4.4 Kesehatan
Masalah kesehatan begitu penting bagi semua orang begitu juga dengan masyarakat Desa Tangkidik. Pentingnya kesehatan merupakan suatu gejala yang
terlihat berkembang di kalangan masyarakat dengan keyakinan akan dunia medis. Sarana kesehatan yang ada di Desa Tangkidik sudah ada sejak puskesmas dibangun
pada tahun 1991 yang terletak di Desa Tangkidik. Puskesmas tersebut sangat membantu masyarakat terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan
dan menolong para ibu yang melahirkan.
Sebelum adanya medis di Desa Tangkidik, masyarakat desa ini masih mengunakan tenaga obat tradisional. Hal ini kurang efisien terhadap masalah
kesehatan karena obat yang digunakan sebagian tidak sesuai dengan keluhan pasien, dan sebagian obat digunakan tidak steril dan orang yang menangani tidak
professional terhadap masalah kesehatan. Dari pernyataan tersebut betapa pentingnya kesehatan untuk mengurangi angka kematian.
Puskesmas yang ada di Desa Tangkidik ini ditangani oleh seorang bidan desa yang bernama Permina Br Tarigan. Kedatangan bidan desa ini membuat masyarakat
Desa Tangkidik lebih mudah dan lebih cepat untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan bagi yang sakit maupun ibu-ibu yang mau melahirkan.
Sebelum adanya puskesmas di Desa Tangkidik maka semua masyarakat desa ini kesulitan untuk mendapatkan pengobatan terutama para ibu-ibu yang mau
melahirkan. Masyarakat yang mau berobat harus terlebih dahulu berjalan kaki sekitar 2 km baru bisa mendapatkan pengobatan dari tim medis yang terdapat di Desa
Tigajumpa. Pada tahun 1992 puskesmas Desa Tangkidik ini telah melayani
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dalam hal Keluarga Berencana KB sebagai program pemerintah guna membatasi jumlah kelahiran.
4.5 Pola Hidup
Pola hidup atau seringkali disebut dengan gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh banyak hal seperti tingkat pendapatan, kekuasaan, pendidikan, lingkungan dan
sebagainya. Pada umumnya gaya hidup menunjukkan status golongan dalam masyarakat, maka gaya hidup sendiri menjadi simbol posisi sosial golongan tertentu,
termasuk kekayaan, kekuasaan serta kewibawaan. Dalam pola pemukiman masyarakat Desa Tangkidik tidak tampak adanya
perbedaan antara penduduk asli dengan penduduk pendatang. Semuanya membaur satu sama lain. Bentuk bangunan pemukiman masyarakat Desa Tangkidik pada
umumnya masih sederhana dan tidak sedikit yang tinggal di rumah dengan bangunan tradisional. Kemudian bentuk-bentuk bangunan rumah di Desa Tangkidik pada tahun
1993 mulai mengalami perubahan, yang merupakan salah satu implikasi dari pertanian jeruk yang digeluti masyarakatnya. Semakin meningkatnya pemasukan
keluarga memungkinkan masyarakat dapat mencukupi kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder lainnya seperti membangun rumah. Hal ini menyebabkan
semakin ditinggalkannya rumah-rumah panggung yang merupakan bangunan tradisional.
Biasanya etnis Batak Karo memiliki kebiasaan untuk menyimpan harta bendanya dengan membeli tanah. Demikian halnya dengan masyarakat Karo yang
bertempat tinggal di Desa Tangkidik juga melakukan hal yang demikian. Dengan
Universitas Sumatera Utara
membeli tanah maka kekayaan mereka tidak akan pernah berkurang harganya, malah akan menjadi lebih besar karena harga tanah tidak akan mungkin menurun bahkan
akan bertambah setiap tahunnya. Selain menyimpan harta dalam bentuk tanah, masyarakat Desa Tangkidik juga menginvestasikannya dalam bentuk barang-barang
berharga seperti emas dan berlian. Barang-barang ini dapat dijual kembali apabila uang dibutuhkan untuk mencukupi keperluan lain. Namun cara seperti ini kadang
kala menyebabkan kerugian pada si pemilik karena pada saat menjual sering kali harganya lebih murah dari pada saat membeli.
Masyarakat Desa Tangkidik banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Perubahan yang paling jelas terutama dalam pola hidup yang konsumtif.
Terbukti dengan meningkatnya pembelian benda-benda elektronik yang terdapat dalam masyarakat seperti: TV, Radio, Mobil, Sepeda Motor, dan sebagainya.
Perubahan sikap masyarakat dalam bidang mata pencaharian dan prilaku disebabkan oleh faktor pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk memperluas
jaringan kerjasama. Perumbuhan penduduk dapat disebabkan oleh datangnya penduduk baru, kelahiran, kematian, penduduk yang keluar .
Perubahan sikap maasyarakat Desa Tangkidik juga tampak pada semakin tingginya persaingan antar sesama masyarakat. Persaingan ini merupakan persaingan
yang bersifat positif. Persaingan yang terjadi pada masyarakat berupa pemilikan sesuatu barang dan juga dalam hal pendidikan anaknya. Masyarakat Desa Tangkidik
berlomba-lomba untuk memperoleh sesuatu barang, misalnya keluarga si A telah memiliki sepeda motor atau tv, maka tetangganya akan giat bekerja agar ia dapat
memiliki barang tersebut. Demikian halnya dengan pendidikan, apabila keluarga si B
Universitas Sumatera Utara
telah berhasil menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah yang berkualitas baik maupun telah menempuh pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi, maka
masyarakat yang lain juga akan berusaha semaksimal mungkin agar bisa melakukan seperti yang dlakukan oleh keluarga si A. Pada umumnya orang tua menginginkan
yang terbaik bagi anak-anaknya karena anak merupakan harta yang paling berharga bagi setiap orang tua. Untuk itu setiap orang tua akan berusaha dengan semaksimal
mungkin untuk hal tersebut. Hal ini tentunya memberi dampak positif pada masyarakat tersebut yaitu semakin giatnya bekerja. Namun persaingan yang ada pada
masyrakat Desa Tangkidik tidak terlepas dari persaingan tidak sehat. Hal ini terjadi bagi sebahagian kecil masyarakat Desa Tangkidik. Persaingan tidak sehat ini
menyebabkan lahirnya kecemburuan sehingga bagi yang berpikiran sempit akan berusaha mengambil jalan pintas seperti pergi kedukun untuk meminta agar orang
yang dicemburuinya tersebut terkena penyakit ataupun kecelakaan. Persaingan tidak sehat ini juga tampak pada salah satu contoh berikut ini: apabila si A memiliki uang
yang lebih sehingga ia mampu membeli angkutan pribadi dan kemudian dijadikan sebagai angkutan pedesaan, maka orang-orang yang tidak suka sering kali mencekal
agar angkutan tersebut tidak masuk ke Desa Tangkidik. Hal-hal seperti ini menyebabkan perkembangan sarana transportasi di desa ini tidak berkembang dengan
baik.
4.6 Sarana Transportasi.