Sejarah Lembaga Keuangan Perbankan Indonesia

lxxxiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Lembaga Keuangan Perbankan Indonesia

Sistem perbankan Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar setelah diundangkannya Undang-undang No.7 tahun 1992 dan undang-undang No.10 tahun 1998, yang menggantikan undang-undang No.14 tahun 1967. undang-undang No.14 sudah tidak memadai untuk menampung komleksnya permasalahan yang timbul dari industri perbankan sejalan dengan pesatnya perkembangna sektor perbankan mengikuti tuntunan kebutuhan masyarakat terhadap jasa-jasa perbankan disamping kuatnya pengaruh globalisasi. Memasuki era tahun 1990-an sistem perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini terbukti dengan adanya sekitar 400-an bank yang beroperasi di Indonesia. Pada era ini juga dikenal dengan adanya pasar bebas atau berlakunya sistem perdagangan dunia. Indoneisa merupakan negara sedang berkembang ingin mengikuti kompetisi untuk memasuki sistem tersebut dan menghadang resiko yang akan datang. Guna mengantisipasi perdagangan bebas tersebut pemerintah Indonesia mengambil kebijakan diberbagai sistem, salah satunya dalam sistem perbankan yaitu dengan memutuskan menggabungkan beberapa bank pemerintah dengan tujuan agar struktur bank menjadi lebih tangguh dan diharapkan lebih kompetitif baik dalam skala global maupun internasional. Disamping itu, untuk memperkuat daya saing perbankan, ketentuan permodalan minimum bagi pendirian bank lxxxiv baru menurut undang-undang No.10 tahun 1998 adalah minimal sebesar Rp 3 triliun. Sejalan dengan kebijakan diatas, untuk menyehatkan sektor keuangan dan perbankan bank Indonesia sampai saat ini melakukan pembekuan operasi bank, atau mengambil alih bank yang memang masih dapat diselamatkan serta melikuidasi sebagian bank yang secara struktural kondisi keuangannya sudah sulit untuk diperbaiki akibat banyaknya jumlah kredit bermasalah non performing loan, disamping itu, bank tidak mampu memenuhi peraturan ketentuan peermodalan minimum atau CAR sebesar 4, kemudian pada akhir tahun 2001 harus telah mencapai 8. Dengan adanya kebijakan UU No.10 tahun 1998 dan restrukturisasi dalam perbankan, maka saat ini jumlah bank yang beroperasi di Indonesia sekitar 138 bank. Ada empat hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di Indonesia. Keempat hal tersebut adalah: a. Selesainya penyusunan Arsitekur Perbankan Indonesia API. Munculnya API ini dipicu oleh adanya krisis perbankan dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997. Salah satu landasan penting penyusunan API ini adalah usaha bank Indonesia untuk menerapkan 25 basel corel principal. b. Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR, dan bank Indonesia untuk menyusun atau membentuk; lembaga penjamin lxxxv simpanan, lembaga pengawas perbankan yang independen, otoritas jasa keuangan. c. Kinerja perbankan yang lebih menunjukkan kondisi masa peralihan atau masa pemulihan dari krisis ekonomi kearah kondisi perbankan yang lebih sesuai dengan praktek-praktek perbankan yang baik. Praktek perbankan yang baik ini antara lain mengarah kepada: manajemen pengelolaan resiko yang baik, struktur perbankan nasional yang lebih baik, dan penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten. d. Penyaluran dana masyarakat kearah yang lebih mencerminkan bank sebagai perantara keuangan dengan tetap berlandaskan prinsip kehati- hatian. 1 Perkembangan Emiten Perbankan di Bursa Efek Jakarta Tahun 2007 Pada tahun 2007, perkembangan dunia perbankan diwarnai oleh gap bunga yang terlalu tinggi. Otoritas bank sentral meminta perbankan agar lebih efisien dalam menyalurkan kreditnya sehingga tidak terjadi lagi gap seperti sekarang ini. Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas BI dalam harian umum Republika tanggal 7 Februari 2007 Budi Mulya, mengatakan sebenarnya sudah tidak relevan lagi bagi perbankan untuk menjaga suku bunga pinjaman yang tinggi. Hal ini jika dikaitkan dengan terus menurunnya suku bungan acuan BI, yang disusul dengan penurunan bunga deposito, tetapi tidak direspon bagus oleh turunnya bunga kredit. lxxxvi Sebagai langkah kedepan, ruang untuk penurunan suku bunga BI semakin sempit, sehingga perlu ada stimulus lain untuk menggerakkan perekonomian, selain dari kebijakan moneter, papar Budi. Suku bunga deposito dibeberapa bank umum saat ini berkisar antara 7-8,5. Untuk bunga kredit kosumsi tergolong masih tinggi, rata-rata diatas 16, sedangkan kredit investasi di level 14. Rapat Dewan Gubernur yang diadakan di Jakarta pada tanggal 16 Februari 2007, memutuskan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,25. Gubernur BI dalam harian umum Repubilka tanggal 7 Februari 2007 mengatakan dari beberapa faktor resiko yang dipertimbangkan menunjukkan bahwa ruang bagi penurunan BI rate, walaupun masih ada akan semakin menyempit dan terbatas. Keputusan ini diambil setelah mengevaluasi kondisi makro ekonomi hingga akhir Januari 2007, prospek ekonomi moneter dan berbagai faktor resiko yang dihadapi serta pencapaian sasaran infalasi 6+1 dan 5+1 untuk tahun 2007 dan 2008. Dengan minimnya ruang untuk menurunkan BI rate maka realisasi perbaikan iklim investasi dan penurunan biaya tinggi serta distorsi struktural lainnya mesti dipercepat di semester satu tahun 2007. Masih minimnya penyaluran kredit juga terlihat dari posisi penyeluran kredit perbankan di 2006. kredit perbankan tumbuh 14,1 atau Rp. 102,8 triliun. Dengan demikian posisi kredit perbankan hingga Desember 2006 Rp. 832,9 triliun. Pencapaian kredit perbankan 2006 dibawah target yang ditetapkan BI sebesar 15-20. lxxxvii Rasio kecukupan modal CAR perbankan meningkat menjadi 20,5 dari 19,5 pada tahun 2005. tingkat kredit bermasalah NPL gross hingga Desember 2006 tercatat persen dan NPL netto 3,6. Aset perbankan nasional mengalami kenaikan ditengah sulitnya realisasi fungsi intermediasi tahun 2006. meskipun asset perbankan diatas 1000 triliun, namun kalangan pengusaha masih kesulitan mendapat kucuran kredit mengingat berbelitnya birokrasi bank dan nikmatnya perbankan menyimpan uang mereka di SBI yang tanpa resiko default.

2. Sejarah Bank Indonesia