lviii 3
Kebijakan pemerintah. Salah satu hal yang juga cukup penting adalah pengaruh adanya
kebijakan pemerintah yang mutlak harus dipenuhi. Disisi lain apabila perusahaan belum siap dalam melaksanakan kebijakan tersebut maka
dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan tergantung dampaknya bagi perusahaan itu.
3. Indikator Penting dalam Memprediksi Kesulitan Keuangan
Perusahaan
Kebangkrutan tidak datang tiba-tiba, tetapi merupakan suatu klimaks dari serangkaian tahap atau proses kesulitan keuangan yang dialami perusahaan.
Sebelum pada akhirnya perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya muncul berbagai indikator khususnya yang terkait dengan efektivitas operasinya.
Menurut Duduh Sudarachmat 1995:12-14 dalam Permanasari 2006, indikator-indiktaor yang dapat digunakan untuk melihat tanda-tanda
kebangkrutan dibagi menjadi dua, yaitu: a.
Dapat diamati oleh pihak ekstern, misalnya: 1
Penurunan jumlah deviden yang dibagikan kepada pemegang saham selama beberapa periode secara berturut-turut.
2 Penurunan laba secara terus menerus bahkan perusahaan
mengalami kerugian. 3
Ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha. 4
Pemecetan pegawai secara besar-besaran 5
Harga saham dipasar modal turun secara terus menerus.
lix b.
Sebaliknya indikator-indikator yang dapat diketahui dan harus diperhatikan oleh pihak intern perusahaan adalah:
1 Turunnya volume penjualan, hal ini dapat terjadi karena
ketidakmampuan manajemen dalam menerapkan kebijakan dan strategi akibat kurang pengalaman atau kurang tanggap dalam
menanggulangi kemunduran perusahaan serta kurang cepat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam situasi persaingan
bisnis yang semakin kompetitip sehingga pangsa pasar market share menurun.
2 Turunnya kemampuan perusahaan dalam mencetak keuntungan.
Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan-kesalahan penentuan strategi pemasaran.
3 Ketergantungan terhadap hutang. Hutang perusahaan sangat besar
sehingga biaya modalnya juga membengkak.
4. Tahap-tahap Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan
Menurut Newton 1975 dalam Permanasari 2006:26 kesulitan-kesulitan keuangan yang merupakan penunjuk awal terjadinya kebangkrutan dapat
dianalisis dan di identifikasi melalui empat tahap, yaitu: a.
Periode inkubasi, dalam periode ini mungkin mncul satu atau beberapa kondisi operasi dan financial perusahaan yang tidak menguntungkan
dan tidak segera terdeteksi oleh pihak manajemen maupun pihak eksternal, misalnya:
lx 1
Penurunan volume penjualan, karena adanya perubahan selera atau permintaan konsumen.
2 Kenaikan biaya operasi.
3 Inefisiensi produksi karena metode yang ketinggalan zaman.
4 Ketidakmampuan manajemen yang memegang posisi kunci.
5 Kegagalam dalam melaksanakan ekspansi.
6 Tidak efektifnya pelaksanaan fungsi pengumpulan piutang.
7 Kurang adanya dukungan atau fasilitas perbankan kredit.
b. Kesulitan likuiditas atau cash shortage. Pada tahapan ini untuk
pertama kalinya perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo, meskipun aktiva fisiknya melebihi
kewajibannya dan perusahaan masih mampu menghasilkan keuntungan yang cukup bagus, atau dapat dikatakan aktiva perusahaan
tidak likuid. c.
Financialcommercial insolvency. Pada tahap ketiga ini, perusahaan tidak mampu memperoleh dana dari sumber-sumber reguler untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. d.
Total insolvency. Gejala yang paling menonjol dari total isolvency adalah jumlah hutang yang lebih besar dari aktiva perusahaan. Pada
titik ini perusahaan tidak lagi mampu menghindarkan diri dari pengakuan kebangkrutan, dan usaha yang dilakukan oleh pihak
manajemen untuk memperoleh dana tambahn guna penyelamatan perusahaan tidak berhasil.
lxi
5. Analisis Prediksi Kesulitan Keuangan