersalin langsung
diberikan susu formula kepada anaknya, ada juga dikarenakan keluarga misalnya orang tua dari responden yang memberikan makanan tambahan selain ASI sebelum
balita berusia 6 bulan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian dilakukan Bambang Irianto 2006 di
wilayah kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon dengan desain penelitian cross sectional, menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara ASI eksklusif
dengan kejadian penyakit infeksi dimana nilai p=0,000
45
f. Jarak Kelahiran