Latar Belakang Tanaman Jeruk.

kerja upahan. Pemetikan buah jeruk pada saat harga rendah seringkali menyebabkan kerugian pada si petani, namun meskipun demikian pemetikan harus tetap dilakukan agar jeruk tidak rusak.

3.3 Latar Belakang Tanaman Jeruk.

Citrus Sinensi atau yang sering disebut oleh masyarakat Desa Tangkidik dengan jeruk manis merupakan salah satu dari sekian banyak jenis jeruk. Jeruk manis ini awalnya berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Cochin Cina daerah sekitar Vietnam. 31 Jeruk manis dapat ditanam didaerah antara 40 o LU dan 40 o LS. Namun tanaman jeruk paling banyak terdapat di daerah 20 o - 40 o LUdan 20 o - 40 o LS. Temperatur cuaca tempat pembudidayan jeruk turut diperhatikan. Aktivitas jeruk manis sangat dipengaruhi oleh temperatur. Jeruk manis dapat tumbuh dengan Di Indonesia sejarah tanaman jeruk ini tidak begitu dikenal. Tanaman jeruk yang ada sekarang adalah merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda. Jeruk adalah tanaman tahunan yang mampu memproduksi buah cukup lama dan dapat mencapai ketinggian 2 sampai 3 meter. Jenis pohon jeruk ini ideal. Produksi maksimum jeruk dicapai pada usia 5 sampai 8 tahun, tetapi semua masih tergantung dengan iklim, jenis tanaman, jarak tanam, dan perawatan jeruk tersebut. Kualitas dan kuantitas jeruk juga ditentukan oleh ketinggian lahan, suhu udara, curah hujan, radiasi matahari, kecepatan angin, serta tipe dan kualitas tanah. 31 Pracaya, Jeruk Manis: Varietas, Budidaya, dan Pascapanen, Jakarta: Penebar Swadaya, 2000, hal. 3. Universitas Sumatera Utara temperatur optimal antara 25 o C dan30 o C. Di bawah dan di atas temperatur optimal pertumbuhannya akan berkurang. Apabila temperatur diatas 38 C atau dibawah 13 C kemungkinan pertumbuhannya akan terhenti. Citrus sinensis atau jeruk manis dapat tumbuh subur pada ketinggian 1400 di atas permukaan laut. Tanaman jeruk dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Ketinggian tempat yang tidak memenuhi syarat sering menimbulkan kendala sendiri. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka akan berpengaruh terhadap kualitas buah. Misalnya, rasa buah yang tadinya manis berubah menjadi masam ataupun pahit. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh agar proses pertumbuhan dan produksi jeruk dapat berkembang dengan baik. Ini berarti sinar matahari mempunyai peranan yang sangat penting pada tanaman jeruk. Dengan semakin bertambahnya ketinggian suatu tempat, maka semakin bertambah pula intensitas sinar. Oleh karena itu tanaman jeruk yang ditanam di daerah pegunungan seperti Desa Tangkidik akan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada ketinggian lebih rendah. Curah hujan yang cocok untuk tanaman jeruk manis ini adalah antara 1.000 mm sampai 2.000 mm per tahun. Curah hujan yang lebih rendah dari 1.000 mm per tahun mengakibatkan perkembangan bunga dan buah terganggu. Sedangkan jika curah hujan lebih tinggi dari 2.000 mm tidak hanya menyebabkan perkembangan bunga dan buah yang terganggu tetapi juga menimbulkan banyaknya cendawaan. Tanaman jeruk ini bisa tumbuh dengan baik di Desa Tangkidik karena daerah ini memiliki tanah yang subur dan ph tanahnya cocok untuk pembudidayaan tanaman jeruk. Tanaman jeruk manis dapat ditanam di berbagai jenis tanah mulai dari tanah Universitas Sumatera Utara pasir kasar hingga tanah liat berat, dan tanah pun tidak boleh tergenang air. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk yaitu bila berasal dari tanah endapan yang subur, cukup dalam dan tidak bergaram. Sejak Norsan Barus mengawali pembudidayaan tanaman jeruk di Desa Tangkidik yang menghasilkan hasil yang cukup maksimal menimbulkan ketertarikan masyarakat di sekitarnya untuk mengikuti jejaknya. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah petani jeruk di Desa Tangkidik sejak tahun 1983. Peningkatan jumlah petani jeruk di Desa Tangkidik tentunya berdampak pada bertambahnya jumlah pohon jeruk yang ditanam sekaligus lahan pertanian yang digunakan. Peningkatan ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 6 Perkembangan Jumlah Petani, dan Luas Lahan Yang Digunakan No Tahun Jumlah Petani Jeruk Luas Lahan 1 1980 1 5000 m 2 1983 7 33500 m 3 1986 12 54500 m 4 1989 22 102500 m 5 1992 37 157000 m 6 1995 45 190500 m Sumber: Wawancara dengan beberapa petani jeruk di Desa Tangkidik antara lain: Tokih Ginting, Ganin br Tarigan, Peraten br Barus, Sep Sembiring, Megaria br Perangin-angin, Jenda Tarigan, dan Ganefo Barus di Desa Tangkidik Kecamatan Barusjahe Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas tampak bahwa hingga tahun 1995 masih terjadi perluasan penanaman jeruk di Desa Tangkidik. Hal ini menunjukkan bahwa ketertarikan masyarakat Desa Tangkidik tersebut untuk menanam jeruk semakin bertambah. Terdapat beberapa alasan mengapa penanaman jeruk, khususnya jeruk manis mengalami perkembangan yang cukup pesat di Desa Tangkidik sejak tahun 1980 hingga tahun 1995. Pertama, sifat tanaman jeruk manis yang cocok dengan kondisi lahan, ketinggian, dan iklim di Desa Tangkidik. Kedua, penanaman dan perawatannya yang relatif mudah. Ketiga, proses penanaman jeruk di Desa Tangkidik tidak merubah pola pertanian penduduk, karena dapat dilakukan bersama-sama dengan tanaman-tanaman palawija lainnya. Keempat, proses produksi dan pemasarannya yang relatif lebih mudah. Para pedagang besar ataupun kecil siap membeli langsung dari tangan petani. Kelima, bibit jeruk sangat mudah diperoleh. Pada awalnya bibit jeruk diperoleh di pasar-pasar tradisional terdekat ataupun dari sanak saudara yang tinggal di kampung-kampung yang ada di Desa Tangkidik. Setelah pohon-pohon jeruk manis milik masyarakat Desa Tangkidik dapat menghasilkan bibitnya sendiri, maka pembelian bibit tidak perlu lagi keluar dari Desa Tangkidik.

3.4 Pembiayaan, Tenaga Kerja dan Pemasaran.