akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif
Hal ini diasumsikan karena banyak ibu yang beranggapan kalau hanya ASI saja diberikan tidak memenuhi kebutuhan gizi anaknya, setelah bersalin langsung
diberikan susu formula kepada anaknya, ada juga dikarenakan keluarga misalnya orang tua dari responden yang memberikan makanan tambahan selain ASI sebelum
balita berusia 6 bulan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian dilakukan Bambang Irianto 2006 di
wilayah kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon dengan desain penelitian cross sectional, menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara ASI eksklusif
dengan kejadian penyakit infeksi dimana nilai p=0,000
45
f. Jarak Kelahiran
91.7 66.3
8.3 33.7
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Resiko Tinggi Resiko Rendah
Jarak Kelahiran
P re
v a
le n
s R
a te
Inf eksi Tidak Inf eksi
Gambar 6.8. Diagram Bar Prevalens Rate Penyakit Infeksi Berdasarkan Jarak Kelahiran pada Anak Balita di Desa Mangkai Baru Kecamatan
Lima Puluh Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penyakit infeksi pada anak balita dengan kategori jarak kelahiran resiko tinggi adalah 91,7
sedangkan pada anak balita dengan kategori jarak kelahiran resiko rendah adalah 66,3. Ratio Prevalens = 1,382 95 CI = 1,108-1,724, artinya bahwa jarak
kelahiran merupakan faktor risiko kejadian penyakit infeksi pada anak balita. Hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,073. Hal ini berarti tidak terdapat
hubungan asosiasi yang signifikan antara jarak kelahiran dengan kejadian penyakit infeksi pada anak.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai rasio prevalens tidak konsiten dengan nilai p hal ini dikarenakan besar sampel pada subyek dengan faktor resiko
yang mengalami efek 11 orang berbeda jauh dengan besar sampel pada subjek dengan faktor resiko yang tidak mengalami efek 1 orang.
Dengan mengecilnya interval kelahiran, akan terjadi kenaikan yang progresif dari kesakitan dan kematian anak. Dimana ketika intervalnya kecil maka proses
penyapihanpun akan semakin cepat. Insidensi penyakit infeksi, terutama diare lebih tinggi pada saat penyapihan daripada periode lain kehidupan. Hal ini terjadi karena
makanan berubah, dari ASI yang bersih dan mengandung zat-zat anti infeksi ke makanan yang disiapkan, disimpan dan dimakan tanpa mengindahkan syarat
kebersihan. Hasil penelitian lebih banyak proporsi anak balita yang jarak kelahirannya
≥24 bulan resiko rendah adalah 89,1 diasumsikan penyapihan kepada anak balita lebih lama sehingga balita mendapatkan ASI yang cukup dan dapat mencegah
terjadinya penyakit infeksi.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian dilakukan Bambang Irianto 2006 di wilayah kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon dengan desain penelitian cross
sectional, menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jarak kelahiran dengan kejadian penyakit infeksi dimana nilai p=0,014.
45
6.4. Prevalens Rate Penyakit Infeksi Berdasarkan Karakteristik Ibu a. Pendidikan Ibu