BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri
menjadi satu kelompok masyarakat baik secara struktural, ekonomis, sosio-kultural maupun politisi yang umumnya terjalin teratur berdasarkan kebiasaan-kebiasaannya.
Situasi atau peristiwa demikian merupakan dasar utama terjadinya masyarakat, sehingga lahirlah apa yang dikenal dengan “masyarakat desa”.
1
Pertanian masyarakat Desa Tangkidik awalnya hanya bersifat konsumtif artinya hasil pertanian diutamakan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pokok
keluarga, baru selebihnya dijual untuk kebutuhan lainnya. Pola pemikiran seperti ini mengakibatkan pada awalnya masyarakat Desa Tangkidik hanya menanam tanaman
palawija. Namun karena berbagai pengaruh seperti perkembangan zaman dan Masyarakat desa
tidak terlepas dari kegiatan pertanian. Demikian halnya dengan Desa Tangkidik yang masyarakatnya sejak dahulu telah bergelut di dalam kegiatan pertanian.
Pertanian sudah dikenal oleh masyarakat desa sejak zaman dahulu. Kegiatan mengelola tanah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya telah diperkenalkan oleh
nenek moyang dan tetap diwariskan kepada anak cucunya hingga masa kini. Demikian juga dengan masyarakat Desa Tangkidik yang merupakan masyarakat
agraris yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan pertanian.
1
Andar Asmara, Sejarah Perkembangan Desa Baja Ronggi Ditinjau Dari Sudut Sosial Ekonomis 1965-1983, Skripsi S-I, Medan: Universitas Sumatera Utara, 1985, hal.1.
Universitas Sumatera Utara
teknologi yang menyebabkan peningkatan kebutuhan ekonomi sehingga masyarakat harus berpikir lebih matang untuk menambah pemasukan keluarga. Kondisi ini
merupakan salah satu penyebab beralihnya masyarakat Desa Tangkidik kepada tanaman holtikultura yang memiliki nilai ekonomis terutama tanaman jeruk.
Masyarakat Desa Tangkidik mengenal budidaya pertanian jeruk setelah dilakukannya pembudidayaan tanaman oleh Norsan Barus yang merupakan salah satu
masyarakat desa tersebut. Budidaya pertanian jeruk ini dimulai oleh Norsan Barus pada tahun 1980.
2
Penelitian ini membahas tentang pertanian jeruk dan dampaknya bagi
masyarakat Desa Tangkidik Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo 1980-1995. Tahun 1980 sebagai periode awal dari penelitian ini merupakan periode dimulainya
budidaya pertanian jeruk di Desa Tangkidik oleh salah seorang masyarakat Desa Tangkidik bernama Norsan Barus. Tahun 1995 sebagai akhir dari penelitian ini
Pertanian jeruk di Desa Tangkidik ternyata memberi dampak yang besar bagi kehidupan masyarakatnya. Pertanian jeruk ini ternyata mampu menaikkan tingkat
pendapatan masyarakat Desa Tangkidik. Dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat Desa Tangkidik maka timbullah keinginan untuk memperbaiki tingkat
pendidikan anak-anaknya. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki hidup keturunannya agar lebih baik. Semakin meningkatnya tingkat pendapatan dan tingkat
pendidikan masyarakat juga sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat Desa Tangkidik.
2
Wawancara dengan Karben Barus di Desa Tangkidik Kecamatan Barusjahe, pada tanggal 23 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
bahwa selama kurun waktu 15 tahun tersebut telah banyak sekali peningkatan yang terjadi pada pertanian jeruk di desa ini, seperti jumlah masyarakat penanam jeruk
yang semakin banyak, lahan yang digunakan, sistem permodalan, pembudidayaan hingga ke pemasarannya yang semakin terorganisir. Skop spasial dari penelitian ini
adalah pertanian jeruk di Desa Tangkidik. Atas dasar pemikiran di atas, maka
penulisan ini diberi judul “Pertanian Jeruk dan Dampaknya Bagi Masyarakat Desa Tangkidik Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo 1980-1995’’.
1.2 Rumusan Masalah.