xcii Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan dan
penyisihan penghapusan debitur yang dibentuk dalam rangka menutup kemungkinan resiko kerugian yang terjadi karena tidak dapat
dikembalikannya kredit serta tidak tertagihnya bunga. Berdasarkan rasio CAR yang dimiliki oleh 22 perusahaan perbankan
diatas, yang dimiliki rata-rata pertumbuhan CAR yang paling besar adalah PAN Indonesia yaitu sebesar 35.548. hal ini menunjukkan bahwa PAN
Indonesia selama periode 2002-2006 memiliki rasio modal minimum lebih baik dari bank lain. Dengan rasio ini berarti bahwa rasio modal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan modal bank untuk menampung resiko kemungkinan rugi adalah sebesar 35.548 dari jumlah ATMT Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko yang dimiliki oleh PAN Indonesia Hal ini berarti pula bahwa setiap Rp 1,- kerugian bank Pan Indonesia yang terjadi
karena kredit macet selama periode 2002-2006 dapat ditutup dengan 35.548 modal yang tersedia oleh PAN Indonesia.
Sedangkan yang memiliki rata-rata pertumbuhan rasio CAR paling kecil adalah bank CIC International yaitu sebesar 3.2. Dalam hal ini menunjukkan
bahwa setiap Rp 1,- resiko kerugian bank CIC International yang terjadi karena kredit macet selama periode 2002-2006, hanya dapat ditutup dengan
3.2 modal yang tersedia oleh bank CIC International.
2. NPL Non Performing Loan
NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengatasi masalah perkreditan. Berikut ini tabel perhitungan tentang Non
xciii Performing Loan dari 22 perusahaan perbankan yang go public periode 2002-
2006 : Tabel 4.2
Data hasil perhitungan NPL pada 22 perusahaan perbankan periode 2002-2006
N O N A M A
BA N K 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6
RA TA - RA TA N PL
KO N DISI
1 A RTA
NIA G A K.
3.91 3.54 2.44 2.13 1.32 2.668 1
2 BUMI PUTERA IND.
3.67 2.9
3.33 7.98
5.58 4.692
1 3
BUA NA IND.
0.75 0.86 1.61 2.35 4.39 1.992 1
4 NUSA NTA RA P.
0.7 0.31
0.8 0.17 3.03 1.002 1
5 DA NA MO N
4.59 4.62 4.02 2.58 3.31 3.824 1
6 EKSEKUTIF INTER
11.46 4.58 9.67 13.53 7.89 9.426 1
7 NIA G A
6.16 3.61 3.18 5.23 3.47 4.33 1
8 INTERNA TIO NA L
IND. 9.02
6.2 4.01 2.88 5.43 5.508 1
9 SWA DESI
4.91 2.66 2.63 2.55 2.14 2.978 1
10 VIC TO RIA
INTER 2.7
4.05 7.26 6.03 3.79 4.766 1
11 MEG A
0.23 1.54 1.98 1.43 1.68 1.372 1
12 NISP
1.67 0.84 1.01 2.46 2.49 1.694 1
13 PA N
IND. 15.23 9.61 7.71 9.34 7.95 9.968
1 14 KESA WA N
2.63 4.04 5.79 12.76
6.2 6.284
15 PERMA TA
37.5 14.01 3.6 5.3 6.4
13.362 16
LIPPO 12.38 8.84 6.75 1.75 1.96 6.336
17 MA YA PA DA
INTER 3.26 4.68 3.11 1.79 0.65 2.698 18 C IC
INTER 25.05
4.59 5.928
19 DA NPA C 1.78
0.76 0.508
20 G LO BA L INTER
4.27 3.08
1.47 21 PIKKO
2.76 2.95
1.142 22 INTER
PA SIFIC 93.61 89.57
36.636 RA TA -RA TA
PERTUMBUHA N 11.284 8.084 3.132 3.648 3.076
Sumber : BI data diolah Berdasarkan rasio NPL yang dimiliki oleh 22 perusahaan perbankan
diatas, yang mempunyai rasio NPL terkecil adalah Bank Nusantara Parahyangan yaitu sebesar 1.002. Hal ini menunjukkan bahwa Bank
Nusantara Parahyangan mempunyai NPL lebih kecil dari bank lain, karena NPL yang baik adalah harus dibawah 5 Asosiasi Perbankan Indonesia yang
dikutip dari Infobank No.303, Juni 2004. Semakin kecil NPL maka akan semakin baik kinerja perusahaan perbankan yang bersangkutan. Dalam hal ini
xciv Bank Nusantara Parahyangan mempunyai rata-rata rasio NPL yang
menunjukkan bahwa kredit yang diberikan oleh Bank Nusantara Parahyangan selama periode 2002-2006 yang bermasalah atau tidak tertagih hanya sebesar
1.002 dari kredit yang diberikan oleh Bank Nusantara Parahyangan.
3. ROA Return On Asset