Pendekatan dan Metode Penelitian Analisis Data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian, yaitu definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel termasuk teknik pengambilan sampel, dan pengumpulan serta analisis data.

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang menggunakan penghitungan statistik untuk menjabarkan permasalahan penelitian Matsumoto, 2009. Menurut Coor 2009, pada sebagian besar peneliti kepribadian, mereka membangun asumsi uji ilmiah atas teori kepribadian membutuhkan pengukuran secara kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif agar memperoleh gambaran secara lebih objektif dan lebih terukur. Sementara metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi non-eksperimental. Metode ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable, dimana dalam analisa data menggunakan data-data numerikal dan angka yang diolah melalui metode statistik. Hasil yang diperoleh dari analisa data secara statistik tersebut akan diuraikan dalam kesimpulan secara deskriptif. 71

3.2. Variabel Penelitian

Dependent Variable variabel terikat adalah variabel yang disebabkan dipengaruhi oleh variabel yang lain Whitley, 2001. Dependent variable dalam penelitian ini adalah resiliensi. Sementara Independent Variable variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan mempengaruhi variabel yang lain Whitley, 2001. Independent Variable dalam penelitian ini adalah self-esteem dan religiusitas.

3.2.1. Definisi Konseptual

a. Resiliensi resilience adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi, mengatasi, mempelajari, atau berubah melalui kesulitan-kesulitan yang tak terhindarkan Grotberg, 2003. b. Self-esteem adalah nilai yang dilekatkan pada diri kita. Self-esteem juga berarti penilaian atas ‘harga diri’ kita sebagai manusia, berdasarkan pada persetujuan atau pengingkaran atas diri dan perilaku kita Minchinton, 1993. c. Religiusitas adalah seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari daily spiritual experience, mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai value, meyakini ajaran agama belief, memaafkan forgiveness, melakukan praktek beragama secara pribadi private religious practice, menggunakan agama sebagai coping religiousspiritual coping, mendapat dukungan sesama penganut agama religious support, mengalami sejarah keberagamaan religiousspiritual history, mengikuti organisasi atau kegiatan keagamaan organizational religiousness dalam Fetzer, 2003.

3.2.2. Definisi Operasional

a. Resiliensi adalah skor yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala model likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai yang meliputi tiga aspek resiliensi menurut Grotberg 2003: I HAVE External Supports, I AM Inner Strengths, dan I CAN Interpersonal and Problem-Solving Skills. b. Self-Esteem adalah skor yang diperoleh hasil pengukuran menggunakan skala likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju yang meliputi tiga aspek self-esteem menurut Michington 1993: Perasaan tentang diri sendiri, perasaan tentang hidup dan perasaan tentang orang lain. c. Religiusitas adalah skor yang diperoleh hasil pengukuran menggunakan skala likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju yang meliputi tiga dimensi religiusitas menurut Fetzer 2003: Seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari daily spiritual experience, mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai values, meyakini ajaran agama beliefs, memaafkan forgiveness, melakukan praktek beragama secara pribadi private religious practices, menggunakan agama sebagai coping religiousspiritual coping, mendapat dukungan sesama penganut agama religious support, mengalami sejarah keberagamaan religiousspiritual history, dan mengikuti organisasi atau kegiatan keagamaan organizational religiousness.

3.3. Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi dan Sampel

Menurut Matsumoto 2009, populasi adalah sejumlah individu yang berada di antara suatu area tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di Yayasan Pendidikan HIMMATA sekolah bagi anak jalanan dan masyarakat miskin kota, di Plumpang, Jakarta Utara. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 208 orang. Sementara sampel, adalah proses menentukan beberapa individu dari suatu populasi Matsumoto, 2009. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 146 orang.

3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, yaitu menentukan sampel dengan cara random pada populasi sehingga tiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih Matsumoto, 2009; Balnaves, 2001. Sementara teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel dimana tiap unit populasi diberi nomor, kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara random Nazir, 2005.

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik skala. Skala digunakan karena melihat responden yang jumlahnya besar dan dapat mengungkap hal-hal yang sifatnya rahasia. Tujuan penggunaan skala ini adalah untuk memperoleh data mengenai self-esteem dan religiusitas serta resiliensi pada remaja. Bentuk skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert berisi sejumlah item pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap partisipan dengan memilih salah satu dari empat alternatif jawaban: Sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Untuk penghitungan skor dari setiap jawaban pada pernyataan favorable adalah: SS= 4, S= 3, TS= 2, STS= 1. Sementara pada pernyatan unfavorable adalah: SS= 1, S= 2, TS=3, STS= 4. Tabel 3.1 Skor untuk Setiap Pernyataan Pada Skala Skala Favorabel + Unfavorable - Sangat Setuju SS Setuju S Tidak Setuju TS Sangat Tidak Setuju STS 4 3 2 1 1 2 3 4

3.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dari self-esteem menggunakan skala likert yang berisi empat alternatif jawaban: Sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala self-esteem meliputi tiga karakteristik self-esteem menurut Michington, yaitu: a. Perasaan tentang diri sendiri; b. Perasaan tentang Hidup; c. Perasaaan tentang orang lain. Tabel 3.2 Blue Print Skala Self-Esteem Variabel Dimensi No. Item Jumlah Favorable Unfavorable Self-Esteem Perasaan Tentang Diri Sendiri 1,2,3,6 4,5 6 Perasaan Tentang Hidup 9,11,12 7,8,10 6 Perasaan Tentang Orang Lain 15,16,18 13,14,17 6 Jumlah 10 8 18 Instrumen penelitian dari religiusitas menggunakan skala yang diadopsi dari skala Fetzer 2003 dan dimodifikasi serta disusun menggunakan skala likert yang berisi empat alternatif jawaban: Sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala religiusitas mencakup dimensi-dimensi religiusitas menurut Fetzer 2003, yaitu: a. Daily spiritual experience seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari; b. Value mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai; c. Belief meyakini ajaran agama; d. Forgiveness memaafkan; e. Private religious practice melakukan praktek beragama secara pribadi; f. Religiousspiritual coping menggunakan agama sebagai coping; g. Religious support mendapat dukungan sesama penganut agama; h. Religiousspiritual history mengalami sejarah keberagamaan; dan i. Organizational religiousness mengikuti organisasi atau kegiatan keagamaan. Tabel 3.3 Blue Print Skala Religiusitas Variabel Dimensi No. Item Jumlah Favorable Unfavorable Religiusitas Daily Spiritual Experience 1,3,4 2 4 Values 5,6 7 3 Belief 9,10,11 8 4 Forgiveness 12,13,14 15 4 Private Religious Practice 16,18,19 17 4 ReligiousSpiritual Coping 20,22,23 21 4 Religious Support 24,26 25 3 ReligiousSpiritual History 28,29,30 27 4 Organizational Religiousness 31,33 32 3 Jumlah 24 9 33 Sementara instrumen penelitian dari resiliensi menggunakan skala yang diadopsi dari skala Grotberg 2003, dan disusun kembai menggunakan skala model likert yang berisi empat alternatif jawaban: Sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala resiliensi meliputi tiga karateristik resiliensi menurut Grotberg 2003, yaitu: I HAVE External Supports, I AM Inner Strengths, dan I CAN Interpersonal and Problem-Solving Skills. Tabel 3.4 Blue Print Skala Resiliensi Variabel Dimensi No. Item Jumlah Favorable Unfavorable Resiliensi I HAVE 1,2,3,4,5,6,7 - 7 I AM 8,9,10,11,12,13,14 - 7 I CAN 15,16,17,18,19,20,21 - 7 Jumlah 21 21

3.4.3. Uji Validitas Alat Ukur

Validitas adalah suatu indikator statistik atas suatu derajat ukuran yang secara akurat menggambarkan target konstruk atau fenomena, validitas juga berarti derajat kesimpulan logis yang didapat dari data yang tersedia. Pada hakikatnya, validitas menguji apakah suatu tes, penilaian, atau studi dapat secara efektif mengukur apa yang hendak diukur. Matsumoto, 2009. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan software Lisrel 8.70. Joreskog Sorbom, 2004. Hasil dari pengujian validitas tiap alat ukur tersebut akan dibahas di bawah ini.

1.4.3.1 Uji Validitas Skala Resiliensi

Peneliti menguji apakah 21 item resiliensi yang ada bersifat unidimensional mengukur skala resiliensi. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 521.68; df = 189; P-value = 0.00000; RMSEA = 0.110. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model yang fit dengan nilai Chiq – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang berarti model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, dengan pengertian lain bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja, yaitu resiliensi. Kemudian peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Resiliensi No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikansi 1. 0.29 0.08 3.41 V 2. 0.16 0.08 1.88 X 3. 0.54 0.08 6.69 V 4. 0.42 0.08 5.10 V 5. 0.10 0.09 1.12 X 6. 0.34 0.08 4.07 V 7. 0.58 0.08 7.44 V 8. 0.59 0.08 7.62 V 9. 0.64 0.08 8.28 V 10. 0.61 0.08 7.94 V 11. 0.62 0.08 7.75 V 12. 0.79 0.07 11.16 V 13. 0.66 0.08 8.68 V 14. 0.73 0.08 9.97 V 15. 0.51 0.08 6.42 V 16. 0.45 0.08 5.66 V 17. 0.19 0.09 2.17 V 18. 0.55 0.08 7.05 V 19. 0.50 0.08 6.34 V 20. 0.52 0.08 6.46 V 21. 0.31 0.08 3.75 V Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan. Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 2 5 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor lainnya signifikan. Dengan demikian item 2 5 akan didrop. Artinya bobot nilai pada item 2 5 tidak akan ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item di atas, apakah ada yang bermuatan negatif. Berdasarkan tabel 4.3, pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian tidak ada item yang didrop, kecuali item 2 5. Pada model pengukuran ini, terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, artinya dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat multidimensional pada diri masing-masing item. Korelasi kesalahan pengukuran item tersebut ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran dari Item Resiliensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 1 2 1 3 1 4 1 5 V 1 6 1 7 V 1 8 1 9 V V 1 10 V V 1 11 V V 1 12 V V V 1 13 V 1 14 V 1 15 V V 1 16 V 1 17 V V 1 18 V 1 19 V V 1 20 V V V V V 1 21 V V V V V 1 Ket: Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item. Item yang baik adalah item yang kesalahan penukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi, tetapi paling tidak terdapat empat item yang korelasi kesalahan pengukurannya hanya satu saja, yaitu item 13, 14, 16 dan 18. Sedangkan item yang tidak bagus adalah item 9 karena kesalahan pengukuran item tersebut terlalu banyak berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi dengan kesalahan pengukuran lainnya, maka item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lainnya. Dengan demikian item 9 akan didrop, artinya bobot nilai pada item 9 tidak akan diikutsertakan dalam analisis penghitungan faktor skor. Langkah selanjutnya adalah menghitung faktor skor item-item resiliensi yang tidak didrop, faktor skor ini dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan faktor skor ini tidak menjumlahkan item-item variabel pada umumnya, tetapi justru dihitung true score pada tiap item. Setelah didapatkan faktor skor, peneliti merubah faktor skor menjadi T skor. T skor ini memiliki fungsi, pertama untuk menyamakan skala pengukuran yang berbeda-beda, hal ini hampir sama ketika mengukur Z score. Perbedaannya, Z score memiliki rentangan mean = 0 dan standar deviasi = 1, sedangkan T skor memiliki rentangan mean = 50 dan standar deviasi = 15. Fungsi T skor yang kedua adalah untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar pembaca mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun rumus T skor yaitu: T skor = 15 x faktor skor + 50 Setelah didapatkan faktor skor yang telah berubah menjadi T skor, maka nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk variabel religiusitas dan self-esteem.

3.4.3.2 Uji Validitas Skala Religiusitas

Peneliti menguji apakah 33 item religiusitas yang ada bersifat unidimensional mengukur skala religiusitas. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 612.68; df = 495; P-value = 0.00023; RMSEA = 0.040. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi – Square menghasilkan P- value 0.05 tidak signifikan, yang berarti model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja, yaitu religiusitas. Kemudian melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Religiusitas No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikansi 1. 0.062 0.12 5.06 V 2. 0.23 0.13 1.77 X 3. 0.62 0.12 5.03 V 4. 0.77 0.12 6.50 V 5. 0.62 0.12 5.06 V 6. 0.56 0.12 4.52 V 7. 0.34 0.13 2.67 V 8. 0.52 0.12 4.16 V 9. 0.56 0.12 4.53 V 10. 0.35 0.13 2.73 V 11. 0.58 0.12 4.67 V 12. 0.29 0.13 2.31 V 13. 0.46 0.13 3.66 V 14. 0.41 0.13 3.24 V 15. 0.41 0.13 3.23 V 16. 0.38 0.13 3.02 V 17. 0.20 0.13 1.56 X 18. 0.55 0.12 4.39 V 19. 0.38 0.13 3.01 V 20. 0.63 0.12 5.15 V 21. 0.27 0.13 2.09 V 22. 0.43 0.13 3.38 V 23. 0.55 0.12 4.44 V 24. 0.60 0.12 4.92 V 25. 0.52 0.12 4.21 V 26. 0.11 0.13 0.84 X 27. 0.45 0.13 3.57 V 28. 0.45 0.13 3.60 V 29. 0.51 0.12 4.06 V 30. 0.56 0.12 4.53 V 31. 0.50 0.12 4.04 V 32. 0.44 0.13 3.51 V 33. 0.45 0.13 3.61 V Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan. Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor item 2, 17 26 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor lainnya signifikan. Dengan demikian item 2, 17 26 akan didrop. Artinya bobot nilai pada item 2, 17 26 tidak akan ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item di atas, apakah ada yang bermuatan negatif. Berdasarkan tabel 4.5, pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian tidak ada item yang didrop, kecuali item 2, 17 dan 26. Pada model pengukuran ini, terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat multidimensional pada diri masing-masing item. Korelasi kesalahan pengukuran item ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.8 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran dari Item Religiusitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 V 1 9 1 10 1 11 1 12 1 13 1 14 1 15 1 16 1 17 1 18 1 19 1 20 V 1 21 1 22 V 1 23 1 24 1 25 1 26 1 27 V 1 28 1 29 1 30 1 31 1 32 1 33 1 Ket: Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item. Seperti pada penjelasan sebelumnya, bahwa item yang baik adalah item yang kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Pada model ini hanya terdapat empat item yang memiliki kesalahan pengukuran karena berkorelasi dengan item yang lainnya, itupun berkorelasi hanya pada satu item yang lain saja, yaitu item 8, 20, 22, dan 27, sementara item yang lain tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran. Artinya item yang tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran dengan item lainnya, maka item tersebut hanya mengukur apa yang hendak diukur. Dan berdasarkan tabel di atas, maka tidak ada item yang akan didrop, kecuali item 2, 17 dan 26 pada tabel muatan faktor item religiusitas.

3.4.3.3 Uji Validitas Skala Self-Esteem

Peneliti menguji apakah 18 item self-esteem yang ada bersifat unidimensional mengukur skala self-esteem. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 882.82; df = 135; P-value = 0.00000; RMSEA = 0.195. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi – Square menghasilkan P- value 0.05 tidak signifikan, yang berarti model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja, yaitu self-esteem. Kemudian melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Self-Esteem No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikansi 1. -0.03 0.09 -0.36 X 2. 0.16 0.09 1.84 X 3. 0.21 0.08 2.47 V 4. 0.55 0.08 6.92 V 5. 0.61 0.07 8.08 V 6. 0.10 0.08 1.20 X 7. 0.62 0.08 8.24 V 8. 0.72 0.07 9.72 V 9. 0.29 0.08 3.50 V 10. 0.81 0.07 11.56 V 11. 0.34 0.09 3.87 V 12. 0.15 0.09 1.73 X 13. 0.88 0.07 12.99 V 14. 0.73 0.07 10.23 V 15. 0.11 0.09 1.30 X 16. 0.25 0.09 2.90 V 17. 0.62 0.08 8.00 V 18. 0.55 0.08 6.85 V Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan. Berdasarkan tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor item 1, 2, 6, 12, dan 15 saja yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor lainnya signifikan. Dengan demikian item 1, 2, 6, 12, dan 15 akan didrop. Artinya bobot nilai pada item-item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item di atas, apakah ada yang bermuatan negatif. Berdasarkan tabel di atas, pada kolom koefisien terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item 1. Maka pada item 1, selain karena t 1.96, item tersebut juga bermuatan negatif. Maka item 1 bersama dengan item 2, 6, 12, dan 15 akan didrop. Pada model pengukuran ini, terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat multidimensional pada diri masing-masing item. Korelasi kesalahan pengukuran item ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.10 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran dari Item Self-Esteem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 2 V 1 3 V 1 4 V V 1 5 1 6 V V 1 7 V V 1 8 V 1 9 V V V 1 10 V V 1 11 V V V V 1 12 V V V 1 13 V V V 1 14 V V V V 1 15 V V V V V V 1 16 V V V V V V 1 17 V V V V V 1 18 V V V V V V 1 Ket: Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item. Item yang baik adalah item yang kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi. Sedangkan item yang tidak bagus adalah item 1, 2, 11, 15, 16, dan 18, karena kesalahan pengukuran item tersebut terlalu banyak berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi dengan kesalahan pengukuran lainnya, maka item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lainnya. Maka dengan demikian item 1, 2, 11, 15, 16, dan 18 akan didrop, artinya bobot nilai pada item-item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam analisis penghitungan faktor skor.

3.5. Analisis Data

Analisis penelitian merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena melalui analisis suatu data dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Nazir, 2005. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Statistic Multiple Regression Analysis analisis regresi berganda, yaitu suatu metode menganalisa keragaman variabel dependen melalui pengelompokan ulang informasi yang tersedia pada satu atau lebih variabel independen Pedhazur, 1973 Untuk kebutuhan pengujian hipotesis mayor, penulis menggunakan rumus perasamaan regresi sebagai berikut: Y’= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 +….+ b 12 X 12 Keterangan: Y’ : Variabel dependen A : Konstanta intersepsi; besarnya sama dengan Y’ jika X = 0 b 1 ,b 2 ,b 3 ,…,b 12 : Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan X 1 ,X 2 ,X 3 ,… , X 12 : Variabel Independen Dengan dependen variabel resiliensi dan independen variabel, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Y’ : Resiliensi a : Konstan intersepsi b : Koefisien regresi X1 : Daily Spiritual Experience X2 : Values X3 : Beliefs X4 : Forgiveness X5 : Private Religious Practice X6 : ReligiousSpiritual Coping X7 : Religious Support X8 : ReligiousSpiritual History X9 : Organizational Religousness X10 : Perasaan Tentang Diri Sendiri X11 : Perasaan Tentang Hidup X12 : Perasaan Tentang Orang Lain Dari analisis regresi berganda dapat diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi berganda antara dependen variabel resiliensi dengan daily spiritual experience, value, belief, forgiveness, private religious practice, religiousspiritual coping, religious support, religiousspiritual history, organizational religiousness, perasan tentang diri sendiri, perasaan tentang hidup dan perasaan tentang orang lain. Besarnya nilai resiliensi disebabkan oleh independen variabel yang telah disebutkan, ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R 2 R Square. R 2 merupakan perkiraan proporsi varians dari resiliensi yang dijelaskan oleh variabel daily spiritual experience, value, belief, forgiveness, private religious practice, religiousspiritual coping, religious support, religiousspiritual history, organizational religiousness, perasan tentang diri sendiri, perasaan tentang hidup dan perasaan tentang orang lain. Uji R 2 yang dilakukan mengindikasikan apakah regresi Y pada variabel independen secara bersama-sama signifikan secara statistik.

3.6. Prosedur Penelitian