UNICEF mendukung pelayanan kesehatan terpadu berbasis masyarakat, termasuk mempromosikan pemberian ASI eksklusif, dan dengan para mitranya,
pemerintah dan masyarakat. UNICEF mendukung penyusunan peraturan perundangan nasional mengenai
pemberian makanan bagi anak, meningkatkan pelayanan sebelum dan setelah kelahiran, serta mendukung tersedianya berbagai sumber daya di masyarakat bagi
para ibu baru. Pekan ASI Sedunia pada awalnya dirayakan pada tahun 1992 dan sekarang
diperingati di lebih dari 120 negara oleh UNICEF dan para mitra kerjanya, termasuk World Alliance for Breastfeeding Action Aliansi Dunia untuk Gerakan Pemberian
ASI dan WHO.
a.4. Status Imunisasi
33,35,36,37
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak yang diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Dalam
imunologi, kuman atau racun kuman toksin disebut sebagai antigen. Imunisasi merupakan upaya pemberian ketahanan tubuh yang terbentuk melalui vaksinasi.
Tujuan dari imunisasi adalah mencegah penyakit dan kematian balita yang disebabkan oleh wabah yang sering terjangkit, artinya anak balita yang telah
memperoleh imunisasi yang lengkap yang sesuai dengan umurnya otomatis dia sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu maka jika ada kuman yang masuk
ketubuhnya secara langsung tubuh akan membentuk antibodi terhadap kuman tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pencegahan penyakit infeksi tergantung pada pengendalian atau pemusnahan sumber infeksi, pemutusan rantai penularan dan peningkatan daya tahan perorangan
terhadap infeksi dengan cara-cara yang umum atau dengan imunisasi. Banyak penyakit infeksi dapat dicegah tanpa imunisasi, karena sekali riwayat
alamiah penyakit dipahami, maka sumbernya dapat dimusnahkan, atau penularan dicegah.
Penyakit menular merupakan sebab utama morbiditas dan mortalitas pada negara berkembang. Di negara yang maju seperti Amerika Serikat, penyakit infeksi
sudah sangat jarang dijumpai, karena imunisasi aktif telah dilaksanakan dengan baik disamping sanitasi lingkungan yang bersih, akan tetapi di negara sedang berkembang
termasuk Indonesia penyakit infeksi masih banyak dijumpai, hal ini disebabkan tingkat kebersihan masih sangat kurang, mudah terjadi kontaminasi, kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan. Penyakit akibat infeksi telah menyebabkan kematian sebesar 13 juta orang di seluruh dunia setiap tahun, terutama
di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kematian di negara berkembang yang disebabkan oleh penyakit infeksi mencapai 43, sedangkan di negara maju
hanya sebesar 1. Hasil penelitian Kristijono 2001 juga menyatakan bahwa sekitar 48,53
balita yang menderita kurang energi dan protein yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi tahun 1999 -2000 tidak lengkap diimunisasi, bahkan sebesar 42,64 tidak
pernah diimunisasi. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa balita yang tidak lengkap imunisasi semakin besar kemungkinan terjadinya penyakit infeksi,anemia,
gastroenteritis dan defisiensi vitamin A.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian C.S. Whinie Lestari 2009 yang melakukan analisis terhadapa data Riskesdas 2007 untuk mengetahui dampak status imunisasi pada anak balita di
Indonesia menyebutkan Anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap berisiko 2,4 kali p=0,0001 menderita penyakit campak yang disertai dengan pneumonia, dan
berisiko 2,7 kali p=0,000l menderita penyakit campak disertai dengan diare dan pneumonia dibandingkan dengan anak yang mendapat imunisasi lengkap.
a.6. Jarak Kelahiran