Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan

li karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakain banyak. LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya LDR menurut peraturan pemerintah maksimal adalah 110. Adapun rumus perhitungan LDR adalah: Rasio LDR juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian besar praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80, namun batas toleransi berkisar antara 85 Kasmir, 2004:272.

E. Kebangkrutan

1. Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan

Menurut Hariyanto dan Sudomo 1998:338 dalam Permanasari 2006, kebangkrutan adalah kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu menjalankan operasinya dengan baik. Kesulitan keuangan adalah keuangan atau likuiditas yang mungkin mengawali kebangkrutan. Perusahaan mengalami kesulitan keuangan jika menghadapi keadaan insolvency ketidakmampuan membayar insolvency menggambarkan bahwa perusahaan tersebut mengalami kegagalan. Total Loans X 100 Total Deposit LDR = lii Menurut Brigham dan Gapenski 1996:105, kesulitan keuangan financial distress merupakan keseluruhan kondisi keuangan yang meliputi dari kesulitan mengenai harapan profitabilitas dimasa depan, hingga kepada suatu keadaan dimana suatu perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Adapun pengertian-pengertian mengenai financial distress adalah sebagai berikut: a. Kegagalan Ekonomi Economic Failure: yang berarti bahwa pendapatan revenue perusahaan tidak dapat menutup biaya total, termasuk biaya modal. b. Kegagalan Bisnis Bussiness Failure: suatu perusahaan dinyatakan mengalami kegagalan bisnis apabila ia telah menutup satu atau lebih operasi usahanya yang mengakibatkan kerugian keuangan bagi pihak kreditur. c. Technical Insolvency: sebuah perusahaan dapat dikatakan technical insolvency apabila tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. d. Insolvency in Bankcruptcy; suatu perusahaan dikatakan mengalami insolvency in bankcrupty jika total nilai buku kewajiban telah melebihi nilai pasar aktivanya. Kondisi ini lebih serius daripada technical insolvency karena hal ini umumnya menandakan kegagalan ekonomis dan mengarah kepada likuidasi perusahaan. Perlu dicatat bahwa perusahaan yang mengalami insolvency in bankrupcy tidak perlu melalui proses legal bankrupcy. liii e. Legal Bankruptcy: perusahaan menurut legal bankruptcy belum boleh dinyatakan pailit secara hukum, sebelum yang bersangkutan dinyatakan bangkrut oleh putusan pengadilan. Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan. Kegagalan usaha atau kebangkrutan menurut Weston dan Copeland 1996:686 menjelaskan bahwa: “kegagalan usaha dapat diidentifikasikan dengan berbagai cara dan beberapa kegagalan tidak harus berasal dari kejatuhan dan pembubaran perusahaan”. Menurut Almilia dan Herdinigtyas 2005:132 Kegagalan dalam arti ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak bisa menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil dari pada biaya modal perusahaan. Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu insolvensi teknis dan insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Insolvensi teknis adalah perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo walaupun total aktiva liv melebihi total utang, atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan.. Insolvensi juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pambayaran kembali pokok pada tanggal tertentu. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan adalah kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. Kebangkrutan adalah sebagai suatu keadaan atau situasi dalam hal ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban kepada debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, membiayai operasi perusahaan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Almilia dan Herdinigtyas, 2005:132. Maka dapat disimpulkan kebangkrutan adalah kesulitan keuangan yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik. Sedangkan kesulitan keuangan financial distress adalah kesulitan keuangan atau likuidasi yang mungkin sebagai awal kebangkrutan. lv Kebangkrutan akan cepat terjadi di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian semakin sakit dan bangkrut. Perusahaan yang belum sakitpun akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk kegiatan operasional akibat adanya krisis ekonomi tersebut. Proses kebangkrutan tidak semata-mata disebabkan oleh faktor ekonomi tetapi juga disebabkan oleh faktor yang lain yang sifatnya non ekonomi Almilia dan Herdinigtyas, 2005:133. Suatu perusahaan yang mengalami kebangkrutan memiliki penyebab yang berbeda dari satu situasi ke situasi yang lain. Namun demikian, pengertian penyebab kebangkrutan akan memberikan pemahaman yang mendasar untuk menghindari gagalnya bisnis dan melakukan perbaikan apabila restrukturisasi memang diperlukan untuk menghindari gagalnya suatu usaha.

2. Penyebab Kebangkrutan Perusahaan