LDR Loan To Deposit Ratio

xcviii Berdasarkan perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO yang dimiliki oleh perusahaan perbankan diatas. Hal ini menunjukkan arti yang sangat penting untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola beban operasional terhadap pendapatan operasional yang tersedia dalam setiap perusahaan untuk mendapatkan pendapatan operasional. Dalam tabel tersebut ditunjukkan perbankan yang memiliki tingkat BOPO yang paling tinggi adalah Bank Kesawan sebesar 98.192. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- beban operasional yang digunakan dapat menghasilkan pendapatan operasional sebesar Rp. 0.98192. semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin efisien perusahaan dalam mengelola pendapatan operasional bank.

6. LDR Loan To Deposit Ratio

Loan To Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank, sifatnya lebih mendekati kegiatan murni perbankan. Semakin tingkat rasio ini, maka tingkat likuiditasnya akan semakin kecil karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin kecil. Untuk mengetahui besarnya tingkat LDR 22 perusahaan perbankan periode 2002-2006 dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.6 Data hasil perhitungan LDR pada 22 perusahaan perbankan periode 2002-2006 N O N A M A BA N K 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 RA TA - RA TA LDR KO N DIS I 1 A RTA NIA G A K. 65.38 63.09 71.26 74.15 64.56 67.688 1 2 BUMI PUTERA IND. 93.5 96.21 83.76 80.6 87.42 88.298 1 xcix 3 BUA NA IND. 34.54 43.37 58.55 79.96 83.03 59.89 1 4 NUSA NTA RA P. 29.69 40.43 52.39 57.03 54.82 46.872 1 5 DA NA MO N 50.23 50.15 72.49 80.82 75.51 65.84 1 6 EKSEKUTIF INTER 69.91 77.09 89.98 83.6 74.8 79.076 1 Lanjutan tabel 4.6 7 NIA G A 59.57 72.12 85.37 85.35 84.78 77.438 1 8 INTERNA TIO NA L IND. 19.39 35.03 43.62 55.3 57.22 42.112 1 9 SWA DESI 55.14 59.17 54.11 55.36 54.89 55.734 1 10 VIC TO RIA INTER 36.24 40.22 54.72 41.2 51.94 44.864 1 11 MEG A 58.82 55.61 48.8 51.25 42.7 51.436 1 12 NISP 75.61 77.95 77.34 77.62 82.17 78.138 1 13 PA N IND. 77.05 71.16 72.93 55.17 80.47 71.356 1 14 KESA WA N 56.79 43.9 52.32 55.4 69.5 55.582 15 PERMA TA 40.5 41.3 57.2 78.5 83.1 60.12 16 LIPPO 22.69 19.95 22.6 32.36 44.87 28.494 17 MA YA PA DA INTER 77.12 77.3 73.74 82.35 85.29 79.16 18 C IC INTER 48.99 30.86 0 15.97 19 DA NPA C 39.28 40.29 0 15.914 20 G LO BA L INTER 33.99 32.65 0 13.328 21 PIKKO 19.31 26.82 0 9.226 22 INTER PA SIFIC 3602.9 6077.8 1936.12 RA TA -RA TA PERTUMBUHA N 212.12 326.02 48.69 51.183 53.503 Sumber : BI data diolah Berdasarkan tabel diatas, rasio LDR pada 22 perusahaan perbankan periode 2002-2006 menunjukkan hasil yang sangat penting untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kredit pihak ketiga yang ditanamkan dalam kredit yang diberikan oleh bank. Dalam tabel diatas, tingkat LDR sangat bervariasi dan berfluktuatif. Namun tingkat LDR yang diharapkan sebesar 85 keatas oleh BI baru dapat dipenuhi oleh bank Bumi Putera Indonesia pada tahun 2002, 2003, dan 2006, bank Eksekutif Internasional pada tahun 2004, bank Niaga pada tahun 2004 dan 2005, serta bank Mayapada Internasional pada tahun 2006. karena LDR ini merupakan dana pihak ketiga yang ditanamkan oleh pihak bank. Tingkat LDR terbesar dimiliki oleh bank Bumi Putera Indonesia sebesar 88,298 dari c dana pihak ketiga yang ditanamkan dalam likuid asset untuk menjaga kebutuhan likuiditasnya. Mengacu pada ketentuan BI berdasarkan paket kebijakan 29 Mei 1993, LDR dibatasi sampai dengan 110. Rata-rata LDR tahun 2002 sebesar 212,12, tahun 2003 sebesar 326,02 , tahun 2004 sebesar 48,69, tahun 2005 sebesar 51,183, tahun 2006 sebesar 53,503. Terlihat ada fluktuasi LDR dari tahun ke tahun. LDR yang meningkat dikarenakan perbankan mampu mengelola kreditnya dengan baik, sehingga kedua belah pihak saling menguntungkan. Keadaan ini mengisyaratkan bahwa perbankan sudah mampu mengatasi intermediasi dengan baik, yaitu lebih berani mengucurkan kreditnya dengan tidak mengabaikan tolak ukur yang ditetapkan BI tentang LDR. Dengan demikian, sampel yang dijadikan objek dalam penelitian oleh penulis mampu mengendalikan kedit yang diberikan oleh pihak bank atau kreditur kepada pihak peminjam nasabah dan mampu mengatasi permasalahan intermediasi perbankan dengan berani mengucurkan kreditnya juga dapat menarik kembali modal usaha atau kreditnya.

C. Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov