BAB III KONDISI PERTANIAN JERUK DI DESA TANGKIDIK 1980-1995
3.1 Awal Mula Pertanian Jeruk Di DesaTangkidik.
Masyarakat Desa yang pada umumnya hidup dari hasil pertanian selalu memperhitungkan nilai-nilai ekonomis yang ada di tengah masyarakat. Pada dasarnya
status sosial seseorang dilihat dari kondisi ekonominya. Untuk itu setiap orang berusaha meningkatkan keadaan ekonominya untuk memperoleh sebuah status sosial.
Masyarakat Desa Tangkidik merupakan masyarakat yang tidak terlepas dari kegiatan pertanian, oleh karena itu tidak mengherankan apabila mayoritas
masyarakatnya hidup sebagai petani. Kegiatan pertanian ini sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Masyarakat Desa Tangkidik mengolah lahan pertaniannya dengan cara
sederhana yang masih bersifat tradisional. Alat-alat yang digunakan biasanya belum menggunakan alat-alat yang terbuat dari mesin tetapi masih menggunakan alat-alat
tradisional seperti cangkul, babat, dan arit disamping mengandalkan tenaga fisik manusia. Produksi pertanian masyarakat Desa Tangkidik pada awalnya masih bersifat
konsumtif artinya hasil pertanian diutamakan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pokok keluarga, baru selebihnya dijual untuk kebutuhan lainnya. Pola pemikiran yang
seperti itu menyebabkan masyarakat Desa Tangkidik pada awalnya hanya menanam tanaman palawija tanaman yang berumur pendek. Ada beberapa jenis tanaman yang
biasanya ditanam oleh masyarakat Desa Tangkidik pada saat itu seperti sayur- sayuran, padi, ubi, jagung, cabe, buncis, kentang, tomat, kacang-kacangan dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1980 terjadi perubahan pada sistem pertanian masyarakat Desa Tangkidik. Perubahan pertanian terjadi dari pertanian palawija tanaman berumur
pendek kepada pertanian holtikultura tanaman keras. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perubahan sistem pertanian di Desa Tangkidik seperti alasan
ekonomis harga, kepraktisan dalam mengelola dan masalah kesuburan tanah. Pada awal memulai pertanian holtikultura, masyarakat Desa Tangkidik
menanam buah-buahan yakni buah jeruk
28
khususnya jeruk manis. Hal ini menyebabkan masyarakat Desa Tangkidik terkenal dengan petani jeruk. Jeruk yang
mereka budidayakan adalah jeruk manis. Jeruk manis merupakan salah satu jenis jeruk yang dibudidayakan di Indonesia. Jeruk manis ini memiliki nama latin yaitu
citrus aurantinium atau citrus sinensis.
29
Budidaya pertanian jeruk di Desa Tangkidik ini pada awalnya dilakukan oleh salah seorang masyarakat desa tersebut yang bernama Norsan Barus.
Jeruk termasuk dalam jenis buah-buahan yang nilai gizinya cukup tinggi dan memberi penghasilan yang tidak sedikit artinya bila diusahkan secara sungguh-
sungguh. Di samping itu jeruk merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang mengandung zat-zat pengatur proses dalam tubuh manusia yang setiap hari mutlak
dibutuhkan dan makin digemari masyarakat.
30
28
Jeruk terdiri dari berbagai varietas yang mempunyai arti penting dari segi ekonomis. Berdasarkan karakteristik bentuk, sifat fisik buah, dan manfaatnya jeruk yang dibudidayakan di
Indonesia dapat dibagi menjadi enam golongan besar, yakni: jeruk keprok citrus nobilis, jeruk siam citrus microcarpa, jeruk manis citrus sinensis, jeruk besar citrus maximamus herr, dan jeruk
sayur.
29
R. Bambang Soelaroso, Budidaya Jeruk Bebas Penyakit, Jakarta: Knsius, 1996, hal.19.
30
Wawancara dengan Karben Barus di Desa Tangkidik Kecamatan Barusjahe, pada tanggal 23 Juli 2010.
Norsan Barus memulai budidaya pertanian jeruk manis yaitu sejak tahun 1980. Awalnya Norsan
Universitas Sumatera Utara
Barus memulai budidaya tanaman jeruk ini dengan menanam 400 batang jeruk manis di tanah seluas satu hektar. Ketertarikan Norsan Barus untuk menanam jeruk ini
setelah melihat keberhasilan petani-petani jeruk diberbagai daerah yang ada di Tanah Karo. Norsan Barus kemudian meminta bibit jeruk dari salah seorang temannya
bernama Johannis Ginting yang tinggal di Desa Barus Julu. Percobaan Norsan Barus dalam menggeluti usaha bertani jeruk ternyata
membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini kemudian membangkitkan minat masyarakat Desa Tangkidik untuk mengikuti jejak Norsan Barus dalam menanam
jeruk. Tanaman ini dianggap sebagai tanaman komersil oleh masyarakat Desa Tangkidik yang dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Pertanian jeruk tentunya membutuhkan lahan yang dapat digunakan dalam jangka panjang karena tanaman ini termasuk jenis tanaman yang berumur panjang.
Namun hal tersebut tidak menjadi masalah karena masyarakat Desa Tangkidik pada umumnya memiliki lahan sendiri, oleh karena itu memungkinkan untuk menanam
jeruk.
3.2 Proses Pertanian Jeruk 1980-1995