Capital Adequacy Ratio CAR Non Performing Loan NPL Return On Asset ROA Return On Equity ROE Beban Operasional terhadap pendapatan operasional BOPO Loan to Deposit Ratio LDR

lxxx Ha : Terdapat perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Dilihat dari atas jika nilai sig α 0,05 berarti keputusan yang diambil adalah menerima H yang berarti tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Artinya model regresi logistik bisa digunakan untuk analisis selanjutnya. Santosa dan Ashari, 2005:190.

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah konsep yang memiliki bermacam-macam nilai. Sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, menspesifikasikan kegiatan, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut Surbianto, 2004:55.

1. Capital Adequacy Ratio CAR

Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. CAR ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar modal yang tersedia dapat menutupi atau mengimbangi total asetnya. Rasio ini dapat memberi informasi apakah permodalan yang ada telah memadai. CAR = Modal Sendiri X 100 Aktiva tertimbang menurut resiko lxxxi

2. Non Performing Loan NPL

Non Performing Loan NPL, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengatasi masalah perkreditan.

3. Return On Asset ROA

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemanpuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan managerial efficiency secara umum.

4. Return On Equity ROE

Rasio ini mempunyai arti yang sangat penting untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan Net Income. Return on Equity ini merupakan perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham yang bersangkutan. NPL= Kredit bermasalah X 100 Total kredit Net Income X 100 Total Asset Return on Asset ROA = Net Income X 100 Equity Capital Return on Equity = lxxxii

5. Beban Operasional terhadap pendapatan operasional BOPO

Beban Operasional terhadap pendapatan operasional BOPO rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional.

6. Loan to Deposit Ratio LDR

Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modalnya sendiri yang digunakan. Semakin tinggi rasio ini maka tingkat likuiditas akan semakin kecil, karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak. Biaya Operasional X 100 Pendapatan Operasional BOPO = Total Loans X 100 Total Deposit LDR = lxxxiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Lembaga Keuangan Perbankan Indonesia

Sistem perbankan Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar setelah diundangkannya Undang-undang No.7 tahun 1992 dan undang-undang No.10 tahun 1998, yang menggantikan undang-undang No.14 tahun 1967. undang-undang No.14 sudah tidak memadai untuk menampung komleksnya permasalahan yang timbul dari industri perbankan sejalan dengan pesatnya perkembangna sektor perbankan mengikuti tuntunan kebutuhan masyarakat terhadap jasa-jasa perbankan disamping kuatnya pengaruh globalisasi. Memasuki era tahun 1990-an sistem perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini terbukti dengan adanya sekitar 400-an bank yang beroperasi di Indonesia. Pada era ini juga dikenal dengan adanya pasar bebas atau berlakunya sistem perdagangan dunia. Indoneisa merupakan negara sedang berkembang ingin mengikuti kompetisi untuk memasuki sistem tersebut dan menghadang resiko yang akan datang. Guna mengantisipasi perdagangan bebas tersebut pemerintah Indonesia mengambil kebijakan diberbagai sistem, salah satunya dalam sistem perbankan yaitu dengan memutuskan menggabungkan beberapa bank pemerintah dengan tujuan agar struktur bank menjadi lebih tangguh dan diharapkan lebih kompetitif baik dalam skala global maupun internasional. Disamping itu, untuk memperkuat daya saing perbankan, ketentuan permodalan minimum bagi pendirian bank