Keadaan Penduduk. Pertanian Jeruk Dan Dampaknya Bagi Masyarakat Desa Tangkidik Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo (1980-1995)

memperoleh kebutuhan sehari-hari maupun untuk bersekolah, masyarakat Desa Tangkidik harus berjalan kaki. Jadi tidak mengherankan apabila ditemukan seseorang yang berjalan di jalan raya dengan memikul barang menuju ke tempat tujuannya. Desa Tangkidk memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gurisen, sebelah Selatan berbatasan dengan Tiga Jumpa, sebelah Barat berbatasan dengan Paribun, dan sebelah Timur berbatasan dengan Jumapadang. Secara geografis Desa Tangkidik berada pada 98 34, 30 Bujur Timur dan 3 8,00 Lintang Utara. Desa Tangkidik ini berada pada ketinggian 1200 m di atas permukaan laut dengan luas wilayah 1, 83 km 2 atau sekitar 1, 43 dari luas Kecamatan Barusjahe. 9 Pertambahan jumlah penduduk Desa Tangkidik disebabkan karena angka kelahiran yang lebih tinggi dari pada angka kematian. Desa Tangkidik merupakan desa kecil yang penduduknya sangat jarang. Berdasarkan data dari kepala Desa Suhu udara di Desa Tangkidik yaitu 18 C-24 C. Desa Tangkidik ini termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki tiga musim yaitu musim hujan, musim kemarau dan musim pancaroba. Waktu berlangsungnya ketiga musim ini tidak dapat diprediksi lagi karena setiap tahunnya terjadi perubahan.

2.2 Keadaan Penduduk.

9 Ibid. Universitas Sumatera Utara Tangkidik, pada tahun 1995 kepala keluarga KK didesa ini berjumlah 66 KK dengan jumlah penduduksebanyak 283 jiwa. 10 No Tabel 1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki 148 2. Perempuan 135 Jumlah 283 Sumber: Arsip Pemerintahan Desa Tangkidik tahun 1995 Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin lyang lebih banyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 148 jiwa dan perempuan 135 jiwa. Jumlah tersebut adalah gabungan dari balita, remaja, dan dewasa yang termasuk sebagai penduduk Desa Tangkidik. Dari total jumlah penduduk tersebut terdapat beragam etnik dan sub-etnik antara lain: etnik Batak yang terdiri dari Batak Karo, Batak Toba, dan etnik Jawa. Desa Tangkidik termasuk salah satu wilayah yang tidak banyak berbaur dengan etnik- etnik lain di luar etnik asli yaitu etnik Karo. Mayoritas masyarakatnya berasal dari sub-etnik Karo dan pada umumnya masih memiliki ikatan kekerabatan yang sangat erat. Masyarakat Desa Tangkidik ini pada dasarnya masih berasal dari satu nenek moyang yaitu keturunan marga Barus 11 yang juga pendiri Kerajaan Barusjahe. 12 10 Wawancara dengan Reso Barus di Desa Tangkidik Kecamatan Barusjahe, pada tanggal 28 Juni 2010. 11 Marga Barus merupakan salah satu sub marga yang ada pada masyarakat Karo. Marga Barus ini merupakan merga taneh di Desa Tangkidik. Mayoritas masyarakat Desa Tangkidik bermarga Universitas Sumatera Utara Keturunan dari pendiri Barusjahe inilah yang kemudian menyebar ke berbagai daerah di Kecamatan Barusjahe termasuk Desa Tangkidik. Untuk melihat persentase dari masing-masing etnik yang mendiami Desa Tangkidik dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 2 Komposisi Penduduk Menurut Etnik No Etnik Jumlah Persentase 1 Karo 270 97 2 Toba 10 2,8 3 Jawa 3 0,2 Jumlah 283 100 Sumber: Arsip Pemerintahan Desa Tangkidik Tahun 1995. Dari tabel diatas jelas terlihat bahwa sub etnik Karo merupakan etnik mayoritas yang mendiami Desa Tangkidik. Etnik Karo merupakan etnik asli didesa ini. Etnik pendatang seperti Batak Toba dan Jawa yang ada di Desa Tangkidik sangatlah sedikit. Meskipun etnik Karo mayoritas di Desa Tangkidik, masyarakat tidak pernah membeda-bedakan setatus sosialnya. Sebagian besar masyarakat Desa Tangkidik adalah masyarakat agraris yang kehidupannya bertumpu pada pertanian. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Barus dan Sembiring. Marga Sembiring merupakan anak beru dari marga Barus yang mendiami daerah tersebut pada awalnya. 12 Kerajaan Barusjahe merupakan salah satu kerajaan di Tanah Karo. Nenek moyang dari pendiri dari kerajaan ini berasal dari daerah Tapanuli Selatan tepatnya di daerah Barus. Sistem kepemimpinan kerajaan ini bersifat turun menurun artinya tahta kerajaan akan diwariskan kepada putera sulung. Raja terakhir dari kerajaan ini adalah Sibayak Pa Raja Mentas. Universitas Sumatera Utara penduduk Desa Tangkidik mayoritas hidup sebagai petani. Disamping pertanian, masyarakat Desa Tangkidik juga memiliki mata pencaharian yang lain seperti; pedagang, pegawai, dan sebagainya. Adapun persentase mata pencaharian masyarakat Desa Tangkidik ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah Persentase 1 Petani 263 93,2 2 Jasa Pemerintahan PNS 11 3,6 3 Berdagang 9 3,2 Jumlah 283 100 Sumber : Arsip Pemerintahan Desa Tangkidik Tahun 1995. Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa penduduk Desa Tangkidik ini mayoritasnya adalah petani dengan jumlah persentasenya sebanyak 93, 2, adapun petani yang termasuk ke dalam 93, 2 ini adalah bukan petani jeruk saja tetapi petani-petani tanaman muda juga seperti cabe, sayur-sayuran, kacang-kacangan, padi, jagung, dll. Sedangkan mata pencaharian lainnya seperti bidang jasa pemerintahan PNS 3, 6 dan berdagang hanya 3, 2 saja. Banyaknya masyarakat Desa Tangkidik yang bergelut didalam bidang pertanian tidak terlepas dari kondisi wilayahnya yang penuh dengan lahan-lahan kosong dan subur sehingga sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian. Sebelum tahun 1980 kondisi pertanian di Desa Tangkidik ini masih jauh dari harapan, karena sistem pertanian yang ada di Desa Tangkidik pada masa itu adalah Universitas Sumatera Utara sistem pertanian tradisional. Sistem pertanian tradisional yang dimaksud adalah dimana peralatan-peralatannya yang digunakan oleh masyarakat belum modern atau berupa mesin adapun peralatan-peralatan yang digunakan seperti cangkul, sabit, beko, parang, dll. Dan sistem tanaman yang ditanam oleh masyarakat adalah sistem tanaman muda. Adapaun tanaman-tanaman yang dimaksud adalah seperti sayur- sayuran, padi, tomat, cabe, kacang-kacangan, buncis, kentang, jagung, dan lain-lain. Sistem pertanian di Desa Tangkidik ini sulit untuk berkembang karena Desa Tangkidik ini jauh dari pusat pemerintahan dan pusat pasar, jalur transportasi juga tidak memungkinkan karena transportasi yang sampai ke desa ini sangat jarang. Masyarakat desa ini cukup kesulitan untuk melakukan transaksi baik dalam penjualan hasil pertanian maupun pembelian barang untuk kebutuhan rumah tangga mereka. Sampai tahun 1980 masyarakat Desa Tangkidik masih melaksanakan sistem pertanian yang sebelumnya yaitu sistem tanaman muda, hingga akhirnya 1980 salah seorang masyarakat Desa Tangkidik yang bernama Norsan Barus mencoba untuk menanam tanaman holtikultura tanaman keras yaitu menanam jeruk manis dengan maksud untuk merubah nasib perekonomian rumah tangganya. Norsan Barus mendapat bibit jeruk manis dari saudaranya yang bertempat tinggal di Desa Barus Julu yang bernama Johannis Ginting. Masyarakat Desa Tangkidik memeluk berbagai agama. Ada beberapa agama yang dianut oleh masyarakat Desa Tangkidik, yaitu Agama Kristen Protestan, Katolik, dan Islam. Adapun persentase masyarakat yang menganut agama tersebut tertera dalam tabel berikut ini: Tabel 4 Universitas Sumatera Utara Komposisi Penduduk Menurut Agama No Agama Jumlah Persentase 1 Kristen protestan 249 88 2 Katolik 24 8,4 3 Islam 10 3.6 Jumlah 283 100 Sumber: Arsip Pemerintah Desa Tangkidik tahun 1995. Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa mayoritas masyarakat Desa Tangkidik menganut agama Kristen Protestan, yaitu sekitar 88. Agama Katolik hanya 8, 4 dan agama Islam sekitar 3, 6. Dari penduduk Desa Tangkidik yang menganuat agama Kristen Protestan adalah bukan masyarakat etnik Karo saja atapun etnik Toba, bahkan etnik Jawa juga ada yang memeluk agama Kristen Protestan. Begitu juga dengan penduduk Desa Tangkidik yang beragama Islam bukan etnik Jawa saja bahkan etnik Karo juga ada yang menganut agama itu. Hingga tahun 1995 tingkat pendidikan di Desa Tangkidik juga beragam, dari tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar, Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, Diploma 3 D3, dan Sarjana SI. Adapun persentase dari tingkat pendidikan masyarakat Desa Tangkidik ini tertera di dalam tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Tidak Sekolah 37 2 Tidak Tamat SD 46 3 SD 143 4 SMP 15 5 SMA 40 6 Dip. III 1 7 S-I 1 Jumlah 283 Sumber: Arsip Pemerintah Desa Tangkidik tahun 1995. Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat pendidikan mayoritas masyarakat Desa Tangkidik adalah Sekolah Menengah Pertama SMP, sementara itu untuk S-I hanya satu orang. Tingkat pendidikan yang tidak sekolah ini adalah gabungan dari masyarakat yang buta huruf dan balita. Untuk masyarakat yang tamatan S-2 dan S-3 di Desa Tangkidik sampai pada tahun 1995 ini belum ada.

2.3 Latar Belakang Historis